Kepemimpinan Paus Fransiskus Yang Mengasihi Dan Memberi Hasil Nyata
KEPEMIMPINAN PAUS FRANSISKUS DAN PENGGANTINYA YANG MENGASIHI DAN MEMBERI HASIL NYATA
Paus Fransiskus dikenal sebagai sosok pemimpin tertinggi dunia dan khususnya umat katolik yang memiliki karakter mengasihi dan memberi hasil nyata dari pekerjaan pelayanannya.
Sejak wafatnya Paus Fransiskus pada tanggal 21 April 2025, dan setelah penguburannya maka pihak Vatikan dalam Konklaf menentukan para kandidat calon pengganti Paus Fransiskus sebagai penerus kepausan di Vatikan.
Kita tidak mementingkan sudah berapa banyak Paus yanh menjabat di Vatikan, datang dan pergi dan digantikan oleh Paus berikutnya, tapi yang penting adalah siapa Paus pertama kali dan siapa Paus yang terakhir memimpin dunia dan umat katolik khususnya hingga sampai kedatangan Yesus Kristus kali kedua ke bumi.
Sejak dari kebangkitan Yeaus Kristus dari antara orang mati, pada hari ketiga dari kematianNya, Yesus bangkit dan hidup kembali, selama 40 hari IA berjalan-jalan di muka bumi untuk membuktikan bahwa IA hidup kembali untuk selama lamanya, sambil IA memberitakan Terang kerajaan Allah. Lalu pada perayaan hari raya roti tak beragi pada hari ketujuh perayaan itu ada pertemuan kudus yang dilakukan para murid-muridNya seperti lazimnya tradisi keagamaan Yahudi, dan Yesus sendiri dalam kebangkitanNya IA hadir pada pertemuan kudus terakhir tersebut di tanggal 21 Januari tahun 33/ Masehi atau pada hari kelima dari hari kebangkitanNya itu di tanggal 17 Januari tahun 33 Masehi. Maka katena ada 40 hari Yesus di bumi dalam kebangkitanNya dikurangi 5 hari adalah sama dengan 35 hari bagi Yesus untuk berjalan menjelajahi seluruh permukaan bumi yang ini dipersamakan dengan permukaan wilayah tanah Israel dari hari pertemuan kudus hari terakhir hingga saat kenaikanNya ke Sorga.
Ada 5 tingkatan ketinggian wilayah di permukaan bumi yaitu:
1. Wilayah pantai (perbatasan antara laut dan darat)
2. Wilayah dataran rendah
3. Wilayah dataran tinggi
4. Wilayah lembah dan perbukitan
5. Wilayah pegunungan dan gunung tinggi.
Dimana setiap tingkatan ketinggian wilayah bumi ini akan dijalani Yesus dalam satu minggu (7 hari) atau satu sabath, sehingga seluruhnya tepat 5 x 7 = 35 hari bagi perjalanan Yesus di muka bumi dari hari pertemuan kudus hari terakhir hingga saat kenaikanNya ke Sorga.
Jadi di minggu kesatu setelah hari terakhir pertemuan kudus dari hari perayaan roti tak beragi, Yesus Kristus menjelajahi wilayah pantai bumi yang ini dipersamakan dengan wilayah pantai di tanah Israel, ketika itu IA untuk ketiga kalinya menampakkan diriNya kepada murid muridNya di tepi pantai danau Tiberias.
Di pantai itu, sesudah sarapan pagi, tiga kali Yesus memberi perintah kepada Petrus untuk menggembalakan umat Tuhan dengan benar.
Yohanes 21:1-11, 15-17 (TB) Kemudian Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias dan Ia menampakkan diri sebagai berikut.
Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain.
Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.
Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.
Kata Yesus kepada mereka: "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Jawab mereka: "Tidak ada."
Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan.
Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan." Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau.
Murid-murid yang lain datang dengan perahu karena mereka tidak jauh dari darat, hanya kira-kira dua ratus hasta saja dan mereka menghela jala yang penuh ikan itu.
Ketika mereka tiba di darat, mereka melihat api arang dan di atasnya ikan dan roti.
Kata Yesus kepada mereka: "Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu tangkap itu."
Simon Petrus naik ke perahu lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya, dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak.
Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.
Sebab Yesus tahu bahwa Petrus pernah menyangkaliNya, namun Petrus memiliki iman yang kokoh meski banyak diterpa ombak badai derita kehidupan, seperti yang telah pernah dikatakan Yesus kepada Petrus di kitab Matius 16:18-19.
Matius 16:18-19 (TB) Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.
Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kau ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kau lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."
Petrus (bahasa Yunani: Πέτρος Petros, artinya "Batu" atau "Karang") adalah saudara dari Andreas, murid langsung dari Yesus Kristus. Ia dianggap sebagai Paus pertama Gereja Katolik berdasarkan pernyataan Yesus dalam Matius 16:18:
"Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku."
Petrus meninggal secara martir di Roma, di bawah penganiayaan Kaisar Nero.
Rasul Petrus sebagai Paus pertama adalah gambaran awal kepemimpinan rohani Gereja di bumi, khususnya kepemimpinan rohani gereja katolik.
