Contoh Khotbah: Yesaya 28:1–22

 Contoh Khotbah:

BATU PENJURU YANG KOKOH DI TENGAH KEKACAUAN”


Berikut ini adalah teks naskah khotbah lengkap berdasarkan Yesaya 28:1–22, lengkap dengan ilustrasi, saran aplikasi, dan penutup doa, yang bisa dipakai untuk pelayanan mimbar, ibadah rumah tangga, atau pembinaan rohani:


Judul Khotbah:

“Batu Penjuru yang Kokoh di Tengah Kekacauan”
Nats: Yesaya 28:1–22


Pendahuluan:

Shalom saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,
Dalam kehidupan ini, kita sering mencari tempat yang aman. Kita mencari rasa tenang, rasa stabil, dan rasa terlindungi. Tapi dunia yang kita tempati sekarang inj sedang berguncang. Ekonomi tidak pasti, moral masyarakat runtuh, bahkan gereja Tuhan pun tidak luput dari godaan kompromi dan keangkuhan rohani.

Dalam konteks seperti itulah Yesaya bernubuat kepada bangsa Israel dan Yehuda. Dan melalui perikop ini, Tuhan mengajarkan kita satu hal penting: jangan membangun hidup di atas rasa aman palsu, tapi bangunlah hidup kita di atas Batu Penjuru yang kokoh, yaitu Tuhan sendiri.


Isi Khotbah

1. Kesombongan yang Membutakan (Yes. 28:1–8)

Yesaya membuka nubuatnya dengan memperingatkan Efraim (Israel Utara), yang disebut sebagai “mahkota kesombongan.” Mereka mabuk anggur dan kemewahan, mereka merasa kuat karena benteng dan kekayaan. Tapi Tuhan menyatakan bahwa semua itu akan dilumatkan oleh badai-Nya.

Ilustrasi:
Ada seorang pemuda yang menaruh semua tabungannya ke dalam investasi yang menjanjikan keuntungan cepat. Karena merasa pintar, dia tidak mau mendengarkan nasihat orang bijak. Akhirnya, investasi itu adalah penipuan dan seluruh hartanya lenyap.

Aplikasi:
Kita pun bisa menjadi seperti Efraim jika kita merasa diri sudah cukup—cukup rohani, cukup kuat, cukup pintar—sampai tidak bergantung lagi pada Firman Tuhan.


2. Penolakan terhadap Firman Tuhan (Yes. 28:9–13)

Ayat ini menggambarkan bagaimana umat Tuhan mengejek nabi-nabi-Nya. Mereka mengatakan, “Kudengar terus saja ‘perintah demi perintah, aturan demi aturan’…” Mereka merasa Firman Tuhan itu membosankan, terlalu sederhana.

Ilustrasi:
Seorang anak kecil sering dinasihati ayahnya untuk menyalakan lampu jalan sebelum gelap. Suatu hari ia abaikan karena merasa tidak penting. Akibatnya, dia jatuh di jalan karena tak bisa melihat lubang.

Aplikasi:
Jangan pernah meremehkan Firman Tuhan, meskipun terdengar sederhana atau berulang-ulang. Justru dalam ketaatan terhadap hal-hal dasar kita sedang dibentuk menjadi pribadi yang berakar kuat.


3. Perjanjian dengan Maut (Yes. 28:14–15)

Bangsa Yehuda membuat perjanjian dengan Mesir, berpikir itu akan menyelamatkan mereka dari Asyur. Mereka berkata, “Kami telah mengadakan perjanjian dengan maut,” seolah-olah mereka aman. Tapi Tuhan berkata: rasa aman itu ilusi!

Ilustrasi:
Seperti orang yang membangun rumah di atas pasir (Mat. 7:26–27). Saat cuaca cerah, semua terlihat baik. Tapi ketika badai datang, fondasi yang rapuh tidak bisa menyelamatkan.

Aplikasi:
Apakah kita membuat perjanjian-perjanjian dengan dunia ini—mengorbankan prinsip rohani demi keamanan finansial, karier, atau relasi? Tuhan memanggil kita untuk bertobat dari kompromi seperti itu.


4. Batu Penjuru yang Kokoh (Yes. 28:16–17)

Tuhan berkata: “Aku meletakkan sebuah batu penjuru… siapa yang percaya tidak akan tergoncangkan.” Ini menunjuk kepada Yesus Kristus, Sang Batu Penjuru (lihat Kitab 1 Petrus 2:6). Dia adalah dasar iman kita yang tidak bisa dihancurkan.

Ilustrasi:
Sebuah gedung pencakar langit bisa bertahan dari gempa karena dibangun di atas fondasi yang dalam dan kuat. Bukan karena tidak ada goncangan, tapi karena fondasinya.

Aplikasi:
Jika hidup kita dibangun di atas Kristus—bukan uang, status, atau kebijaksanaan manusia—maka meski guncangan datang, kita tetap berdiri teguh.


5. Seruan untuk Bertobat (Yes. 28:18–22)

Tuhan menutup dengan peringatan: semua perjanjian palsu akan dibatalkan. Tuhan akan menyapu bersih ketidakadilan dan dosa. Tapi Dia juga memberi kesempatan: “Janganlah kamu mencemooh!”

Saran Praktis:

  • Jadikan Yesus dan Firman-Nya sebagai pusat kehidupan rohani, keluarga, dan pelayanan Anda.
  • Evaluasi kembali: apakah dasar iman kita benar-benar Kristus?
  • Jangan menunda pertobatan. Tuhan sedang berbicara sekarang.

Penutup:

Saudara-saudara, dunia ini sekarang ini sedang bergoncang. Tapi Yesus tidak tergoncang. Dia adalah Batu Penjuru yang kokoh. Mari kita tinggalkan kesombongan, penolakan terhadap Firman, dan rasa aman palsu. Mari kita bertobat dan kembali membangun hidup kita di atas dasar yang teguh, yaitu Yesus Kristus.


