5 Aspek Tingkat Keselamatan Dan Tahapan Pertumbuhan Gereja
5 ASPEK TINGKAT KESELAMATAN DAN TAHAPAN PERTUMBUHAN DIRI ORANG-ORANG PERCAYA MEMPEROLEH KESEMPURNAAN
Ibarat seperti mobil masuk Car Wash yang memiliki 5 ruang berbeda yaitu ruang penyiraman, penyabunan, pembilasan, peng-lap-an, dan ruang peng-kit-an, mobil yang tadinya kotor tetapi setelah masuk ke ruang penyiraman, di proses siram, lalu keluar dan masuk ke ruang penyabunan agar mobil disabuni, lalu keluar dan masuk ke ruang pembilasan agar mobil dibilas dengan air bersih, lalu keluar dan masuk ke ruang peng-lap-an agar mobil dilap kering, lalu keluar dan masuk ke ruang peng-kit-an agar mobil diberi kit untuk membuat mobil tampak kinclong bersih mengkilap sama persis dengan mobil baru yang ada di dealer, begitulah kita di proses atau ditempa dan mau menempa diri menjadi sempurna, tidak ada dosa, tidak ada salah, sama seperti Yesus Kristus yang sempurna. Penempaan diri ini ada sebanyak 26 Butir Penyempurnaan Diri dalam 5 aspek/tingkat keselamatan dan tahapan pertumbuhan diri yang harus kita praktekkan di keseharian agar kita memperoleh kesempurnaan.
Berikut ini 5 aspek/tingkat dalam keselamatan bisa ditemukan dalam pemahaman rohani berdasarkan Alkitab dan pengalaman iman. Berikut adalah penjelasan lebih mendalam mengenai kelima aspek/tingkat tersebut:
1. Dasar Keselamatan: Percaya dan Menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat
(Efesus 2:8-9, Roma 10:9-10)
Efesus 2:8-9 (TB) Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
Roma 10:9-10 (TB) Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.
Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.
- Ini adalah langkah awal keselamatan, di mana seseorang menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
- Keselamatan diberikan bukan karena perbuatan, tetapi oleh kasih karunia melalui iman.
- Pada tahap ini, seseorang mengalami kelahiran baru (Yohanes 3:3) dan menerima jaminan hidup kekal.
Yohanes 3:3 (TB) Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."
2. Pengudusan: Hidup dalam Firman dan Meninggalkan Dosa
(Ibrani 12:14, 1 Tesalonika 4:3-4, Roma 6:22)
Ibrani 12:14 (TB) Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.
1 Tesalonika 4:3-4 (TB) Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan,
supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan,
Roma 6:22 (TB) Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal.
- Setelah percaya, seseorang harus hidup dalam pertobatan dan meninggalkan dosa.
- Firman Tuhan menguduskan orang percaya dan membentuk karakter seperti Kristus (Yohanes 17:17).
Yohanes 17:17 (TB) Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.
- Proses ini berlangsung seumur hidup, di mana seseorang semakin bertumbuh dalam kesalehan.
3. Pelayanan dan Pengorbanan: Mengabdikan Hidup untuk Tuhan
(Roma 12:1, Matius 16:24-25)
Roma 12:1 (TB) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Matius 16:24-25 (TB) Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
- Orang percaya dipanggil untuk melayani Tuhan, baik dalam gereja maupun dalam kehidupan sehari-hari.
- Pelayanan sejati bukan hanya aktivitas, tetapi juga gaya hidup yang menyerahkan diri kepada Tuhan.
- Pengorbanan dan penyangkalan diri menjadi bagian dari perjalanan rohani.
4. Panggilan Khusus dan Penuaian Jiwa: Memuridkan dan Mempersiapkan Kedatangan Tuhan
(Matius 28:19-20, 2 Timotius 4:2, Wahyu 3:10)
Matius 28:19-20 (TB) Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
2 Timotius 4:2 (TB) Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
Wahyu 3:10 (TB) Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Aku pun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi.
- Pada tahap ini, orang percaya dipanggil untuk menjadi saksi Kristus dan menjalankan Amanat Agung.
- Tuhan memberi karunia dan panggilan khusus untuk berbagai pelayanan dalam tubuh Kristus (Efesus 4:11-12).
Efesus 4:11-12 (TB) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
- Persiapkan diri untuk menyambut kedatangan Yesus yang kali kedua menjadi fokus utama.