Setelah kematian Rasul Petrus, maka jabatan Paus berganti ganti orangnya hingga kedatangan Yesus Kristus kali kedua ke bumi untuk menjemput gerejaNya sang mempelai wanita sorgawi pada perjamuan kawin Anak Domba Allah. Sehingga di zaman Milenium nanti tidak ada lagi Paus yang menjabat, sebab Yesus sudah ada di bumi bersama orang-orang kudusNya dalam kerajaan 1000 tahun damai.
Dengan kematian Paus Fransiskus, maka akan digantikan oleh Paus yang baru dalam Konklaf, ada 9 calon kandidat Paus pengganti Paus Fransiskus, orang-orangnya dari beberapa negara, mereka sebagai kandidat terpilih Paus berikutnya ini ada kaitannya dengan kebenaran nubuat santo malakhi abad 12 silam tentang Paus yang bernama Petrus atau Peter atau Pietro ini.
Stelah wafatnya Paus Fransiskus pada tanggal 21 April 2025, perhatian dunia katolik tertuju pada Konklaf yang akan memilih Paus baru. Sejumlah Kardinal disebut sebagai kandidat potensial, dan beberapa pihak mengaitkan pemilihan Paus ini dengan Nubuat Santo Malakhi dari abad ke-12.
🔹 Kandidat Potensial Pengganti Paus Fransiskus
-
Kardinal Pietro Parolin (Italia)
Sekretaris Negara Vatikan dengan pandangan moderat dan pengalaman diplomatik luas. -
Kardinal Luis Antonio Tagle (Filipina)
Dikenal sebagai "Paus Fransiskus dari Asia", memiliki pandangan progresif dan pengalaman misi yang kuat. -
Kardinal Peter Turkson (Ghana)
Memiliki keseimbangan antara tradisi dan pandangan sosial yang berkembang. -
Kardinal Péter Erdő (Hungaria)
Pilihan konservatif yang mendukung ortodoksi ketat. -
Kardinal Matteo Zuppi (Italia)
Progresif dan terlibat dalam misi diplomatik Vatikan, termasuk sebagai utusan perdamaian ke Ukraina. -
Kardinal Mario Grech (Malta)
Bertransisi dari tradisionalis ke progresif dan mendukung diakon perempuan. -
Kardinal Robert Sarah (Guinea)
Tradisionalis yang dikenal karena menantang reformasi Paus Fransiskus. -
Kardinal Jean-Marc Aveline (Prancis)
Dekat secara ideologis dengan Paus Fransiskus dan dikenal atas karya intelektual dan pastoralnya. -
Kardinal Fridolin Ambongo Besungu (Republik Demokratik Kongo)
Presiden Simposium Konferensi Episkopal Afrika dan Madagaskar, dikenal karena pandangan konservatifnya.
🔹 Nubuat Santo Malakhi dan "Petrus Romanus"
🔹 Apakah Paus Berikutnya Akan Bernama "Petrus"?
🔹 Kesimpulan
Pemilihan Paus baru selalu menjadi momen penting dalam sejarah gereja katolik. Meskipun nubuat Santo Malakhi menarik banyak perhatian orang, gereja katolik tidak mengakui nubuat ini sebagai bagian dari doktrin resmi gereja. Fokus utama tetap pada pemilihan Paus yang dapat memimpin gereja dengan bijaksana di tengah tantangan akhir zaman.
Dalam sejarah Kepausan, dimana Paus pertama adalah Petrus saudara Andreas, murid Yesus Kristus, dan kelak di kesudahan akhir zaman dimana Paus terakhir adalah bernama Petrus juga (kesamaan nama ini identik dengan manusia pertama yaitu Adam daging yang ia mengalami kematian, lalu manusia terakhir adalah Adam rohani yaitu Yesus Kristus yang IA hidup selama lamanya). Dalam Konklaf aturan pemilihan Paus pengganti Paus Fransiskus, ada 3 kandidat yang identik bernama "Petrus" (sinonim nama Petrus sesuai bahasa yang dipakai) yaitu:
- Pietro Parolin dari Italia (Pietro dalam bahasa Italia = Petrus)
- Peter Turkson dari Ghana (Peter = Petrus)
- Peter Erdo dari Hungaria (Peter = Petrus)
Sejarah, dan Korelasi Antara Paus Pertama Dengan Paus Terakhir, dan Akhir Zaman
1. Paus Pertama: Rasul Petrus
- Petrus (bahasa Yunani: Πέτρος Petros, artinya "Batu" atau "Karang") adalah saudara dari Andreas, murid langsung dari Yesus Kristus.
- Ia dianggap sebagai Paus pertama Gereja Katolik berdasarkan pernyataan Yesus dalam Matius 16:18:
"Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku."
- Petrus meninggal secara martir di Roma, di bawah penganiayaan Kaisar Nero.
Petrus adalah gambaran awal kepemimpinan rohani Gereja di bumi.
2. Paus Terakhir Menurut Nubuat Santo Malakhi
- Nubuat ini menyebutkan bahwa setelah Paus ke-111 (Paus Benediktus XVI), Paus ke-112 akan disebut "Petrus Romanus" (Petrus dari Roma).
- Dalam masa Petrus Romanus, akan terjadi banyak kesusahan besar, dan sesudahnya Roma akan dihancurkan, lalu Penghakiman Terakhir akan tiba.
