Yesus Kepala Gereja Yang Hidup Selamanya Bersama Gereja-Nya

YESUS KEPALA GEREJA YANG HIDUP SELAMANYA BERSAMA GEREJA-NYA

(SR Pakpahan, SST)


Makna Rohani Bagian Bagian Tabernakel Musa


Di dalam sebuah Tabernakel Musa yang Tabernakel terdiri atas:

  1. Kemah suci
  2. Tabut Perjanjian di ruang maha kudus
  3. Mezbah dupa di ruang kudus
  4. Pelita, dan Meja roti di ruang kudus
  5. Bejana pembasuhan di pelataran luar, di dekat pintu kemah
  6. Mezbah kurban bakaran di pelataran luar, di dekat pintu getbang.
Dan ada sebuah Tirai pembatas antara ruang maha kudus dengan ruang kudus, masing-masing bagian memberikan makna dan arti, penyimbolan, dan fungsi tertentu sehingga membentuk sebuah Tabernakel:

Tabernakel Musa adalah tempat ibadah yang didirikan berdasarkan perintah Tuhan kepada Musa, yang memiliki tata letak dan perabotan tertentu dengan makna rohani yang sangat mendalam. Berikut ini adalah makna, penyimbolan, dan fungsi dari masing-masing bagian Tabernakel:

1. Kemah suci

  • Fungsi : Kemah suci Tabernakel berfungsi sebagai tempat kediaman Allah di tengah-tengah bangsa Israel selama perjalanan di padang gurun.
  • Makna dan Penyimbolan : Kemah suci melambangkan kehadiran Allah yang menyertai umat-Nya.  Dalam Perjanjian Baru, Yesus Kristus disebut sebagai "Firman yang telah menjadi manusia dan diam (tabernakel) di antara kita" (Yohanes 1:14).

2. Tabut Perjanjian di Ruang Maha Kudus

  • Fungsi : Ruang maha suci berisikan Tabut Perjanjian adalah tempat kehadiran Allah secara nyata dan hanya boleh dimasuki oleh Imam Besar satu kali setahun pada Hari Pendamaian (Yom Kippur).
  • Makna dan Penyimbolan : Ruang maha suci berisikan Tabut Perjanjian yang melambangkan takhta Allah dan perjanjian-Nya dengan umat Israel. Di dalam Tabut Perjanjian terdapat:
    • Loch Batu (hukum Taurat) → Melambangkan hukum Allah.
    • Buli-buli berisi manna → Melambangkan pemeliharaan Tuhan.
    • Tunas Harun → Melambangkan otoritas dan keimamatan yang ditetapkan oleh Allah.
  • Dalam Perjanjian Baru : Tabut Perjanjian menunjuk kepada Yesus Kristus sebagai evolusioner yang hadir pada Allah dan memperkenalkan perjanjian baru antara Allah dan manusia (Ibrani 9:11-15).

3. Mezbah Dupa di Ruang Kudus

  • Fungsi : Digunakan untuk membakar dupa sebagai lambang doa dan penyembahan umat Israel kepada Tuhan.
  • Makna dan Penyimbolan : Mezbah ini melambangkan doa orang percaya yang naik ke hadirat Allah seperti asap dupa (Mazmur 141:2, Wahyu 8:3-4).
  • Dalam Perjanjian Baru : Menunjukkan Yesus sebagai Pengantara yang membawa doa-doa kita kepada Bapa (Ibrani 7:25).

4. Pelita Emas dan Meja Roti di Ruang Kudus

  • Pelita Emas :
    • Fungsi : Memberikan penerangan di Ruang Kudus.
    • Makna dan Penyimbolan : Melambangkan terang Allah dan Roh Kudus (Yesaya 60:1, Wahyu 1:12-20).
    • Dalam Perjanjian Baru : Yesus berkata, "Akulah terang dunia" (Yohanes 8:12).
  • Meja Roti Sajian :
    • Fungsi : Meja ini menampung 12 roti yang melambangkan 12 suku Israel.
    • Makna dan Penyimbolan : Melambangkan pemeliharaan Allah terhadap umat-Nya.
    • Dalam Perjanjian Baru : Yesus berkata, "Akulah roti hidup" (Yohanes 6:35).

