PEMULIHAN CITRA DIRI
PEMULIHAN CITRA DIRI
Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang menetap di bumi.” - Kejadian 1:26 -
Manusia cenderung mengidentifikasi dirinya dengan lingkungan sosial dimana ia berada, profil fisik, dan status sosial-ekonominya terhadap dirinya sendiri.
Ketika identifikasi Diri itu bersifat negatif, maka timbullah perasaan malu, tertolak, rendah diri, tidak puas dalam hati. Perasaan-perasaan itu dapat menghalangi pertumbuhan dalam pencapaian karir, kerohanian, dan pelayanannya.
BERBAGAI PANDANGAN TENTANG CITRA DIRI
1. Pemahaman tentang Citra Diri
Yang disebut sebagai Citra Diri adalah :
• Apa yang dipikirkan dan dipercayai seseorang tentang dirinya, atau
• Apa pendapat atau pandangan orang lain tentang dirinya.
Amsal 23:7a (TB) Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia. .....
Misalnya:
Seseorang yang sejak kecil oleh orang tuanya selalu dikatakan sebagai anak yang bodoh akan percaya bahwa dirinya benar-benar bodoh.
2. Sumber-Sumber Pandangan tentang Citra Diri
1 Korintus 4:3-4 (TB) Bagiku sedikit sekali artinya entahkah aku dihakimi oleh kamu atau oleh suatu pengadilan manusia. Malahan diriku sendiri pun tidak kuhakimi.
Sebab memang aku tidak sadar akan sesuatu, tetapi bukan karena itulah aku dibenarkan. Dia, yang menghakimi aku, adalah Tuhan.
Ada 4 sumber pendapat/pandangan yang dapat mempengaruhi pandangan/penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri.
A.Orang lain
Adanya orang-orang tertentu yang pandangan atau pendapatnya tentang diri seseorang dapat mempengaruhi pendapat maupun pandangan orang tersebut mengenai dirinya sendiri.
Seorang bisa menyerah dan berkata dalam hati: “Saya adalah seperti yang kalian katakan tentang saya”.
B.Kelompok norma
Sekelompok orang atau masyarakat tertentu menyepakati sebuah standar nilai tertentu, misalnya :
• Kriteria orang yang dinilai cantik, kaya, sukses dan lain-lain.
• Pandangan tentang seseorang yang memiliki atau tidak memiliki anak, keturunan laki-laki dan orang lain.
C. Diri sendiri
Pandangan dan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri seringkali dipengaruhi oleh pandangan orang lain atau lingkungan sosial tertentu.
Misalnya :
• Seorang yang merasa dirinya tidak berguna, sehingga tidak mau melakukan apa-apa untuk Tuhan/pekerjaan Tuhan.
• Seorang yang pernah berkali-kali gagal lalu tidak mau “bangkit” lagi karena memandang dirinya memang “sebegitu” saja kemampuannya dan telah ditentukan oleh Tuhan untuk selalu gagal.
D. Tuhan
Nilai diri seseorang yang sebenarnya seperti apa yang dikatakan Firman Tuhan mengenai diri manusia.
PANDANGAN ALLAH TENTANG MANUSIA
Kejadian 1:26-28 (TB) Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merupakan tempat di bumi."
Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah menciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
Allah mengijinkan mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang menetap di bumi”.
Cara seseorang memandang dirinya sendiri sebaiknya yang benar adalah sebagaimana Tuhan memandang.
1. Sama dengan Gambar dan Rupa Allah
Manusia diciptakan dengan gambar dan rupa Allah, namun karena kehancuran manusia dalam dosa maka gambar dan rupa itu menjadi rusak dan perlu kasih sayang.
2. Harga di Mata Tuhan
Mazmur 103:4 (TB) Dia yang menyelamatkan hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat,
Tuhan Yesus memberikan hidup-Nya sebagai tebusan untuk hidup manusia. Ini membuktikan bahwa manusia begitu berharga bagi-Nya.
3. Ciptaan yang Dahsyat dan Ajaib
Mazmur 139:13-16 (TB) Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, memasukkan aku ke dalam kandungan ibuku.
Aku bersyukur kepada-Mu karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.
Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah;
mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan terbentuk, sebelum ada satu pun darinya.
Kejadian manusia adalah dahsyat dan ajaib karena Tuhan sendiri yang menyediakan ketika seseorang di dalam kandungan ibunya.