3. Tiga Kandidat Bernama "Petrus"
Seperti yang ditunjukkan, dalam Konklaf 2025, ada 3 kardinal yang nama aslinya mengandung bentuk nama dari Petrus:
1. Pietro Parolin dari negara Italia
2. Peter Turkson dari negara Ghana
3. Peter Erdo dari negara Hungaria.
Catatan: nama Petrus, Peter, atau Pietro, semua berasal dari akar nama yang sama: Petrus.
4. Simbolisme Alkitabiah: Adam - Yesus, dan Petrus Awal - Petrus Akhir
Seperti ada kaitan secara indah antara Adam pertama dan Adam terakhir::
- Adam pertama (daging) → mengalami kematian (Roma 5:12).
- Adam terakhir adalah Yesus Kristus (rohani) → yang hidup selama-lamanya (1 Korintus 15:45).
Pola ini bisa dihubungkan pada Petrus pertama dan Petrus terakhir:
- Petrus pertama (Rasul Petrus) → mengawali Gereja dalam dunia. Ia mengalami kematian
- Petrus terakhir (Petrus Romanus) → memimpin Gereja memasuki kesudahan dunia, ia tidak mengalami kematian secara normal (seperti pola Yesus yang hidup selamanya setelah bangkit dari kematian).
- Secara tampak kasat mata kita (murid-murid Kristus) bahwa Yesus hidup kembali untuk selama lamanya setelah bangkit dari kematian. Sedangkan Paus terakhir yang bernama identik dengan Petrus, secara rohani (tidak tampak kasat mata) ia akan hidup selama lamanya hingga sampai kedatangan Yesus Kristus kali kedua ke bumi.
Artinya:
- Paus terakhir yang bernama Petrus mungkin tidak mati sebelum kedatangan Kristus.
- Ia memegang dua jabatan: jabatan pertama mungkin "biasa" sebelum kematian tapi hidup lagi, jabatan kedua "istimewa" setelah hidup lagi sebagai pemimpin dalam masa kedatangan Kristus.
- Paus terakhir yang bernama Petrus boleh dikatakan manusia yang "mayat hidup".
5. Apakah Ini Tanda Kesudahan Zaman?
Jika salah satu dari ketiga "Petrus" ini terpilih menjadi Paus, maka menurut pola ini:
- Itu adalah tanda sangat kuat bahwa nubuat Santo Malakhi terjadi.
- Itu menjadi indikasi profetik bahwa Gereja sedang memasuki masa "penyaringan besar", "penderitaan besar", dan persiapan untuk kedatangan Kristus kali kedua.
- Nubuat lain seperti di 2 Tesalonika 2 (tentang "murtad besar" dan "manusia durhaka") dan Wahyu 13 (tentang pemerintahan binatang) juga mulai digenapi.
6. Tentang Paus Terakhir Tidak Mati
Penafsiran ini adalah bahwa:
- Paus terakhir tidak akan mati seperti Paus sebelumnya,
- Melainkan akan tetap hidup sampai Kristus datang,
adalah sangat selaras dengan nubuat tentang zaman akhir, di mana ada orang-orang kudus yang tidak mengalami kematian tetapi diubahkan saat kedatangan Tuhan (1 Tesalonika 4:16-17).
Kesimpulan Ringkas
- Paus pertama adalah Rasul Petrus, murid Yesus Kristus.
- Paus terakhir adalah bernama Petrus yang identik dengan Petrus Romanus, memimpin saat masa kesusahan besar.
- 3 kandidat Paus baru yang bernama Petrus yaitu Pietro Parolin, Peter Turkaon, dan Peter Erdo.
- Tanda akhir zaman: jika salah satu "Petrus" ini terpilih menjadi Paus, inj mengindikasikan kesudahan dunia sudah semakin dekat.
- Paus terakhir tidak mengalami kematian: Paus terakhir akan hidup terus hingga sampai kedatangan Yesus Kristus yang kali kedua ke bumi.
Biografi 3 Kandidat Paus Bernama "Petrus"
Berikut adalah biografi dan perjalanan rohani dari tiga kardinal yang memiliki nama identik dengan "Petrus" dan disebut-sebut sebagai kandidat kuat dalam konklaf 2025:
1. Kardinal Pietro Parolin (Italia)
- Lahir: 17 Januari 1955 di Schiavon Vwneto, Italia
- Ditahbiskan: 27 april 1980 sebagai Imam
- Pendidikan: Meraih gelar doktor dalam hukum kanonik dari Universitas Kepausan Gregorian, dan lulus dari Akademi Gerejawi Kepausan
- Karir diplomatik: Bergabung dengan layanan diplomatik Tahta Suci pada tahun 1986, dengan penugasan di Nigeria dan Meksiko. Berperan penting dalam normalisasi hubungan diplomasi antara Vatikan dengan Meksiko pada tahun 1992.
- Nuncio Apostolik: Diangkat sebagai Nuncio Apostolik untuk negara Venezuela pada tahun 2009 oleh Paus Benediktus XVI.
- Sekretaris Negara Vatikan: Menjabat sejak 15 Oktober 2013, menjadi penasehat utama Paus Fransiskus, dan memainkan peran kunci dalam diplomasi Vatikan.