5. Bejana Pembasuhan di Pelataran Luar

  • Fungsi : Digunakan oleh para imam untuk membasuh tangan dan kaki sebelum masuk ke dalam Tabernakel.
  • Makna dan Penyimbolan : Melambangkan penyucian dari dosa dan kekudusan yang diperlukan untuk mendekati Allah (Keluaran 30:18-21).
  • Dalam Perjanjian Baru : Melambangkan baptisan dan penyucian oleh Firman Allah (Efesus 5:26, Yohanes 13:10).

6. Mezbah Korban Bakaran di Pelataran Luar

  • Fungsi : Tempat di mana korban-korban binatang dipersembahkan untuk pengampunan dosa.
  • Makna dan Penyimbolan : Melambangkan perlunya penebusan dosa melalui pengorbanan darah.
  • Dalam Perjanjian Baru : Yesus adalah "Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia" (Yohanes 1:29, Ibrani 10:10-12).

7. Tirai Pembatas antara Ruang Maha Kudus dan Ruang Kudus

  • Fungsi : Memisahkan manusia dari hadirat Allah karena dosa.
  • Makna dan Penyimbolan : Melambangkan keterpisahan manusia dari Allah akibat dosa (Yesaya 59:2).
  • Dalam Perjanjian Baru : Ketika Yesus mati di kayu salib, tirai ini terbelah dari atas ke bawah (Matius 27:51), menandakan bahwa jalan menuju hadirat Allah telah terbuka bagi semua orang melalui pengorbanan Kristus.

Kesimpulan

Setiap bagian Tabernakel memiliki makna rohani yang mendalam dan semuanya menunjuk kepada Yesus Kristus serta keselamatan yang Ia bawa. Dalam Perjanjian Lama, Tabernakel adalah tempat pertemuan antara Allah dan manusia melalui sistem korban. Namun, dalam Perjanjian Baru, Yesus telah menggenapi semua simbol dalam Tabernakel, sehingga sekarang kita dapat langsung datang kepada Allah melalui Dia.

Sebagai orang percaya, kita sekarang adalah "bait Allah" yang hidup (1 Korintus 6:19), dan ibadah kita kepada-Nya bukan lagi melalui sistem korban, tetapi melalui iman kepada Kristus dan hidup dalam kekudusan.

Bagian ke-4 Pelita emas dan Meja Roti di Ruang kudus lebih tepat yang sebenarnya adalah menjadi Kaki dian atau Kandil Emas, dan Meja Roti di ruang kudus, namun  artinya tetap seperti sebelumnya:

4. Kaki Dian atau Kandil Emas dan Meja Roti di Ruang Kudus

  • Kaki Dian atau Kandil Emas :

    • Fungsi : Memberikan penerangan di Ruang Kudus.
    • Makna dan Penyimbolan :
      • Melambangkan terang Allah dan pekerjaan Roh Kudus dalam kehidupan umat-Nya (Yesaya 60:1, Zakharia 4:2-6).
      • Memiliki tujuh cabang yang melambangkan kesempurnaan dan kehadiran Allah.
    • Dalam Perjanjian Baru :
      • Yesus berkata, "Akulah terang dunia" (Yohanes 8:12), menunjukkan bahwa Dialah sumber terang rohani.
      • Dalam Wahyu 1:12-20, Kaki Dian melambangkan gereja yang harus memancarkan terang Kristus di dunia.
  • Meja Roti Sajian :

    • Fungsi : Meja ini menampung 12 roti yang melambangkan 12 suku Israel.
    • Makna dan Penyimbolan :
      • Melambangkan pemeliharaan Allah terhadap umat-Nya, sebagaimana Dia memberi manna di padang gurun.
      • Roti ini juga menunjukkan persekutuan antara Allah dan umat-Nya.
    • Dalam Perjanjian Baru :
      • Yesus berkata, "Akulah roti hidup" (Yohanes 6:35), yang berarti Dia adalah sumber kehidupan rohani bagi semua orang yang percaya kepada-Nya.
      • Dalam Perjamuan Kudus, roti melambangkan tubuh Kristus yang dikorbankan untuk keselamatan manusia.