5. Kesempurnaan dan Kemuliaan Kekal dalam Kerajaan Allah
(Wahyu 20:6, Wahyu 21:7, Filipi 3:12-14)
Wahyu 20:6 (TB) Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.
Wahyu 21:7 (TB) Barangsiapa menang, ia akan memperoleh semuanya ini, dan Aku akan menjadi Allahnya dan ia akan menjadi anak-Ku.
Filipi 3:12-14 (TB) Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus.
Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku,
dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.
- Puncak dari keselamatan adalah hidup kekal bersama Tuhan dalam Kerajaan 1000 Tahun di Milenium, dan Yerusalem Baru di LB3 (Langit Baru Bumi Baru).
- Mereka yang setia akan menerima mahkota kehidupan dan kemuliaan bersama Kristus (2 Timotius 4:7-8).
2 Timotius 4:7-8 (TB) Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.
- Pada tahap ini, tidak ada lagi dosa, penderitaan, atau kematian (Wahyu 21:4).
Wahyu 21:4 (TB) Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."
Kesimpulan: Mengapa 5 Tingkatan Ini Penting?
- Keselamatan bukan hanya sekadar percaya, tetapi adalah proses bertumbuh hingga mencapai kesempurnaan dalam Kristus.
- Kelima tingkatan ini menggambarkan perjalanan rohani gereja (umat Tuhan) mulai dari awal hingga kekekalan.
- Setiap orang percaya harus terus bertumbuh dan tidak hanya berhenti pada tahap pertama.
Berikut penjelasan bagian demi bagian:
Poin 1: Dasar Keselamatan: Percaya dan Menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat
Keselamatan dalam Yesus Kristus adalah anugerah terbesar yang diberikan Allah kepada manusia. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah utama yang membentuk dasar keselamatan menurut Alkitab.
1. Keselamatan adalah Kasih Karunia Allah, Bukan Hasil Perbuatan
- Keselamatan adalah pemberian Allah yang tidak bisa diperoleh dengan usaha manusia.
- Manusia telah jatuh dalam dosa dan tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri (Roma 3:23).
Roma 3:23 (TB) Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,
- Yesus Kristus mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia (Roma 5:8, Yohanes 3:16).
Roma 5:8 (TB) Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.Yohanes 3:16 (TB) Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
2. Percaya dan Mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat
Keselamatan diperoleh dengan:
- Mengakui dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan.
- Percaya dalam hati bahwa Yesus telah mati dan bangkit untuk menebus dosa.
- Ini adalah langkah ber-iman dan keputusan pribadi seseorang untuk menerima keselamatan.
3. Kelahiran Baru (Born Again) dalam Roh
- Percaya kepada Yesus bukan hanya perubahan pemikiran, tetapi kelahiran baru secara rohani.
- Roh Kudus masuk ke dalam hidup seseorang dan mengubah hati serta pikirannya (Yohanes 3:5-6, 2 Korintus 5:17).
Yohanes 3:5-6 (TB) Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.
2 Korintus 5:17 (TB) Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
- Kelahiran baru menghasilkan perubahan hidup nyata, hidup dalam Roh, di mana seseorang mulai meninggalkan dosa dan hidup dalam kehendak Tuhan.
4. Bertobat dan Berbalik dari Dosa
- Percaya kepada Yesus harus disertai dengan pertobatan.
- Pertobatan artinya berbalik 180 derajat dari dosa dan mulai hidup dalam kebenaran.
- Pertobatan bukan hanya perasaan menyesal, tetapi perubahan pola hidup dan ketaatan kepada Tuhan, dan tidak tertutup kemungkinan melakukan "hukum silih".
Silih (reparation) adalah “tindakan atau fakta memperbaiki kesalahan. Itu mencakup usaha untuk mengembalikan hal-hal kepada keadaan mereka yang normal atau baik, sebagaimana sebelum kesalahan dilakukan (mengembalikan hak-hak milik orang lain).
5. Penerimaan Roh Kudus sebagai Meterai Keselamatan
- Setelah percaya dan menerima Yesus, Roh Kudus masuk dalam kehidupan orang percaya sebagai meterai keselamatan.
- Roh Kudus memberikan kepastian keselamatan dan menuntun dalam kebenaran (Yohanes 16:13).