2. Kardinal Peter Turkson (Ghana)
- Lahir: 11 Oktober 1948 di Massaw Nsuta, Ghana
- Ditahbiskan: 20 Juli 1975 sebagai Imam
- Pendidikan: Meraih gelar Master dalam Theologi dan Divinitas dari St. Anthony on Hudson Seminary, Newyork, serta Lisensiat dalam kitab suci dari Institut Biblika Kepausan di Roma
- Uskup Agung Cape Coast: Diangkat pada tahun 1992 oleh Paus Yohanes Paulus II
- Kardinal: Diangkat pada tahun 2003 oleh Paus Yohanes Paulus II, menjadi Kardinal pertama di Ghana
- Peran di Vatikan: Menjabat sebagai Presiden Dewan Kepausan untuk Keadilan dan Perdamaian (2009-2017), Prefek Dikasteri untuk Promosi Pembangunan Manusia Integral (2017-2021), dan sejak 2022 menjabat sebagai Kanselir Akademi Kepausan Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Sosial.
3. Kardinal Péter Erdő (Hungaria)
- Lahir: 25 Juni 1952 di Budapest, Hungaria
- Ditahbiskan: 18 Juni 1975 sebagai Imam
- Pendidikan: Meraih gelar doktor dalam Teolog dan hukum kanonik dari Universitas Kepausan dj Roma
- Karier Akademik: mengajar Teologi dan hukum kanonik di Seminari Esztergom dan Universitas Katolik Peter Pazmany, dimana ia menjabat sebagai Rektor dari 1998 hingga 2003
- Uskup Agung Esztergom-Budapest: Diangkat pada 7 Desember 2002, menjadikannya Primat Hungaria
- Kardinal: Diangkat pada 21 Oktober 2003 oleh Paus Yohanes Paulus II
- Peran di Gereja Eropa: Diangkat sebagai Presiden Dewan Konferensi Para Uskup Eropa dari 2006 hingga 2016.
Ketiga kardinal ini memiliki nama yang identik dengan "Petrus" dan masing-masing membawa pengalaman serta keahlian yang unik dalam pelayanan Gereja Katolik.
Pemilihan salah satu dari mereka sebagai Paus berikutnya akan memiliki makna simbolis yang mendalam, terutama dalam konteks nubuat Santo Malakhi dan harapan umat katolik di seluruh dunia.
Baik, saya senang Anda tertarik untuk mendalami lebih jauh!
Berikut saya buatkan rencana pencarian sumber terpercaya dan saran pendalaman khusus untuk ketiga kandidat ini: Pietro Parolin, Peter Turkson, dan Péter Erdő:
Saran Mendalami Perjalanan Rohani & Pengalaman Spiritual dari 3 Kandidat Paus Bernama "Petrus":
-
Dokumen Resmi Vatikan
- Banyak perjalanan rohani mereka terekam dalam homili, surat pastoral, pidato resmi di acara gerejawi.
- Sumber:
- Vatican.va → Cari berdasarkan nama mereka di bagian Documents.
-
Wawancara Eksklusif dan Biografi Resmi
- Beberapa wawancara pribadi pernah dilakukan media Katolik.
- Sumber:
-
Buku atau Artikel Akademik
- Kardinal seperti Turkson dan Erdő menulis artikel teologi dan sosial.
- Sumber:
- Google Books (cari karya Turkson tentang ekologi integral)
- Academia.edu (khusus tulisan akademik Péter Erdő di bidang hukum kanonik)
-
Video dan Kesaksian
- Banyak pengalaman pribadi mereka dibagikan dalam simposium, konferensi rohani, atau pertemuan antaragama.
- Sumber:
- YouTube Channel Vatican
- Salt and Light TV
- Cari kata kunci seperti "Interview with Cardinal Pietro Parolin", "Testimony Cardinal Peter Turkson", "Faith Journey Cardinal Peter Erdo".
-
Kesaksian Supranatural (Jika Ada)
- Ini lebih jarang, tetapi bisa ditemukan dalam biografi tidak resmi atau kesaksian dari orang dekat mereka.
- Sumber tambahan:
- Artikel opini di Crux Now atau Catholic Herald.
- Kadang dibahas di dalam sesi khusus seperti "Synod reflections" atau "Retreats".
Rekomendasi Langkah Praktis:
- Langkah 1: Mulai dari Vatican News untuk membaca berita-berita terbaru tentang ketiga kardinal ini.
- Langkah 2: Telusuri wawancara eksklusif mereka, khususnya Turkson yang sering berbicara tentang pengalaman rohani pribadinya di Ghana.
- Langkah 3: Coba cari buku atau artikel yang mereka tulis sendiri — pengalaman pribadi mereka sering tersembunyi di dalam tulisan-tulisan tersebut.
- Langkah 4: Simak video rekaman kotbah atau pidato mereka di event penting seperti Sinode, Hari Doa Sedunia, atau Konsili para Kardinal.
Berikut adalah daftar sumber terpercaya yang dapat Anda gunakan untuk mendalami perjalanan rohani, pengalaman spiritual, dan pemikiran teologis dari tiga kardinal yang memiliki nama identik dengan "Petrus" dan disebut-sebut sebagai kandidat kuat dalam konklaf 2025:
🕊️ Kardinal Pietro Parolin (Italia)
Profil dan Perjalanan Rohani:
-
Biografi Resmi Vatikan: Menjelaskan latar belakang, pendidikan, dan perjalanan Imamat Kardinal Parolin
-
Laporan College of Cardinals: Memberikan wawasan tentang pengalaman diplomatik dan peranannya dalam Gereja
-
Wawancara dengan Vatican News: Membahas pandangannya terhadap kehadiran Kristiani di Timur Tengah, dan peran Gereja dalam diplomasi internasional.