PENGARUH CITRA DIRI YANG DIPULIHKAN
Secara umum Citra Diri yang baik berdampak pada:
1. Pencapaian Prestasi Tertinggi
Kemungkinan tinggi seseorang menilai dirinya dalam suatu hal juga menentukan peraihan prestasi tertingginya dalam hal itu.
2. Penampilan Diri
Seseorang yang berpikir bahwa ia adalah orang yang baik akan merasa nyaman dan aman hidup berkelompok dengan orang-orang yang sama baik dengan dia.
3. Hubungan dengan Orang Lain
Seorang yang berpikiran positif terhadap dirinya cenderung berpikir dan berpikiran positif juga pada orang lain. Jika ia dapat menerima dan mencintai dirinya sendiri, maka ia akan bisa menghargai dan mencintai orang lain juga. Sebaliknya; seseorang dengan Citra Diri yang rusak sulit bertumbuh dan berhasil dalam hidupnya, dan cenderung menjadi seorang "pembuat masalah".
KEBUTUHAN DASAR JIWA MANUSIA
1. Rasa Diterima
Manusia mempunyai kebutuhan untuk dapat diterima oleh orang lain dan lingkungannya.
2. Rasa Memiliki dan Dimiliki
Kebutuhan untuk memiliki keluarga, pekerjaan dan lain-lain.
3. Rasa Berguna
Orang merasa dirinya berarti/berguna jika apa yang ia kerjakan bermanfaat bagi orang lain maupun bagi lingkungannya.
4. Rasa Berharga
Menurut Lawrence J.Crabb Jr, seorang psikolog Kristen, kebutuhan pribadi yang mendasar dari setiap orang adalah dirinya dinilai sebagai pribadi yang berharga.
Terpenuhinya kebutuhan–kebutuhan dasar tersebut di atas menentukan stabilitas emosi dan mengoptimalkan kinerja keberhasilan (berprestasi tinggi) dalam kehidupan.
BERBAGAI PENGHALANG TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN JIWA
1. Pekerjaan Iblis
2 Korintus 11:3 (TB)Tetapi saya takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.
2 Tesalonika 2:9-10 (TB) Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu,
dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mencintai kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka.
Si jahat ini merusak melalui tipu dayanya, ia menipu manusia untuk mendapatkan kebutuhan yang palsu.
2. Falsafah Dunia
Kolose 2:8 (TB) Hati-hati, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filosofinya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus .
Falsafah dunia ini sudah menjadi suatu konsep yang tertanam dalam pikiran dan cara berpikir manusia turun temurun.
3. Kedaganan
Manusia mempunyai kecenderungan untuk berbuat dosa, karena itu lebih mudah baginya untuk melakukan yang jahat daripada melakukan yang baik.
GEJALA-GEJALA CITRA DIRI YANG RUSAK
1. Merasa Tidak Berguna
A.Terintimidasi
Memandang segala kekurangan dan kelemahannya sebagai sesuatu yang menjadi ancaman bagi dirinya, sehingga seringkali membenci dirinya sendiri.
B. Takut dihukum
Selalu dibayangi ketakutan, bahkan seperti orang yang “takut pada bayangannya sendiri”.
C. Pencari “Kambing Hitam”
Selalu berusaha menyalahkan orang lain atas setiap kegagalan atau kesulitan yang terjadi.
2. Berusaha Supaya Diterima
A. Berusaha Menyenangkan Orang Lain 'Berapapun Harganya'
Siap melakukan 'kompromi', asal bisa diterima dalam suatu kelompok.
B. Berusaha Menyamai Penampilan Orang Lain
Sekalipun sebenarnya hal itu kurang sesuai dengan diri dan kemampuannya, baik dari sisi kondisi perekonomiannya, nilai-nilai moralnya, keyakinan agamanya.
C. Takut Dikritik
Menjadi mudah marah dan bengkok bila ada kritik yang disampaikan atau disampaikan kepadanya.
D. Merasa Rendah Diri
Selalu dengan perasaan was-was membandingkan dirinya dengan orang lain dalam hal pendidikan, kekayaan, status sosial dan sebagainya.
e. Tidak Punya Identitas
Tidak berani menyatakan mengungkapkan terhadap masalah tertentu yang diperkirakan 'melawan arus'.
3. Berusaha Untuk Berharga
A.kesempurnaan
Tidak bisa menerima adanya kesalahan, sehingga tidak bisa memaafkan dirinya sendiri ataupun orang lain yang melakukan kesalahan-kesalahan.