Yohanes 16:13 (TB) Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.
- Orang yang memiliki Roh Kudus, hidupnya akan menghasilkan buah Roh (Galatia 5:22-23).
Galatia 5:22-23 (TB) Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
6. Hidup dalam Iman dan Pengakuan kepada Yesus Setiap Hari
- Keselamatan bukan hanya sekali percaya lalu selesai, tetapi harus dihidupi dalam hidup kita setiap hari.
- Orang percaya harus tetap setia sampai akhir dan tidak menyangkal imannya (Matius 24:13).
Matius 24:13 (TB) Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.
- Keselamatan sejati terlihat dari kehidupan kita yang terus bertumbuh dalam iman dan kasih kepada Tuhan.
Kesimpulan
Dasar Keselamatan terdiri dari langkah-langkah berikut:
- Keselamatan adalah kasih karunia Allah, bukan usaha manusia.
- Percaya dan mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
- Mengalami kelahiran baru oleh Roh Kudus.
- Bertobat dan meninggalkan dosa.
- Dimeteraikan dengan Roh Kudus sebagai jaminan keselamatan.
- Tetap hidup dalam iman dan setia kepada Yesus sampai akhir.
Keselamatan bukan hanya teori, tetapi perjalanan iman yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan memahami dan menjalani keenam langkah ini, seseorang dapat memiliki dasar keselamatan yang kuat dalam Kristus.
Poin 2: Pengudusan – Hidup dalam Firman dan Meninggalkan Dosa
Pengudusan adalah proses setelah keselamatan, di mana kita hidup dalam ketaatan kepada Firman Tuhan dan meninggalkan dosa. Ini adalah langkah penting dalam kehidupan orang percaya agar semakin serupa dengan Kristus.
Berikut adalah 5 bagian utama dalam pengudusan:
1. Disucikan oleh Firman Tuhan
Yohanes 17:17 (TB) Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.Mazmur 119:9 (TB) Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.Efesus 5:26 (TB) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
- Yesus berkata: "Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran" (Yohanes 17:17).
- "Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu" (Mazmur 119:9).
- Firman Allah membersihkan dan menyucikan seperti air (Efesus 5:26).
→ Kesimpulan: Kita harus membaca, merenungkan, dan menaati Firman Tuhan agar hidup kita terus dikuduskan.
2. Hidup dalam Roh dan Menolak Dosa
- "Hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging" (Galatia 5:16).
- "Jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup" (Roma 8:13).
- Kita harus menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru (Efesus 4:22-24).
Efesus 4:22-24 (TB) yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan,supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
→ Kesimpulan: Hidup dalam pengudusan berarti membiarkan Roh Kudus membimbing kita dan menolak perbuatan dosa.
3. Berjuang Melawan Godaan dan Dosa
- "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami tidak melebihi kekuatan manusia... Allah memberikan jalan ke luar" (1 Korintus 10:13).
1 Korintus 10:13 (TB) Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.
- "Tunduklah kepada Allah, lawanlah Iblis, maka ia akan lari daripadamu" (Yakobus 4:7).
- "Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanlah Iblis dengan iman yang teguh" (1 Petrus 5:8-9).
→ Kesimpulan: Kita harus berjaga-jaga, berdoa, dan menolak godaan dengan kekuatan Tuhan.
4. Hidup dalam Persekutuan dengan Orang Percaya
- "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, tetapi saling menasihati" (Ibrani 10:25).
Ibrani 10:25 (TB) Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
- "Saling membangun dan saling menguatkan" (1 Tesalonika 5:11).
1 Tesalonika 5:11 (TB) Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan.
- "Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya" (Amsal 27:17).
→ Kesimpulan: Persekutuan dalam gereja dan komunitas Kristen membantu kita tetap teguh dalam pengudusan.
5. Memiliki Hati yang Kudus dan Hidup dalam Kasih
- "Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah" (Matius 5:8).
- "Kuduslah kamu, sebab Aku kudus" (1 Petrus 1:15-16).
- "Hiduplah dalam kasih, seperti Kristus juga telah mengasihi kamu" (Efesus 5:1-2).
→ Kesimpulan: Kita harus menjaga hati tetap suci dan hidup dalam kasih seperti Kristus.
Kesimpulan
Pengudusan – hidup dalam Firman dan meninggalkan dosa – dapat dikemas dalam 5 bagian utama:
- Disucikan oleh Firman Tuhan → Firman Tuhan membersihkan dan menguduskan hidup kita.