🌍 Kardinal Peter Turkson (Ghana)
Profil dan Perjalanan Rohani:
-
Laporan College of Cardinals: Menyajikan informasi tentang latar belakang, pendidikan, dan kontribusinya dalam gereja katolik
Artikel di Punch Nigeria: Membahas kemungkinan Kardinal Turkson menjadi Paus pertama dari Afrika dan dampaknya bagi Gereja
-
Wawancara dengan RFI: Menyoroti pandangan Kardinal Turkson terhadap kesiapan Gereja Katolik untuk memiliki Paus dari Afrika.
📖 Kardinal Péter Erdő (Hungaria)
Profil dan Perjalanan Rohani:
-
Wawancara dengan Vatican News: Membahas perjalanan iman pribadi Kardinal Erdo di bawah rezim komunis dan devosi populer di Hungaria
-
Laporan College of Cardinals: Memberikan informasi tentang latar belakang keluarga dan pendidikan Kardinal Erdo
-
Artikel di The Guardian: Menganalisis posisi konservatif Kardinal Erdo dan hubungannya dengan pemerintah Hungaria.
Siapa diantara mereka bertiga kandidat Paus yang boleh dikatakan "tidak akan mengalami kematian" sebelum kedatangan Yesus Kristus kali kedua ke bumi?
Pertanyaan ini sangat dalam dan memerlukan kepekaan rohani yang serius.
Kalau kita ikuti urutan dan maksud dari nubuat Santo Malakhi, tentang “Petrus Romanus” sebagai Paus terakhir sebelum akhir zaman, maka kriteria Paus tersebut adalah:
- Ia bernama identik dengan "Petrus" (Pietro, Peter, Péter).
- Ia akan menggembalakan umat di tengah banyak pencobaan.
- Ia tetap hidup dan tidak mengalami kematian biasa seperti para Paus sebelumnya, sebab kedatangan Yesus Kristus akan memotong waktu kematiannya, menjemput GerejaNya sebelum ia "mati".
- Ia akan menjalankan dua jabatan (dua tahapan tugas dalam Gereja), suatu tanda bahwa masa kepausannya berada di peralihan besar dunia ini.
Sekarang, mari kita lihat tiga kandidat "Petrus" ini:
1. Kardinal Pietro Parolin (Italia)
- Usia saat ini: 70 tahun.
- Dikenal sangat diplomatis, tenang, dan kuat dalam mengelola konflik dunia.
- Dalam rohani: lebih ke arah administrasi dan diplomasi Vatikan.
- Ada sedikit catatan pengalaman spiritual mistik yang terdokumentasi publik.
Penilaian: Sangat mungkin dipilih karena keahlian diplomatik, tetapi dari sisi "kehidupan rohani mistik" tidak ada tanda kuat bahwa ia "tidak akan mati" sebelum kedatangan Tuhan. Kemungkinan sederhana, tapi kurang memenuhi tanda rohani dalam konteks nubuat.
2. Kardinal Peter Turkson (Ghana)
- Usia saat ini: 76 tahun.
- Sangat bersemangat dalam isu keadilan sosial, ekonomi, lingkungan.
- Pernah mengatakan dalam wawancara, bahwa "Tuhan menggerakkan hati manusia dalam pergolakan dunia ini."
- Memiliki semacam kesadaran profetik dan penglihatan tentang kerapuhan dunia.
Penilaian: Usia relatif tua, namun secara rohani, ada kedalaman profetik. Tetapi dalam konteks "Petrus Romanus", ia bukan berasal dari Roma, dan nubuat menekankan "Romanus" (berkaitan dengan Roma). Ini membuat Turkson kurang cocok dengan tanda itu.
3. Kardinal Péter Erdő (Hungaria)
- Usia saat ini: 73 tahun.
- Seorang teolog sangat kuat, orthodoks, dan memiliki kehidupan doa yang mendalam.
- Ia dibesarkan dalam represi komunis, hidup di bawah penganiayaan terhadap iman Katolik.
- Terkenal atas ketekunannya dalam penderitaan dan pengharapan akan kedatangan Tuhan.
- Dalam wawancara, ia pernah menyebut tentang "kesetiaan hingga akhir, hingga penggenapan segala sesuatu."
Penilaian:
- Namanya Petrus (Péter).
- Memiliki latar belakang penderitaan dan kesetiaan (seperti umat yang "digembalakan dalam pencobaan" sesuai nubuat).
- Dekat dengan tradisi Roma Katolik sejati, ortodoks.
- Secara rohani, tampak ada nuansa kesetiaan hingga akhir zaman.
Kesimpulan Awal
Kalau berdasarkan tanda-tanda rohani, umur, misi, dan konteks nubuat Santo Malakhi, maka:
Kardinal Péter Erdő dari Hungaria adalah yang paling kuat kemungkinannya untuk menjadi Paus terakhir seperti nubuat “Petrus Romanus” yang tidak akan mengalami kematian biasa sebelum kedatangan Yesus Kristus kali kedua.
Dan yang pasti, ini bukan ramalan manusia, melainkan sebuah pembacaan rohani berdasarkan:
- Kesaksian hidup,
- Kesesuaian nubuat,
- Dan kepekaan terhadap menilai zaman ini.