Terobsesi untuk menjadi yang paling sukses, sehingga menghalalkan segala cara.
B.Takut Gagal
Sangat memilih dalam menerima tugas dan tanggung jawab, dan menghindari tantangan.
C. Butuh Dukungan Secara Berkelebihan
Merasa tidak nyaman dan terancam bila ada orang lain yang menyamai atau melebihi dirinya.
Timbulnya rasa iri dan kedengkian, lalu berusaha menjatuhkan/menyingkirkan orang lain tersebut .
D.Pengkritik
Sulit memuji dan mendukung orang lain.
4. Menerima Keadaan Sebagai Takdir
A. Menarik Diri
Menjadi orang yang tertutup, egois, suka bergaul dan tidak bisa bermasyarakat.
B. Menyesali Diri Sendiri
Menyesali keberadaannya, suka mengutuki dirinya sendiri, bahkan merasa “bosan hidup” dan ingin mengakhiri hidupnya.
C. Menyesali Orang Tua
Mengapa ia dilahirkan sebagai anak mereka sehingga hidupnya seperti keadaan ini.
D. Menyesali Tuhan
Menyalahkan Tuhan, dan bisa undur dari Tuhan.
e. Putus Asa
Bersikap apatis, tidak bersemangat untuk bertumbuh dan berkarya.
F. Terikat Pada Kebiasaan Buruk
Rasa kecewa bisa menyeret seseorang kepada kebiasaan-kebiasaan buruk, seperti: narkotika, mabuk-mabukan dan perjudian.
KEPUTUSAN UNTUK MENGALAMI PEMULIHAN CITRA DIRI
1. Memahami dan Menerima Ketetapan Tuhan
Ada beberapa hal yang harus kita terima dalam hidup ini, antara lain:
• Jenis kelamin
• Keturunan (ras, negara, kebangsaan, suku dan lain-lain)
• Keluarga (orang tua dan saudara/i)
• Waktu kelahiran (urutan kelahiran, tanggal, saat/zaman waktu lahir)
• Penampilan fisik
• Kemampuan (IQ, EQ, bakat, dan lain-lain)
2. Memahami dan Menerima Diri Sendiri
Mempercayai dan menganut prinsip-prinsip Firman Tuhan dan berpedoman kepada-Nya sehingga bisa memiliki kepercayaan dan keyakinan yang benar mengenai diri sendiri sebagaimana yang Tuhan maksudkan.
• Hidup kita di dalam rencana Tuhan
Apapun bentuknya, rencana Tuhan itu pasti sempurna.
Mazmur 139:14-16 (TB) Aku bersyukur kepada-Mu karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.
Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah;
mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan terbentuk, sebelum ada satu pun darinya.
• Tuhan sedang memegang kendali atas hidup kita.
Filipi 1:6 (TB) Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.
Menyadari bahwa bila Tuhan sudah memulai sesuatu pastilah Ia akan melanjutkannya, sehingga di dalam Dia manusia selalu punya kesempatan untuk berubah menjadi lebih baik.
• Jangan membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain.
Supaya tidak terjebak oleh tata nilai dunia ini tentang apa yang hebat.
2 Korintus 10:12 (TB) Memang kami tidak berani menggolongkan diri untuk atau membandingkan diri dengan orang-orang tertentu yang memujikan diri sendiri. Mereka mengukur dirinya dengan ukuran mereka sendiri dan membandingkan dirinya dengan diri mereka sendiri. Alangkah bodohnya mereka!
• Penampilan fisik hanyalah pelengkap Citra Diri
1 Petrus 3:3-4 (TB) Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah,
tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.
Yang lebih penting adalah apa yang ada di dalam diri itu.
• Mengucapkan terima kasih
1 Tesalonika 5:18 (TB) Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
Belajar bersyukur kepada Tuhan atas segala kelebihan maupun kekurangan/kelemahan yang ada pada diri sendiri.
• Bermegah di dalam Tuhan
Memiliki pengertian yang benar akan arti dari 'kelemahan'.