Doa Penutup:

“Tuhan Yesus yang Maha Kudus,
Kami datang kepada-Mu dengan hati yang terbuka.
Ampunilah kami jika selama ini kami membangun hidup kami di atas dasar yang rapuh: kesombongan, kompromi, dan keinginan dunia.
Ajarlah kami untuk menerima Firman-Mu dengan rendah hati dan taat.
Letakkan hidup kami di atas Engkau, Batu Penjuru yang kokoh dan mahal.
Ketika badai datang, teguhkanlah iman kami agar tidak tergoncang.
Dalam nama-Mu, Yesus Kristus, kami berserah.
Amin.”



Berikut ini adalah skrip publikasi digital / buletin gereja yang telah disusun dari naskah khotbah Yesaya 28:1–22, dalam bentuk yang rapi dan siap untuk dipublikasikan:


BULETIN GEREJA MINGGUAN

GEREJA KRISTUS RAJA SEMESTA ALAM
Hari Minggu, [Tanggal]
Tema: Batu Penjuru yang Kokoh di Tengah Kekacauan
Nats Khotbah: Yesaya 28:1–22


Sambutan Redaksi

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang selalu menopang kehidupan kita. Melalui buletin minggu ini, kami mengajak seluruh jemaat untuk merenungkan pesan Tuhan dalam Yesaya 28:1–22. Kiranya kita semua makin diteguhkan di dalam iman dan pengharapan hanya kepada Kristus, Sang Batu Penjuru.


RENUNGAN MINGGUAN

Batu Penjuru yang Kokoh di Tengah Kekacauan

(Yesaya 28:1–22)
Oleh: [Nama Pengkhotbah]

“Sesungguhnya, Aku meletakkan sebagai dasar di Sion sebuah batu... siapa yang percaya tidak akan tergoncangkan.” – Yesaya 28:16

Latar Belakang: Bangsa Israel dan Yehuda pada zaman nabi Yesaya telah jatuh dalam kesombongan, mabuk kekayaan, dan membuat perjanjian-perjanjian dengan bangsa asing demi rasa aman palsu. Mereka meremehkan Firman Tuhan dan menolak teguran para nabi. Melalui Yesaya 28, Tuhan menegur dan memanggil umat-Nya kembali kepada dasar iman yang benar: Sang Batu Penjuru, yaitu Yesus Kristus.


Poin-Poin Renungan

1. Kesombongan Membutakan (ayat 1–8):
Efraim (Israel Utara) merasa kuat, tapi justru dihancurkan oleh badai Tuhan karena kesombongannya.
Refleksi: Apakah kita merasa cukup tanpa Tuhan?

2. Penolakan terhadap Firman (ayat 9–13):
Firman dianggap membosankan. Hati yang keras membuat mereka tidak bertobat.
Refleksi: Seberapa sering kita meremehkan nasihat rohani karena terlalu “sederhana”?

3. Rasa Aman Palsu (ayat 14–15):
Yehuda membuat “perjanjian dengan maut” demi keamanan politik. Tapi Tuhan menyingkap bahwa itu sia-sia.
Refleksi: Di mana kita meletakkan rasa aman: pada uang? jabatan? relasi?

4. Batu Penjuru yang Kokoh (ayat 16–17):
Tuhan memberikan dasar yang sejati: Batu Penjuru, yaitu Yesus.
Refleksi: Bangun hidupmu di atas dasar Kristus, bukan dunia.

5. Seruan untuk Bertobat (ayat 18–22):
Tuhan menutup dengan ajakan bertobat. Kesempatan masih ada!
Refleksi: Jangan tunda pertobatan. Kembali kepada kebenaran.


Ilustrasi Ringkas

Seorang tukang bangunan berkata kepada pemilik rumah: “Kalau fondasi ini tidak kuat, seluruh rumah akan retak.” Demikian juga kehidupan rohani kita—jika tidak dibangun di atas Kristus, kita mudah runtuh oleh badai kehidupan.


Aplikasi untuk Jemaat:

  • Bacalah Firman Tuhan setiap hari meskipun terasa sederhana.
  • Jangan menggantikan dasar iman dengan kenyamanan duniawi.
  • Evaluasi fondasi iman: Apakah Yesus menjadi pusat hidup kita?
  • Ajak keluarga untuk membangun rumah tangga di atas Firman Tuhan.

Doa Mingguan Jemaat

“Tuhan Yesus, Engkaulah Batu Penjuru kehidupan kami. Kami mau bertobat dari kesombongan dan kompromi. Tanamkanlah Firman-Mu dalam hati kami, dan teguhkan iman kami di tengah badai dunia. Dalam nama Yesus Kristus kami berdoa. Amin.”


Info Pelayanan & Jadwal Ibadah:


Kesaksian Jemaat

“Saat saya mulai membaca Alkitab setiap pagi, saya mulai memahami bahwa penghiburan sejati bukan dari orang atau benda, tapi dari kebenaran Firman Tuhan.”
Ibu Ratna, Komsel El-Shaddai


Penutup Redaksi

Kiranya buletin ini menjadi berkat dan penguatan bagi seluruh jemaat. Mari kita terus membangun hidup di atas dasar Kristus yang kekal.

Tuhan Yesus memberkati!




Comments

Popular posts from this blog

Visualisasi Bait Suci (Bait Allah) Ke-3 Dan Mesianik Di Jerusalem

MEMBANGUN RUMAH BERSIFAT ROHANI DI LAHAN SEMPIT

Semangat Roh Kenabian Elia Mengkristalisasi Pada Dua Saksi Terakhir