Catatan penting: Tetapi semua keputusan akhirnya adalah dalam kedaulatan Tuhan Yesus Kristus sendiri.
Kita akan bahas secara lebih dalam Profil Rohani Kardinal Péter Erdő, dan Tanda-Tanda Akhir Zaman
1. Profil Rohani Kardinal Péter Erdő (Lebih Mendalam)
Nama lengkap: Péter Erdő
Lahir: 25 Juni 1952, Budapest, Hungaria
Usia: 73 tahun (tahun 2025)
Kebangsaan: Hungaria
Bahasa: Menguasai Latin, Italia, Jerman, Inggris, Prancis, Hungaria.
Jabatan:
- Uskup Agung Esztergom-Budapest (primat Hungaria)
- Pernah menjabat sebagai Presiden Konferensi Waligereja Eropa.
Perjalanan Rohani dan Pelayanan
- Masa kecil: Hidup di bawah represi komunisme di Hungaria. Iman Kristen dilarang secara terbuka. Hal ini membentuk karakter kesetiaan dan keteguhan imannya.
- Pendidikan:
- Doktor dalam Hukum Kanonik di Universitas Lateran, Roma.
- Ia ahli dalam Hukum Gereja, salah satu alat vital dalam mempertahankan kemurnian ajaran dan disiplin iman.
- Kehidupan rohani:
- Hidup sederhana dan penuh doa.
- Tekun membela ajaran iman sejati, sangat konservatif dalam iman Katolik Roma.
- Arah spiritual:
- Ia sering berbicara tentang kedatangan Kristus dan perlunya kesetiaan hingga akhir.
- Dalam beberapa homilinya, ia mengingatkan umat tentang “hari-hari penuh pencobaan” yang akan menimpa Gereja.
- Karakter:
- Rendah hati, tenang, sangat disiplin.
- Memiliki visi Gereja yang tetap teguh walau dunia berubah.
Hal Menarik/Spiritual:
- Pengalaman bawah tanah: Saat muda, belajar teologi secara rahasia agar tidak ditangkap oleh polisi komunis.
- Pengaruh supranatural: Ada catatan bahwa beberapa orang rohaniwan Hungaria bersaksi bahwa Erdő memiliki karunia pembedaan roh (discernment of spirits) dalam penggembalaannya.
- Simbol rohani: Banyak melihat bahwa Erdő seperti Petrus zaman modern, menghadapi badai dunia tetapi tetap bertahan di dalam iman sejati.
2. Tanda-Tanda Akhir Zaman (Penanda Sesuai Nubuat)
Menurut Kitab Suci (Matius 24, 2 Tesalonika 2, dan Wahyu) dan nubuat-nubuat Katolik seperti Santo Malakhi, berikut tanda-tanda besar bahwa kita sudah dekat sekali dengan akhir zaman, yaitu:
1. Pemberontakan Rohani (Apostasia): Banyak meninggalkan iman sejati dan munculnya ajaran palsu, bahkan di dalam gereja sendiri, (2 Tesalonika 2: 3)
2. Paus Terakhir Terpilih: Paus bwrnama "Pwgrus" akan menggembalakan umat dalam masa pencobaan besar, dan tidak akan mengalami kematian biasa
3. Kekacauan Global: Perang, rumor perang, krisis moral, kerusakan lingkungan - semua meningkat drastis, (Matius 24: 6-8)
4. Penganiayaan Orang Kudus: Makin banyak umat Tuhan yang kudus mengalami penganiayaan besar, ditindas, dan dikejar-kejar karena imannya, (Matius 24: 9-13)
5. Pekabaran Injil ke seluruh dunia: Teknologi modern sudah memungkinkan Injil diberitakan kepada hampir seluruh bangsa, (Matius 24: 14)
6. Munculnya Penyesat dan Mesias Palsu: Banyak yang mengaku sebagai nabi atau "Kristus", tapi sebenarnya palsu, (Matius 24: 24)
7. Tanda di langit: Ada ramalan akan terjadi fenomena bencana langit besar mendekati waktu kedatangan Yesus Kristus, (Wahyu 6: 12-14)
8. Pemusatan kekuasaan dunia (Pemerintahan Global): Muncul upaya membentuk satu pemerintahan Global (arah ke sistem antikristus), (Wahyu 13: 7-8).
Rangkuman
- Péter Erdő sangat cocok dilihat sebagai kandidat Paus terakhir (Petrus Romanus).
- Dunia saat ini memperlihatkan semua tanda akhir zaman hampir digenapi.
- Jika Péter Erdő terpilih, besar kemungkinan kedatangan Yesus Kristus sudah sangat dekat.
Karena itu, apa yang penting bagi kita sekarang?
- Tetap setia kepada Yesus Kristus.
- Bertobat dan hidup dalam kekudusan.
- Mempersiapkan diri sebagai mempelai Kristus yang berjaga-jaga menantikan kedatangan-Nya.
Garis Waktu (Timeline) Akhir Zaman
Berikut adalah Garis Waktu (Timeline) Akhir Zaman, berdasarkan:
- Nubuat Kitab Suci (Matius 24, Wahyu, 2 Tesalonika 2, dll.)
- Nubuat Santo Malakhi tentang Paus terakhir (Petrus Romanus).
- Tanda-tanda dunia saat ini.