- Hidup dalam Roh dan Menolak Dosa → Dipimpin oleh Roh Kudus dan meninggalkan manusia lama.
- Berjuang Melawan Godaan dan Dosa → Bersandar pada Tuhan dalam menghadapi pencobaan.
- Hidup dalam Persekutuan dengan Orang Percaya → Persekutuan Kristen menguatkan iman dan kekudusan.
- Memiliki Hati yang Kudus dan Hidup dalam Kasih → Pengudusan berasal dari hati yang suci dan penuh kasih.
Dengan menjalani kelima langkah ini, kita akan bertumbuh dalam pengudusan dan semakin serupa dengan Kristus.
Poin 3: Pelayanan dan Pengorbanan: Mengabdikan Hidup untuk Tuhan
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai Pelayanan dan Pengorbanan: Mengabdikan Hidup untuk Tuhan yang dapat dikemas dalam beberapa bagian utama:
1. Pengabdian Pribadi kepada Tuhan
- Komitmen Hati:Menyadari bahwa hidup adalah milik Tuhan dan menyerahkan seluruh aspek kehidupan—pikiran, emosi, dan tindakan—kepada-Nya.
- Ibadah Sehari-hari:Melalui doa, pujian, penyembahan, dan meditasi pada Firman Tuhan, seseorang membangun hubungan intim dengan Allah sebagai bentuk pengabdian.
- Contoh Alkitab:Yesus memberikan teladan pengabdian total kepada Bapa (Yohanes 5:19) dan mengajarkan agar kita hidup sebagai persembahan hidup (Roma 12:1).
Yohanes 5:19 (TB) Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak.
Roma 12:1 (TB) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
2. Pelayanan kepada Sesama
- Mengasihi Sesama:Pelayanan kepada sesama merupakan perwujudan kasih kepada Tuhan. Ini melibatkan membantu, mendukung, dan menyemangati saudara seiman maupun mereka yang membutuhkan.
- Pemberdayaan dan Kepedulian:Menggunakan talenta, waktu, dan sumber daya untuk melayani komunitas, seperti mengunjungi orang sakit, memberi makan yang lapar, atau mendidik generasi muda.
- Ajaran Yesus:Yesus mengajarkan bahwa pelayanan kepada orang lain adalah pelayanan kepada-Nya (Matius 25:40).
Matius 25:40 (TB) Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
3. Pengorbanan Diri
- Melepaskan Kepentingan Pribadi:Mengutamakan kehendak Tuhan di atas keinginan pribadi. Ini bisa berarti menolak keuntungan duniawi demi nilai-nilai kekal.
- Menghadapi Tantangan dan Penderitaan:Pengorbanan termasuk kesediaan untuk mengalami penderitaan, kesulitan, atau bahkan penolakan demi kebenaran dan Kerajaan Allah.
- Teladan Kristus:Yesus sendiri rela mengorbankan nyawanya di kayu salib untuk menebus dosa manusia, sehingga pengorbanan kita menjadi cerminan kasih-Nya (Filipi 2:5-8).
Filipi 2:5-8 (TB) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
4. Pelayanan dalam Komunitas Gereja
- Peran dalam Tubuh Kristus:Setiap orang percaya dipanggil untuk menggunakan karunia dan talenta yang diberikan Allah untuk membangun dan menguatkan jemaat (Efesus 4:11-12).
Efesus 4:11-12 (TB) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
- Keterlibatan dalam Pelayanan Sosial dan Rohani:Melalui kegiatan pelayanan gereja seperti pengajaran, pendampingan rohani, atau pelayanan kemanusiaan, umat Kristen saling menguatkan dan membawa terang kepada dunia.
- Kepemimpinan yang Menginspirasi:Para pemimpin rohani harus melayani dengan teladan kerendahan hati dan pengorbanan, bukan hanya mengelola tetapi juga mendampingi jemaat secara pribadi.
5. Kesetiaan dan Komitmen Seumur Hidup
- Tekad untuk Menjadi Persembahan yang Berkesinambungan:Pengabdian dan pelayanan bukanlah momen sesaat, melainkan gaya hidup yang konsisten dan bertahan seumur hidup.