Bagian ini tetap memiliki makna mendalam yang menunjuk pada Yesus Kristus sebagai Terang Dunia dan Roti Hidup , yang memberikan kehidupan kekal bagi umat-Nya.

Menurut kitab Wahyu 1: 20 bahwa kandil atau kaki dian menyimbolkan ketujuh jemaat (ada tujuh jemaat di sepanjang zaman di bumi)

Wahyu 1:20 (TB) Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat di tangan kanan-Ku dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu adalah ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu adalah tujuh jemaat."

Dalam kitab  Wahyu 1:20 , kaki dian atau kandil emas secara khusus melambangkan tujuh jemaat yang ada di bumi pada waktu itu, yaitu jemaat di Efesus, Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis, Filadelfia, dan Laodikia .

Makna dan Penyimbolan Kaki Dian dalam Wahyu 1:20:

  1. Mewakili Gereja Tuhan di Dunia

    • Kaki dian emas menggambarkan gereja menjadi terang dunia (Matius 5:14-16).
    • Tuhan Yesus berjalan di tengah-tengah ketujuh kaki dian (Wahyu 2:1), menunjukkan bahwa Ia hadir dan mengawasi gereja-Nya.
  2. Menyatakan Kondisi Rohani Gereja

    • Setiap kaki dian melambangkan kondisi rohani masing-masing jemaat.
    • Beberapa jemaat dipuji, sementara yang lain ditegur karena menyimpang dari ajaran yang benar.
  3. Melambangkan Gereja Universal

    • Angka tujuh dalam Alkitab melambangkan kesempurnaan atau kepenuhan.
    • Ketujuh jemaat ini tidak hanya berbicara tentang gereja di masa Yohanes, tetapi juga kondisi gereja sepanjang zaman.
  4. Ancaman bagi Gereja yang Tidak Setia

    • Tuhan Yesus mendengarkan jemaat Efesus bahwa jika mereka tidak cerdas, kaki dian mereka akan dicabut (Wahyu 2:5), yang berarti mereka tidak lagi berfungsi sebagai gereja-Nya.

Hubungan dengan Kaki Dian di Tabernakel Musa

Meskipun dalam Tabernakel Musa kaki dian atau kandil emas melambangkan terang Allah dan pekerjaan Roh Kudus, dalam Wahyu 1:20, kaki dian memiliki makna lebih spesifik yaitu gereja sebagai terang dunia.

Namun keduanya memiliki kesamaan, yaitu:

  • Kaki dian dalam Tabernakel menerangi Ruang Kudus → Gereja juga harus keluar menjadi terang dunia dengan Injil Kristus.
  • Kaki dian di Tabernakel harus selalu menyala → Gereja juga harus selalu hidup dalam kebenaran dan tidak boleh padam (Matius 5:16).

Kesimpulannya, kaki dian atau kandil emas dalam Wahyu 1:20 melambangkan gereja di dunia yang dipanggil keluar untuk menjadi terang bagi bangsa-bangsa . Setiap gereja mempunyai tanggung jawab untuk tetap setia kepada Kristus, atau mereka akan kehilangan tempatnya sebagai terang dunia.


GerejaNya Sebagai Mempelai Wanita dari Kristus

Dengan pengurbanan diri Yesus Kristus di kayu salib sekali untuk selamanya maka kurban hewan sembelihan dihentikan untuk selama lamanya, dan umatNya dikuduskan sekali untuk selama lamanya.

Ibrani 10:10 (TB)  Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.