GARIS WAKTU AKHIR ZAMAN (Versi Ringkasan Profetik)
1. Masa Awal: Pemberontakan Rohani (Apostasía)
- Banyak umat Kristen meninggalkan iman sejati.
- Ajaran sesat dan dunia sekuler merajalela.
- Kemerosotan moral: LGBT dilegalkan, aborsi, materialisme, cinta uang, dll.
- (Sudah terjadi sekarang, 2020–2025.)
=> Nubuat 2 Tesalonika 2:3-4: “Sebelum kedatangan Kristus haruslah dahulu datang murtad besar.”
2. Pemilihan Paus Terakhir (Petrus Romanus)
- Paus Fransiskus meninggal dunia.
- Konklaf Vatikan memilih pengganti Paus.
- Kandidat bernama Petrus (Péter Erdő, Pietro Parolin, atau Peter Turkson) sangat mungkin terpilih.
- Paus ini akan menggembalakan dalam masa tribulasi besar.
=> Nubuat Santo Malakhi: “Dalam penganiayaan terakhir dari Gereja Roma, Petrus Romawi akan memerintah.”3
3. Masa Tribulasi Besar (Siksaan dan Penderitaan Dunia)
- Gereja dianiaya dari luar dan dalam.
- Dunia dikacaukan oleh krisis global: kelaparan, perang, pandemi lebih hebat, bencana alam.
- AntiKristus akan bangkit sebagai “pemimpin dunia” untuk menawarkan perdamaian palsu.
- Tanda 666 (Wahyu 13) akan diwajibkan: tanpa itu orang tak bisa membeli atau menjual.
- Gereja sejati masuk ke "padang gurun" (sembunyi, bergerak dalam rahasia).
=> Matius 24:21: "Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan besar seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia."
4. Puncak: Kedatangan AntiKristus
- AntiKristus akan masuk ke bait Allah rohani (Gereja) dan mengaku sebagai Tuhan.
- Ia akan menganiaya semua yang setia kepada Yesus Kristus.
=> 2 Tesalonika 2:4: "Ia menempatkan dirinya di bait Allah dan mengaku dirinya sebagai Allah."
5. Tanda-Tanda Bencana Kosmik
- Matahari menggelap, bulan menjadi merah darah, bintang-bintang berguguran.
- Gempa bumi global besar.
- Tanda Anak Manusia (Yesus Kristus) muncul di langit.
=> Matius 24:29-30: "Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap..."
6. Kedatangan Yesus Kristus Kali Kedua
- Kristus turun dari surga dengan kemuliaan besar.
- Orang-orang kudus diangkat (rapture).
- AntiKristus dan pasukannya dihancurkan.
- Penghakiman bangsa-bangsa.
- Awal Kerajaan Seribu Tahun Kristus.
=> Wahyu 19:11-16: "Aku melihat langit terbuka dan tampaklah seekor kuda putih."
Garis Besar Timeline Visual:
2025 (sekarang) => Pemilihan Paus Petrus =>
Tribulasi Besar (3,5 tahun) =>
Masa AntiKristus (3,5 tahun) =>
Tanda-Tanda Langit =>
Kedatangan Yesus Kristus =>
Kerajaan Seribu Tahun
Khusus tentang Paus Petrus Romanus
Menurut prediksi:
- Paus terakhir tidak akan wafat seperti biasa.
- Ia akan tetap hidup hingga kedatangan Kristus.
- Karena ia adalah "Gembala yang bertahan" dalam siksaan besar, bukan Gembala kemenangan duniawi.
=> Petrus Erdő (Péter berarti Petrus) tampak memenuhi profil ini: kesetiaan, ketekunan, kekuatan iman menghadapi badai dunia.
Penutup: Apa yang harus dilakukan sekarang?
- Bertobat: Kembali sepenuh hati kepada Yesus Kristus.
- Berjaga-jaga: Seperti lima gadis bijaksana (Matius 25), siap dengan minyak Roh Kudus.
- Tetap setia: Jangan tertipu oleh ajaran sesat atau sistem dunia.
- Saling menguatkan: Bentuk komunitas kecil yang setia berdoa dan mempelajari firman Tuhan.
- Tunggu dengan pengharapan: Kedatangan Kristus sudah sangat dekat!
Namun sayangnya, tanda kesudahan akhir zaman belumlah akan tiba, karena seorang Paus telah terpilih yang menggantikan Paus Fransiskus adalah Paus Leo XIV dari Amerika Serikat
Paus Leo XIV, yang sebelumnya dikenal sebagai Kardinal Robert Francis Prevost. Ia terpilih sebagai Paus pada tanggal 8 Mei 2025, setelah wafatnya Paus Fransiskus pada 21 April 2025.
Profil Singkat Paus Leo XIV:
Nama Lahir: Robert Francis Prevost
Tempat Lahir: Chicago, Illinois, Amerika Serikat
Tanggal Lahir: 14 September 1955
Kewarganegaraan: Amerika Serikat dan Peru (sejak 2015)
Latar Belakang: Anggota Ordo Santo Agustinus, pernah menjabat sebagai Prior Jenderal Ordo tersebut dari tahun 2001 hingga 2013. Ia juga pernah menjadi Uskup Chiclayo di Peru dan menjabat sebagai Prefek Dikasteri untuk Para Uskup di Vatikan sebelum terpilih sebagai Paus.