- Pertumbuhan Rohani Berkelanjutan:Dengan terus belajar dari Firman Tuhan dan pengalaman pelayanan, seseorang akan semakin matang dalam iman dan pelayanan.
- Menghadapi Akhir Zaman:Kesetiaan dalam pelayanan menjadi bukti integritas iman, yang pada akhirnya akan membawa penghargaan di hadapan Tuhan (Wahyu 2:10).
Wahyu 2:10 (TB) Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.
Kesimpulan
Pelayanan dan Pengorbanan: Mengabdikan Hidup untuk Tuhan dapat dilihat sebagai rangkaian langkah yang saling berkaitan:
- Pengabdian Pribadi kepada Tuhan – Menyerahkan seluruh hidup sebagai ibadah.
- Pelayanan kepada Sesama – Menunjukkan kasih melalui tindakan nyata kepada orang lain.
- Pengorbanan Diri – Melepas ego dan kepentingan duniawi demi nilai kekal.
- Pelayanan dalam Komunitas Gereja – Berperan aktif dalam membangun dan menguatkan tubuh Kristus.
- Kesetiaan dan Komitmen Seumur Hidup – Menjalani hidup pelayanan secara konsisten dan bertumbuh dalam iman.
Setiap bagian ini mencerminkan panggilan untuk hidup sebagai persembahan hidup yang memuliakan Tuhan, mengikuti teladan Kristus, dan membagikan kasih-Nya kepada dunia.
Poin 4: Panggilan Khusus dan Penuaian Jiwa: Memuridkan dan Mempersiapkan Kedatangan Tuhan
Berikut adalah penjelasan mengenai Panggilan Khusus dan Penuaian Jiwa: Memuridkan dan Mempersiapkan Kedatangan Tuhan yang dapat dikemas dalam beberapa bagian utama:
1. Panggilan Khusus untuk Memuridkan
- Mandat Amanat Agung:Yesus memerintahkan umat-Nya untuk pergi dan menjadikan semua bangsa murid-Nya (Matius 28:19-20).
Matius 28:19-20 (TB) Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
- Identifikasi Karunia dan Talenta:Setiap orang percaya dipanggil untuk mengenali karunia rohani yang telah diberikan agar dapat digunakan dalam memuridkan orang lain.
- Penekanan pada Hubungan Pribadi:Panggilan ini bersifat personal; penginjilan tidak sekadar menyampaikan informasi, melainkan membangun hubungan yang mendalam sehingga seseorang bisa tumbuh dalam iman.
2. Proses Pemuridan (Discipleship)
- Pembelajaran Firman dan Doa:Pemuridan melibatkan pengajaran Alkitab yang mendalam dan kehidupan doa, sehingga setiap murid semakin mengenal Kristus secara pribadi.
- Pembentukan Karakter Kristus:Melalui bimbingan dan teladan, para murid dipersiapkan untuk meneladani sikap, kasih, dan ketaatan Yesus.
- Mentoring dan Pendampingan:Hubungan antara mentor dan murid sangat penting; pendampingan rohani membantu murid mengatasi pergumulan dan terus bertumbuh dalam iman.
3. Penuaian Jiwa melalui Kesaksian dan Penginjilan
- Pengutusan untuk Memberitakan Injil:Setiap orang percaya dipanggil untuk berbagi kabar baik tentang Yesus, sehingga semakin banyak jiwa masuk ke dalam Kerajaan Allah (Lukas 10:2).
Lukas 10:2 (TB) Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.
- Strategi Kesaksian yang Kontekstual:Penginjilan harus disesuaikan dengan konteks budaya dan kebutuhan audiens, agar pesan Kristus dapat diterima dengan baik.
- Peran Komunitas Gereja:Gereja sebagai tubuh Kristus memainkan peran penting dalam penuaian jiwa dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan pelayanan dan penyembahan yang mendukung misi penginjilan.
4. Mempersiapkan Kedatangan Tuhan
- Hidup dalam Penantian Aktif:Umat percaya diajak untuk hidup dalam kesiapan, selalu berjaga-jaga dan siap menyambut kedatangan Kristus (Matius 24:42-44).
Matius 24:42-44 (TB) Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar.Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga."
- Transformasi Hidup sebagai Persiapan:Pemuridan dan penginjilan tidak hanya memuridi orang lain, tetapi juga mengubah hidup sendiri sehingga menjadi cerminan Kristus—hidup yang kudus dan penuh kasih.