Ajaran ini mengandung makna teologis yang sangat dalam dan berkaitan dengan penggenapan hukum Taurat oleh Yesus Kristus. Berikut adalah penjelasannya secara Alkitabiah dan teologis:

1. Kurban Hewan dalam Perjanjian Lama

Sebelum Yesus datang ke dunia, dalam Perjanjian Lama, umat Israel diperintahkan untuk mempersembahkan kurban hewan sebagai penebusan dosa. Hal ini dilakukan di Kemah Suci (Tabernakel) dan kemudian di Bait Allah.

  • Kurban bakaran (Imamat 1:4-9) → untuk pengampunan dosa.
  • Kurban penebus salah (Imamat 5:5-6) → untuk dosa yang tidak disengaja.
  • Kurban pendamaian (Imamat 3:1-5) → untuk hubungan baik antara Allah dan umat-Nya.

Tetapi kurban hewan ini hanya bersifat sementara karena tidak dapat menghapus dosa secara sempurna (Ibrani 10:4).


2. Yesus Kristus sebagai Kurban yang Sempurna

Ketika Yesus mati di kayu salib, Ia menjadi kurban yang sempurna untuk menebus dosa manusia sekali untuk selamanya.

  • Ibrani 10:10“Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.”
  • Ibrani 9:12"Dan Ia masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus, bukan dengan darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan darah-Nya sendiri, dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal."

Artinya, pengorbanan Yesus telah menggantikan seluruh sistem kurban hewan, karena darah-Nya memiliki kuasa untuk menghapus dosa manusia secara penuh.


3. Akibat dari Pengorbanan Yesus

Karena Yesus telah mengorbankan diri-Nya di kayu salib sekali untuk selamanya, maka:

  1. Kurban hewan tidak lagi diperlukan → Tidak ada lagi penyembelihan hewan di Bait Allah, karena Yesus sudah menjadi kurban yang sempurna.
  2. Hukum Taurat digenapi (Matius 5:17) → Yesus tidak membatalkan hukum, tetapi menyempurnakannya dengan menjadi penggenapan dari semua hukum kurban.
  3. Keselamatan hanya melalui Yesus (Yohanes 14:6) → Tidak ada lagi cara lain untuk memperoleh pengampunan dosa selain melalui iman kepada Yesus Kristus.

4. Bukti bahwa Kurban Hewan Berakhir

Ketika Yesus mati di kayu salib, terjadi peristiwa penting yang menandakan berakhirnya sistem kurban:

  • Tabir Bait Suci terbelah dua (Matius 27:51) → Ini menunjukkan bahwa manusia kini memiliki akses langsung kepada Allah melalui Yesus, tanpa perlu imam dan kurban hewan.
  • Bait Allah akhirnya dihancurkan pada tahun 70 M → Ini menjadi bukti bahwa sistem kurban Perjanjian Lama benar-benar berakhir, karena tidak ada lagi tempat untuk mempersembahkan hewan.

Kesimpulan

Pengorbanan Yesus di kayu salib menghentikan sistem kurban hewan selamanya karena:
Yesus adalah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia (Yohanes 1:29).
Darah-Nya cukup untuk menebus dosa semua manusia (Ibrani 9:26).
Tidak perlu lagi kurban tambahan, karena pengorbanan-Nya sudah sempurna.

Kini, keselamatan tidak lagi bergantung pada kurban hewan, tetapi hanya melalui iman kepada Yesus Kristus.

Dengan begitu bila dirujuk pada tabernakel Musa, maka mezbah kurban bakaran di pelataran luar adalah tidak diperlukan lagi.

Jika kita merujuk pada Tabernakel Musa, maka Mezbah Kurban Bakaran di Pelataran Luar tidak diperlukan lagi setelah pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib.

1. Mezbah Kurban Bakaran dalam Tabernakel Musa

Dalam Perjanjian Lama, Mezbah Kurban Bakaran adalah tempat di mana umat Israel mempersembahkan hewan korban untuk pengampunan dosa dan pendamaian dengan Allah.

  • Imamat 1:3-4 → Kurban bakaran diperlukan sebagai tebusan dosa.
  • Imamat 17:11 → Darah dari kurban dipersembahkan di atas mezbah untuk mendamaikan manusia dengan Allah.