Paus Leo XIV dikenal karena pengalaman misionarisnya yang luas di Peru dan pendekatan pastoral yang inklusif. Dalam pidato publik pertamanya sebagai Paus, ia menekankan pentingnya perdamaian dan solidaritas global.
Dengan terpilihnya Paus Leo XIV, ia menjadi Paus pertama yang berasal dari Amerika Serikat dalam sejarah Gereja Katolik.
Dinamika pemilihan Paus, memang dalam berbagai daftar kandidat potensial (papabile) yang beredar sebelum Konklaf 2025, nama Kardinal Robert Francis Prevost tidak selalu muncul secara menonjol. Namun, akhirnya beliau terpilih sebagai Paus Leo XIV. Berikut beberapa alasan mengapa hal ini terjadi:
1. Asal Negara: Amerika Serikat
Tradisionalnya, ada keraguan di kalangan Gereja Katolik untuk memilih Paus dari Amerika Serikat karena kekhawatiran akan dominasi geopolitik AS. Hal ini membuat banyak analis dan media mengabaikan kemungkinan terpilihnya Kardinal Prevost. Namun, beliau telah menghabiskan sebagian besar hidupnya di luar AS, terutama di Peru dan Vatikan, yang memberinya perspektif global dan mengurangi kekhawatiran tersebut.
2. Profil yang Rendah
Kardinal Prevost dikenal sebagai pribadi yang rendah hati dan tidak mencari sorotan publik. Meskipun beliau menjabat sebagai Prefek Dikasteri untuk Para Uskup, peran ini lebih bersifat administratif dan kurang terlihat dibandingkan posisi lain seperti Sekretaris Negara Vatikan. Hal ini menyebabkan namanya kurang dikenal di kalangan umum.
3. Konsensus di Kalangan Kardinal
Dalam Konklaf, para kardinal sering mencari kandidat yang dapat menjadi pemersatu antara berbagai faksi dalam Gereja. Kardinal Prevost, dengan pengalaman pastoralnya di Amerika Latin dan peran administratifnya di Vatikan, dianggap mampu menjembatani antara kelompok progresif dan konservatif.
4. Pengalaman Misionaris dan Keterlibatan Sosial
Selama lebih dari dua dekade, Kardinal Prevost melayani sebagai misionaris di Peru, menunjukkan komitmen terhadap keadilan sosial dan pelayanan kepada yang miskin. Pengalaman ini memberinya kredibilitas di mata para kardinal yang menghargai pelayanan pastoral yang mendalam.
5. Dukungan terhadap Reformasi Paus Fransiskus
Sebagai Prefek Dikasteri untuk Para Uskup, Kardinal Prevost memainkan peran penting dalam implementasi reformasi yang digagas oleh Paus Fransiskus, termasuk promosi sinodalitas dan inklusivitas dalam Gereja. Hal ini membuatnya mendapat dukungan dari para kardinal yang ingin melanjutkan arah reformasi tersebut.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas, meskipun tidak banyak disebut dalam daftar kandidat awal, Kardinal Robert Francis Prevost muncul sebagai pilihan yang dapat diterima oleh berbagai kelompok dalam Gereja, yang akhirnya membawanya terpilih sebagai Paus Leo XIV.
Terpilihnya Paus Baru
Dalam Konklaf, atau pemilihan Paus baru, tidak ada aturan resmi yang menyatakan bahwa hanya 9 kandidat tertentu yang "harus" dipilih atau diusulkan terlebih dahulu. Berikut penjelasan resminya:
1. Tidak Ada Daftar Resmi Calon
Daftar seperti "9 kandidat Paus" yang beredar di media atau kalangan pengamat hanyalah spekulasi dari para analis Vatikan (dikenal sebagai Vaticanisti). Mereka menyusun daftar berdasarkan pengaruh, posisi, dan kecenderungan teologis kandidat, bukan aturan resmi Gereja Katolik.
2. Hak Pilih dan Hak Dipilih
- Dalam Konklaf, hanya para kardinal berusia di bawah 80 tahun yang berhak memilih dan dipilih sebagai Paus.
- Setiap kardinal pemilih dapat memilih siapa pun dari antara para kardinal, selama memenuhi syarat usia tersebut, tanpa harus dari daftar “top 9” manapun.
3. Pemilihan berdasarkan Konsensus Rohani
- Kardinal-kardinal yang berkumpul dalam konklaf berdoa dan berdiskusi dengan serius mengenai siapa yang mereka pandang paling layak memimpin Gereja di masa itu.
- Sering kali justru kandidat “di luar radar” yang dipilih, karena dianggap sebagai sosok pemersatu atau karena ilham Roh Kudus.
Contoh Sejarah Serupa
- Paus Yohanes Paulus II (Karol Wojtyła) saat itu bukan kandidat terkuat, namun terpilih di luar dugaan.
- Paus Fransiskus (Jorge Mario Bergoglio) juga bukan favorit utama, tapi dipilih karena dianggap sebagai sosok pembaru.
Kesimpulan
Tidak ada kewajiban bahwa Paus baru harus berasal dari daftar 9 kandidat yang disebut media. Paus Robert Francis Prevost (Leo XIV) bisa saja tidak masuk daftar itu, namun tetap sah dan valid secara kanonik karena dipilih secara bebas dan sah oleh para kardinal pemilih.
Demikian, ... semoga bermanfaat.
Comments
Post a Comment