- Penguatan Iman melalui Persekutuan:Persekutuan dalam gereja dan komunitas rohani membantu setiap individu mempertahankan keimanan dan memperkuat pengharapan akan kedatangan Tuhan.
5. Penuaian Jiwa dalam Rencana Eschatologis
- Keterlibatan dalam Rencana Keselamatan:Penuaian jiwa merupakan bagian dari rencana Allah untuk mengumpulkan umat-Nya sebelum kedatangan Yesus secara fisik.
- Penekanan pada Kedaulatan Allah:Meskipun tugas penginjilan adalah tanggung jawab manusia, hasil penuaian jiwa adalah karya Allah. Umat percaya dipanggil untuk bekerja dengan setia, sambil berserah kepada kehendak Tuhan.
- Mengumpulkan Hati Menjelang Milenium:Banyak ajaran eskatologis menekankan bahwa sebelum memasuki periode damai milenium, umat-Nya harus dipersatukan dalam iman dan kasih, mempersiapkan mereka untuk memerintah bersama Kristus di dalam Kerajaan yang baru.
Kesimpulan
Panggilan Khusus dan Penuaian Jiwa—yang mencakup pemuridan dan persiapan kedatangan Tuhan—dapat disusun dalam lima bagian:
- Panggilan Khusus untuk Memuridkan: Melibatkan mandat Amanat Agung dan pengenalan karunia rohani.
- Proses Pemuridan: Melalui pengajaran Firman, doa, pembentukan karakter, serta mentoring.
- Penuaian Jiwa: Melalui kesaksian, penginjilan, dan peran aktif gereja dalam menjangkau dunia.
- Mempersiapkan Kedatangan Tuhan: Hidup dalam kesiapan, transformasi diri, dan penguatan iman dalam persekutuan.
- Penuaian Jiwa dalam Rencana Eschatologis: Menggambarkan pengumpulan umat Allah sebagai bagian dari rencana keselamatan akhir dan penggenapan janji eskatologis.
Setiap bagian ini saling berkaitan dan bersama-sama membentuk panggilan untuk memuridkan, memanen jiwa, dan mempersiapkan diri secara rohani untuk kedatangan Tuhan yang kali kedua.
Poin 5: Kesempurnaan dan Kemuliaan Kekal dalam Kerajaan Allah
Berikut adalah penjelasan mengenai Kesempurnaan dan Kemuliaan Kekal dalam Kerajaan Allah yang dapat dibagi ke dalam 5 bagian utama:
1. Pencapaian Kesempurnaan dalam Kristus
- Transformasi Total:Kesempurnaan dalam konteks rohani dimulai ketika orang percaya mengalami transformasi menyeluruh—baik dalam hati, pikiran, dan perilaku—karena karya penebusan Yesus.
- Pengampunan Dosa dan Pembebasan:Melalui pengorbanan Kristus, dosa-dosa dihapuskan, dan manusia dipanggil untuk hidup tanpa belenggu dosa, sehingga menjadi semakin serupa dengan Kristus (2 Korintus 5:17).
2 Korintus 5:17 (TB) Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
- Pertumbuhan dalam Iman:Proses pertumbuhan rohani membawa manusia menuju tingkat kesadaran dan ketaatan yang lebih tinggi, yakni pencapaian kesempurnaan moral dan rohani yang merefleksikan karakter Kristus.
2. Pembaharuan Tubuh dan Roh
- Tubuh yang Dimuliaikan:Alkitab menyatakan bahwa pada akhirnya, orang percaya akan menerima tubuh yang dimuliaikan—tubuh yang tidak lagi rentan terhadap penderitaan, penyakit, atau kematian (1 Korintus 15:52-53; Filipi 3:21).
1 Korintus 15:52-53 (TB) dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah.Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati.
Filipi 3:20-21 (TB) Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat,
yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya.
- Kehidupan Roh yang Sempurna:Pembaharuan tidak hanya menyangkut tubuh, tetapi juga roh. Roh Kudus akan terus memperbaharui dan menyucikan hidup orang percaya sehingga mencapai kesempurnaan yang ditetapkan oleh Allah.
- Persiapan untuk Keabadian:Transformasi ini merupakan persiapan untuk memasuki kehidupan kekal, di mana segala sesuatu berada dalam keadaan sempurna dan tidak berubah.