Namun, semua kurban ini hanya bersifat sementara dan harus dilakukan berulang-ulang karena tidak dapat menghapus dosa secara sempurna (Ibrani 10:1-4).


2. Yesus sebagai Penggenapan Mezbah Kurban Bakaran

Ketika Yesus mati di kayu salib, Ia menjadi kurban yang sempurna untuk menggantikan semua kurban hewan.

  • Ibrani 10:10“Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.”
  • Yohanes 1:29 → Yohanes Pembaptis berkata, "Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia!"

Artinya, Yesus adalah kurban sejati, dan kayu salib menjadi "mezbah" yang baru, di mana darah-Nya tercurah untuk keselamatan semua orang. Dengan demikian, Mezbah Kurban Bakaran dalam Tabernakel tidak lagi dibutuhkan.


3. Konsekuensi Teologis

Dengan pengorbanan Yesus:
Mezbah Kurban Bakaran tidak diperlukan lagi → Karena kurban hewan sudah digenapi dalam diri Yesus.
Tidak ada lagi sistem penyembelihan hewan → Karena darah Yesus sudah cukup untuk menebus dosa manusia.
Kayu salib menjadi "mezbah baru" → Tempat di mana Yesus mempersembahkan diri-Nya sebagai korban yang sempurna.


4. Simbolisme Baru dalam Kekristenan

Sekarang, Mezbah Kurban Bakaran digantikan dengan dua elemen utama dalam kehidupan orang percaya:

  1. Salib Kristus → Sebagai tempat penebusan dosa yang sempurna.
  2. Perjamuan Kudus → Sebagai peringatan akan pengorbanan Yesus (1 Korintus 11:23-26).

Jadi, dalam konteks Tabernakel Musa, setelah Yesus mati dan bangkit, Mezbah Kurban Bakaran tidak lagi relevan, karena pengorbanan Yesus telah menyempurnakan dan menggantikan semua kurban hewan selamanya.

Bagaimana dengan pengaruh terhadap bagian bagian lannya seperti 1. Tabut Perjanjian di ruang maha kudus 2. Mezbah dupa di ruang kudus 3. Kandil atau Kaki dian, dan Meja roti di ruang kudus 4. Bejana pembasuhan di pelataran luar, di dekat pintu kemah. Pengaruh dari simbol pengurbanan diri Yesus Kristus di kayu salib sekali untuk selamanya ini

Pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib sekali untuk selamanya tidak hanya menghapus kebutuhan Mezbah Kurban Bakaran, tetapi juga membawa perubahan mendasar dalam makna dan fungsi bagian-bagian lain dari Tabernakel Musa. Setiap bagian Tabernakel adalah bayangan dari Kristus dan karya Penyelamatan-Nya.


1. Tabut Perjanjian di Ruang Maha Kudus

Tabut Perjanjian adalah simbol kehadiran Allah di antara umat-Nya dan tempat di mana dosa diperdamaikan melalui darah kurban yang dipercikkan pada tutup pendamaian (Imamat 16:14-15).

Pengaruh Pengorbanan Yesus:

Yesus adalah penggenapan Tabut Perjanjian → Yesus adalah "Immanuel" (Allah menyertai kita) (Matius 1:23).
Pendamaian dosa telah digenapi → Tidak perlu lagi Imam Besar masuk setahun sekali ke Ruang Maha Kudus karena Yesus sebagai Imam Besar telah masuk ke dalam tempat kudus di surga (Ibrani 9:12).
Tabir Bait Suci terbelah (Matius 27:51) → Menandakan bahwa manusia tidak perlu lagi perantara manusia (Imam Besar), tetapi dapat langsung datang kepada Allah melalui Yesus.

Kesimpulan: Tabut Perjanjian tidak lagi diperlukan karena Yesus sendiri adalah tempat pendamaian bagi dosa-dosa kita (Roma 3:25).


2. Mezbah Dupa di Ruang Kudus

Mezbah Dupa adalah tempat pembakaran dupa sebagai simbol doa dan penyembahan umat kepada Allah (Keluaran 30:7-8).