2 Korintus 12:7 (TB) Dan supaya aku tidak meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.
3. Menerima “Jalan Keluar” dari Tuhan
• Terhadap keyakinan: “Supaya diterima”
• Penilaian terhadap keyakinan: “Supaya berharga”
• Terhadap keyakinan: “Menjadi orang yang berguna”
• Terhadap keyakinan: “Ini sudah takdir”
LANGKAH-LANGKAH PEMULIHAN CITRA DIRI
1. Mengidentifikasi Citra Diri yang Salah
Yaitu menemukan; dalam hal-hal apa yang selama ini kita menilai diri kita sendiri dengan pola pandang
2. Minta Ampun kepada Tuhan, karena:
A. Melecehkan penciptaan-Nya,
B. Menyia-menyia-menyia-nyiakan anugerah-Nya,
C. Menghambat rencana-Nya.
3. Tolak yang Salah dan Terima yang Benar
Bertindak secara profetik dalam nama Tuhan Yesus untuk menolak cara memandang yang salah dan mendeklarasikan mulai saat itu juga akan memandang diri sendiri seperti cara Tuhan memandang kita.
4. Berdiri di atas Keyakinan yang Benar
Setiap sikap, keputusan dan tindakan dalam bidang kehidupan dan pelayanan berlandaskan keyakinan bahwa kita adalah ciptaan Allah yang unik dan sempurna.
KESIMPULAN
Cara kita melihat dan menilai orang-orang yang dekat dengan kita (dalam hal “gambar diri”) adalah seperti apa pandangan Allah tentang mereka. Semua manusia adalah segambar dan serupa dengan PenciptaNya, manusia begitu berharga bagi Tuhan, dan Kejadian manusia itu dahsyat dan ajaib.
Secara umum Citra Diri yang baik pada seseorang akan berdampak pada:
1. Pencapaian Prestasi Tertinggi
2. Penampilan Diri Prima
3. Hubungan positif dengan Orang Lain
kebutuhan pribadi yang mendasar dari setiap orang adalah dirinya dinilai sebagai pribadi yang berharga, selain rasa diterima, rasa memiliki/dimiliki, dan rasa berharga. Terpenuhinya kebutuhan–kebutuhan dasar tersebut di atas akan menentukan stabilitas emosi dan mengoptimalkan kinerja keberhasilan (berprestasi tinggi) dalam kehidupan pelakunya.
Namun bila seseorang berbuat dosa, mengakibatkan gambaran dan rupa (citra) dirinya menjadi rusak, dan perlu diperbaiki. Jika kita melihat adanya “gambar diri” yang rusak pada orang-orang yang dekat dengan kita, maka kita mulai memberikan nasihat dan ajaran kepada mereka untuk menyadari keberadaan mereka yang sebenarnya. Gejala-gejala citra diri yang rusak adalah :
1. Merasa Diri Tidak Berguna
2. Berusaha Supaya Diterima Orang Lain
3. Berusaha Untuk Berharga Bagi Orang Lain.
4. Menerima Keadaan Sebagai Takdir.
Bagi mereka yang mengalami citra diri rusak, perlu mengambil keputusan untuk MELAKUKAN PEMULIHAN CITRA DIRI, yaitu:
1. Memahami dan Menerima Ketetapan Tuhan Pada Keberadaan Diri.
2. Memahami dan Menerima Diri Sendiri dengan kepercayaan dan keyakinan yang benar sebagaimana yang Tuhan maksudkan.
3. Menerima “Jalan Keluar” yang Tuhan berikan.
Kemudian kita berikan langkah-langkah pemulihan citra diri bagi mereka, yaitu:
1. Mengidentifikasi Citra Diri yang Salah
2. Minta Ampun kepada Tuhan, karena telah salah menilai kehidupan, dan cara memandang yang salah.
3. Tolak yang Salah dan Terima yang Benar.
4. Berdiri di atas Keyakinan yang Benar.
Mari kawan, gerakkan penolakan cara pandang yang salah dan deklarasi-kan mulai saat ini akan memandang diri sendiri maupun orang lain seperti cara Tuhan memandang kita, dengan berkeyakinan bahwa kita masing-masing adalah ciptaan Allah yang unik dan sempurna.
Yoel 2:25 (TB) Aku akan memulihkan kepadamu tahun-tahun yang hasilnya dimakan habis oleh belalang pindahan, belalang pelompat, belalang pelahap dan belalang pengerip, tentara-Ku yang besar yang Kukirim ke antara kamu.
Tuhan mampu memulihkan apa yang rusak dan mengubahnya menjadi sesuatu yang menakjubkan. Yang Anda butuhkan hanyalah IMAN.
Bersambung ke Kesembuhan Dari Luka Batin
Demikian,... Semoga bermanfaat
Comments
Post a Comment