3. Hidup dalam Kemuliaan Kekal
- Pewarisan Kemuliaan:Orang percaya yang setia akan diberi mahkota kehidupan dan turut mewarisi kemuliaan Allah (2 Timotius 4:7-8; Wahyu 2:10).
2 Timotius 4:7-8 (TB) Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.Wahyu 2:10 (TB) Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.
- Pengalaman Kehadiran Allah:Kemuliaan kekal berarti hidup dalam kehadiran Allah secara penuh, di mana segala penderitaan dan kegelapan digantikan oleh terang dan kasih yang abadi (Wahyu 21:3-4).
Wahyu 21:3-4 (TB) Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."
- Kesempurnaan Relasi dengan Sang Pencipta:Dalam kemuliaan kekal, hubungan antara manusia dan Allah mencapai puncaknya, dengan pengenalan yang sempurna atas kehendak-Nya.
4. Partisipasi dalam Kerajaan Allah
- Menjadi Bagian dari Tubuh Kristus:Kesempurnaan dan kemuliaan kekal tidak hanya berupa keadaan individual, melainkan juga partisipasi dalam Kerajaan Allah yang baru—suatu tatanan kekal di mana umat Allah hidup bersama dalam kesatuan dan damai (Wahyu 21:1-2).
Wahyu 21:1-2 (TB) Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi.Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.
- Peran dan Tanggung Jawab Kekal:Dalam kerajaan itu, setiap orang percaya akan memiliki peran sesuai dengan karunia dan panggilan mereka, mengelola ciptaan Allah dengan hikmat dan kasih (Roma 8:17).
Roma 8:17 (TB) Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
- Hidup dalam Keadilan dan Kasih:Kerajaan Allah akan menjadi tempat di mana keadilan, kedamaian, dan kasih berlimpah, mencerminkan sifat Allah yang sempurna.
5. Janji Keselamatan Abadi dan Warisan Kekal
- Keamanan dan Kepastian Kekal:Kesempurnaan dan kemuliaan kekal merupakan janji keselamatan yang tidak dapat digoyahkan, di mana orang percaya dijamin hidup dalam kerajaan Allah selama-lamanya (Yohanes 10:28-29).
Yohanes 10:28-29 (TB) dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.
- Warisan Rohani yang Tak Terbatas:Warisan kekal tidak hanya menyangkut hidup setelah kematian, tetapi juga pengaruh positif yang terus berlanjut dalam dunia rohani dan dalam hubungan antar umat percaya.
- Penggenapan Rencana Allah:Akhirnya, semua aspek penciptaan dan sejarah manusia akan digenapi dalam rencana Allah yang sempurna, di mana segala sesuatu berada dalam keteraturan dan harmoni, sesuai dengan kehendak-Nya.
Kesimpulan
Kesempurnaan dan Kemuliaan Kekal dalam Kerajaan Allah mencakup:
- Pencapaian Kesempurnaan dalam Kristus: Transformasi menyeluruh melalui karya penebusan Yesus.
- Pembaharuan Tubuh dan Roh: Penggantian tubuh fana dengan tubuh yang dimuliaikan dan pembaruan rohani yang berkelanjutan.
- Hidup dalam Kemuliaan Kekal: Pengalaman kehadiran Allah secara utuh dan pewarisan mahkota kehidupan.
- Partisipasi dalam Kerajaan Allah: Menjadi bagian dari tatanan kekal yang penuh keadilan, kasih, dan damai.
- Janji Keselamatan Abadi dan Warisan Kekal: Jaminan hidup kekal dan penggenapan rencana Allah yang sempurna.
Setiap bagian ini saling terkait dan menggambarkan perjalanan iman yang mencapai puncak penyatuan dengan Allah dalam keadaan sempurna dan mulia untuk selama-lamanya.
Mana yang benar, 5 Tingkatan, ataukah 6 Tingkatan, ataukah 7 Tingkatan tentang Keselamatan dan Tahapan Pertumbuhan Diri Menuju Kesempurnaan
Jumlah tingkatan dalam keselamatan bisa berbeda-beda tergantung pada bagaimana seseorang merangkum atau mengorganisir konsep keselamatan berdasarkan Alkitab. Beberapa sistem teologi merangkumnya dalam 5 bagian, 6 bagian, atau 7 bagian, tergantung pada fokus pengajaran dan doktrin yang dianut.