Pengaruh Pengorbanan Yesus:

Yesus adalah perantara doa kita → Doa-doa kita kini naik kepada Allah melalui Yesus sebagai Imam Besar (Ibrani 7:25).
Doa orang percaya adalah kurban yang harum → Wahyu 5:8 menyatakan bahwa doa orang-orang kudus naik seperti ukupan dupa di hadapan Allah.
Tidak perlu lagi persembahan dupa harian → Karena Yesus telah membuka jalan bagi umat-Nya untuk berdoa langsung kepada Allah dalam nama-Nya (Yohanes 14:13-14).

Kesimpulan: Mezbah Dupa tidak lagi diperlukan secara fisik, tetapi digantikan dengan doa dan penyembahan rohani kepada Allah melalui Yesus.


3. Kandil atau Kaki Dian, dan Meja Roti di Ruang Kudus

(a) Kandil/Kaki Dian (Pelita Emas) → Simbol Terang Allah

Kaki dian memiliki 7 cabang yang selalu menyala, melambangkan terang dan kehadiran Allah.

Yesus adalah terang dunia (Yohanes 8:12) → Tidak perlu lagi pelita fisik, karena Yesus telah menerangi jalan keselamatan bagi manusia.
Gereja adalah kaki dian yang baru (Wahyu 1:20) → Artinya, kita sebagai umat percaya dipanggil untuk menjadi terang bagi dunia (Matius 5:14-16).

(b) Meja Roti → Simbol Persekutuan dan Pemeliharaan Allah

Yesus adalah Roti Hidup (Yohanes 6:35) → Meja roti tidak lagi dibutuhkan karena kita kini menerima kehidupan rohani melalui Yesus.
Perjamuan Kudus menggantikan meja roti → Kini, kita memperingati karya Kristus melalui Perjamuan Kudus sebagai roti dan anggur yang melambangkan tubuh dan darah Yesus (1 Korintus 11:23-26).

Kesimpulan: Kandil/Kaki Dian tidak lagi berbentuk fisik, tetapi dilanjutkan dalam jemaat Gereja sebagai terang dunia, dan Meja Roti digenapi dalam Yesus sebagai Roti Hidup serta melalui Perjamuan Kudus.


4. Bejana Pembasuhan di Pelataran Luar

Bejana Pembasuhan digunakan oleh para imam untuk membersihkan diri sebelum masuk ke dalam Kemah Suci (Keluaran 30:18-21). Ini melambangkan pembersihan dosa sebelum masuk ke hadirat Allah.

Pengaruh Pengorbanan Yesus:

Yesus adalah sumber penyucian → Kita kini disucikan bukan oleh air, tetapi oleh darah Kristus (1 Yohanes 1:7).
Baptisan menggantikan bejana pembasuhan → Bejana pembasuhan digenapi dalam baptisan, yang melambangkan kematian dan kebangkitan bersama Kristus (Roma 6:4).

Kesimpulan: Bejana Pembasuhan tidak lagi diperlukan secara fisik, karena penyucian dosa kini terjadi melalui iman dalam darah Kristus dan dilambangkan dalam baptisan.


KESIMPULAN AKHIR

Pengorbanan Yesus Kristus menggenapi seluruh bagian Tabernakel Musa:

Tabernakel Musa hanyalah bayangan dari keselamatan yang sempurna dalam Yesus Kristus. Kini, kita tidak lagi membutuhkan Tabernakel fisik, karena Allah berdiam dalam hati kita melalui Roh Kudus (1 Korintus 3:16).

Satu lagi, tambahan pengaruhnya terhadap penyimbolan Tirai pembatas antara ruang maha kudus dengan ruang kudus,

5. Tirai Pembatas antara Ruang Maha Kudus dan Ruang Kudus

Tirai ini adalah penghalang antara manusia dan hadirat Allah. Hanya Imam Besar yang boleh masuk sekali setahun dengan darah korban untuk pendamaian dosa (Imamat 16:2, 34).

Pengaruh Pengorbanan Yesus:

Tirai Terbelah Saat Yesus Mati → Matius 27:51 mencatat bahwa tirai Bait Suci terbelah dari atas ke bawah saat Yesus menyerahkan nyawa-Nya di kayu salib. Ini menandakan bahwa:

  • Hadirat Allah kini terbuka bagi semua orang, bukan hanya untuk Imam Besar.
  • Pendamaian dengan Allah telah digenapi, sehingga manusia dapat langsung menghampiri Allah tanpa perantara imam.

Yesus adalah Jalan kepada Bapa → Ibrani 10:19-20 menjelaskan bahwa tubuh Yesus adalah tirai yang membuka jalan ke Ruang Maha Kudus di surga. Kini, orang percaya dapat masuk ke hadirat Allah dengan penuh keberanian melalui darah Kristus.

Kesimpulan: Tirai pembatas tidak lagi diperlukan, karena Yesus telah membuka akses langsung kepada Allah bagi semua orang yang percaya kepada-Nya.

Namun tentang kemah suci, atau bait suci atau gerejaNya adalah berkenaan dengan karya Roh Kudus. Bahwa dengan penampakan karya Roh kudus sekali untuk selamanya di gelombangNya yang terakhir maka akan menghenrikan ibadah untuk selama lamanya kelak di LB3 (Langit Baru Bumi Baru).

6. Kemah, Bait Suci, atau Gereja → Karya Roh Kudus dan Penggenapan di Langit Baru & Bumi Baru

Kemah Suci, Bait Suci, dan kemudian Gereja adalah tempat kehadiran Allah di dunia ini. Namun, sejak Yesus naik ke surga, kehadiran Allah tidak lagi terbatas pada bangunan fisik, melainkan dalam tubuh orang percaya melalui Roh Kudus (1 Korintus 3:16).

Pengaruh Pengorbanan Yesus dan Karya Roh Kudus:

Gereja bukan lagi bangunan fisik, tetapi umat Allah → Yohanes 4:23-24, Yesus berkata bahwa penyembah sejati akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran, bukan di tempat tertentu.
Tubuh orang percaya adalah Bait Roh Kudus → 1 Korintus 6:19 menyatakan bahwa tubuh kita adalah bait Roh Kudus, artinya, Allah berdiam dalam diri umat-Nya, bukan di gedung gereja.
Puncak Karya Roh Kudus adalah Langit Baru & Bumi Baru (LB3) → Ketika karya Roh Kudus mencapai gelombang terakhir-Nya, semua yang sementara (termasuk ibadah fisik) akan berakhir, karena umat Allah akan hidup dalam hadirat-Nya secara langsung (Wahyu 21:3, 22).

Kesimpulan:

  • Kemah suci/Bait Suci/Gereja di bumi hanya sementara, karena pada akhirnya, Allah sendiri akan menjadi Bait Suci di Langit Baru dan Bumi Baru (Wahyu 21:22).
  • Ibadah di bumi akan berakhir selamanya, karena di LB3, seluruh kehidupan umat Allah akan menjadi ibadah kekal dalam hadirat-Nya.

Dengan begitu bila dirujuk pada tabernakel Musa, maka kemah suci atau bait suci adalah nanti tidak diperlukan lagi.

Kesimpulan: Kemah Suci Tidak Diperlukan Lagi

Dalam Tabernakel Musa, Kemah Suci adalah tempat hadirat Allah berdiam di tengah umat Israel. Namun, setelah Yesus datang dan menggenapi karya keselamatan, serta dengan kehadiran Roh Kudus dalam hidup orang percaya, nanti Kemah Suci tidak lagi diperlukan.