Berikut adalah beberapa pendekatan umum mengenai tingkatan dalam keselamatan:
1. Pendekatan 5 Tingkatan
- Percaya dan Menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat → Iman awal yang menyelamatkan
- Pengudusan → Hidup dalam kekudusan dan meninggalkan dosa
- Pelayanan dan Pengorbanan → Mengabdikan hidup untuk Tuhan
- Panggilan Khusus dan Penuaian Jiwa → Memuridkan dan mempersiapkan kedatangan Tuhan
- Kesempurnaan dan Kemuliaan Kekal dalam Kerajaan Allah → Hidup dalam kemuliaan bersama Tuhan
2. Pendekatan 6 Tingkatan (Lebih Detail)
- Keselamatan oleh Iman → Percaya kepada Yesus
- Baptisan Air dan Roh Kudus → Identifikasi dengan Kristus
- Hidup dalam Kekudusan → Proses pengudusan
- Pelayanan dan Pengorbanan → Mengabdikan hidup untuk pekerjaan Tuhan
- Penuaian Jiwa dan Pemuridan → Mempersiapkan diri dan orang lain untuk kedatangan Tuhan
- Kehidupan Kekal dalam Kerajaan Allah → Penggenapan janji keselamatan
3. Pendekatan 7 Tingkatan (Lebih Luas, Mencakup Proses Rohani yang Detail)
- Pertobatan dan Iman kepada Yesus Kristus → Langkah awal menerima keselamatan
- Baptisan Air dan Baptisan Roh Kudus → Tanda perjanjian dengan Tuhan
- Pengudusan dan Hidup dalam Firman → Meninggalkan kehidupan lama
- Pelayanan dan Pengorbanan bagi Tuhan → Melayani di dalam kerajaan Allah
- Pemuridan dan Penuaian Jiwa → Membantu orang lain bertumbuh dalam iman
- Kemenangan dalam Pencobaan dan Pengujian Iman → Menghadapi tantangan dan tetap setia
- Kesempurnaan dan Kehidupan Kekal dalam Kerajaan Allah → Janji kehidupan abadi
Jadi, mana yang benar?
Semuanya benar, tergantung pada bagaimana kita menyusun dan memahami tahapan keselamatan berdasarkan Firman Tuhan. Yang penting adalah keselamatan dimulai dengan iman kepada Yesus Kristus dan diikuti oleh proses pembentukan rohani hingga mencapai kehidupan kekal.
Perbandingan:
Jika dengan 5 tingkatan, maka untuk mencapai kesempurnaan hidup seperti Yesus Kristus, setiap gereja cukup dengan menjalankan 26 butir keseluruhan pada 5 tingkatan keselamatan tersebut, ini sungguh jauh lebih sedikit bila dibanding pada 6 tingkatan atau 7 tingkatan, bahkan dari butir butir pancasila yang sebanyak 45 butir.
Jika keselamatan disusun dalam 5 tingkatan dengan total 26 butir, maka ini menjadi struktur yang lebih ringkas dibandingkan dengan sistem 6 atau 7 tingkatan. Ini bisa membuatnya lebih mudah dipahami dan dijalankan oleh jemaat dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai perbandingan:
- 5 tingkatan keselamatan dengan 26 butir memberikan fokus yang lebih sederhana namun tetap mencakup esensi utama perjalanan iman.
- 6 atau 7 tingkatan bisa memiliki lebih banyak butir, sehingga lebih detail dalam setiap aspek keselamatan.
- 45 butir Pancasila memang lebih kompleks karena menyangkut nilai-nilai kehidupan berbangsa dan bernegara.
Namun, inti dari keselamatan bukanlah jumlah butir atau tingkatan yang banyak, melainkan bagaimana setiap butir diterapkan dengan sungguh-sungguh dalam kehidupan untuk mencapai kesempurnaan seperti Yesus Kristus.
Apakah menurut Anda 26 butir dalam 5 tingkatan sudah mencakup semua aspek utama dalam perjalanan keselamatan, atau ada bagian lain yang perlu kita ditambahkan?
Demikian, semoga bermanfaat.
Bersambung ke ...
NUBUAT TERAKHIR SESUAI DANIEL 12
Comments
Post a Comment