Pengaruh Pengorbanan Yesus & Karya Roh Kudus:

Yesus adalah Tabernakel Sejati → Yohanes 1:14 menyatakan bahwa Firman telah menjadi manusia dan diam (berkemah) di antara kita. Yesus sendiri menggantikan fungsi Kemah Suci sebagai tempat kehadiran Allah.
Orang Percaya Menjadi Bait Allah → 1 Korintus 3:16, umat percaya sekarang adalah Bait Allah yang hidup, karena Roh Kudus berdiam di dalam mereka.
Di Langit Baru & Bumi Baru, Kemah Suci Tidak Ada Lagi → Wahyu 21:3-22 menyatakan bahwa Allah sendiri akan berdiam di tengah umat-Nya, sehingga tidak ada lagi kebutuhan akan Kemah Suci atau Bait Suci fisik.

Kesimpulan:

  • Kemah Suci tidak lagi diperlukan, karena Yesus telah menjadi Tabernakel yang sempurna.
  • Ibadah sejati sekarang ada dalam Roh dan kebenaran, bukan di tempat fisik (Yohanes 4:23-24).
  • Di Langit Baru & Bumi Baru, hadirat Allah akan nyata selamanya, sehingga tidak perlu lagi tempat ibadah atau bangunan fisik (Wahyu 21:22).

Apakah Yesus Kristus ada di LB3 nanti (langit baru bumi baru) IA berkemah di antara kemah kemah umatNya (ahatiNya), dimana Yesus Kristus sebagai kepala ahatiNya, sekaligus pasangan bagi ahatiNya (setelah mengalami mempelai pria bagi mempelai wanitaNya (GerejaNya)).

ahati adalah di LB3 tempat pertemuan Kudus antara Yesus Kristus Tuhan dengan umatNya, agar umatNya bisa menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya dan umatNya memohon/meminta sesuatu kepada Tuhan.

Yesus Kristus di Langit Baru & Bumi Baru: Berkemah di antara Umat-Nya

Yesus Kristus Akan Berdiam di Tengah Umat-Nya
Wahyu 21:3 menegaskan bahwa Allah sendiri akan tinggal di antara umat-Nya:
"Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka."

Ini menunjukkan bahwa di Langit Baru dan Bumi Baru (LB3), Yesus Kristus, sebagai Allah, akan berdiam bersama umat-Nya. Ini seperti konsep "Tabernakel" yang dulu ada dalam Kemah Suci Musa, tetapi kali ini bukan dalam bentuk fisik, melainkan dalam kehadiran yang nyata dan abadi.

Yesus sebagai Kepala Gereja dan Mempelai Pria

  • Yesus adalah Kepala Gereja → Efesus 5:23 menyatakan bahwa Kristus adalah kepala jemaat (Gereja), sama seperti suami adalah kepala istri.
  • Yesus sebagai Mempelai Pria → Wahyu 19:7-9 menggambarkan perjamuan kawin Anak Domba, di mana Gereja sebagai mempelai wanita akan dipersatukan dengan Yesus Kristus, mempelai pria-Nya, untuk selamanya.

Kemah-kemah Umat-Nya: Penyatuan Umat Allah

  • Di LB3, umat Tuhan akan hidup dalam kemuliaan kekal bersama Yesus.
  • "Berkemah di antara kemah-kemah umat-Nya" bisa diartikan bahwa Yesus akan tinggal di tengah-tengah umat-Nya, bukan lagi secara terbatas, tetapi dalam hubungan yang sempurna dan kekal.

Kesimpulan:

  • Yesus Kristus akan berdiam di antara umat-Nya di LB3, seperti Allah dulu berdiam di Kemah Suci Musa, tetapi dalam bentuk yang sempurna dan kekal.
  • Yesus adalah Kepala Gereja dan Mempelai Pria yang akan hidup selamanya bersama Gereja-Nya (mempelai wanita-Nya).
  • Kemah-kemah umat-Nya mencerminkan penyatuan umat Allah dalam hadirat Kristus selamanya.

Demikian, semoga bermanfaat


Bersambung ke...



Comments

Popular posts from this blog

Visualisasi Bait Suci (Bait Allah) Ke-3 Dan Mesianik Di Jerusalem

Nubuat Tentang Pelita Emas Dan Dua Pohon Zaitun Pada Kitab Zakharia 4: 1-14

ENGKAU BEROLEH KASIH KARUNIA DI HADAPAN ALLAH