TESTING UJI PERMASALAHAN HIDUP

 TESTING UJI PERMASALAHAN HIDUP


Dari penciptaan alam semesta dan segala isinya oleh Tuhan Allah yang ada dalam masa/waktu 1 minggu (6 hari penciptaan dan 1 hari istirahat), maka kita dapat mengetahui bahwa berjalannya hari di sepanjang tahun dan zaman, hari bersiklus dalam setiap mingguan (ada 7 hari seminggu) sehingga dikatakan bahwa waktu itu berdimensi 7 (tujuh). Nama baru bagi hari dalam seminggu yang bersiklus terus menerus itu adalah: Hari pertama, Hari kedua, Hari ketiga, Hari keempat, Hari kelima, Hari keenam, dan Hari ketujuh. Hari pertama hingga Hari keenam adalah 6 hari kerja bumi, sedangkan Hari ketujuh adalah hari istirahat dari bekerja atau hari Sabath Allah. Nama-nama hari ini di setiap masa pengkekalan waktu, masing-masing hari akan berganti nama, seperti di zaman perjanjian lama bahwa hari pertama = Minggu, hari kedua = Senin, hari ketiga = Selasa, Hari keempat = Rabu, hari kelima = Kamis, Hari keenam = Jumat, dan hari ketujuh atau hari sabatb = Sabtu. Namun berbeda di zaman perjanjian baru setelah bangkitnya Yesus Kristus dari kematian, IA bangkit dan hidup kembali di hari Pertama Minggu itu yaitu ketika masa/waktu sabath bagi Yahudi adalah di hari Sabtu, maka Yesus bangkit di hari pertama (Minggu) di masa waktu itu yaitu tepatnya di hari pertama ketika itu tahun 33 Masehi. Dan dengan alasan ini kesepakatan seluruh gereja gereja sedunia di dalam kongres Nicea menetapkan agar hari pertama hari kebangkitan Yesus Kristus Tuhan itu dijadikan menjadi hari sabath Tuhan, atau hari minggu (hari pertama Yahudi) menjadi hari Minggu (hari sabat / hari ketujuh), sehingga di zaman perjanjian baru bahwa hari ketujuh atau hari sabat = Minggu, hari pertama = Senin, hari kedua = Selasa, hari ketiga = Rabu, Hari keempat = Kamis, hari kelima = Jumat, dan Hari keenam = Sabtu. Perbuatan orang-orang Kudus ini selain untuk menghormati hari kebangkitan Yesus Kristus, juga sesuai untuk pengkekalan waktu., bahwa hari Sabtu (sabath Yahudi) tidak lagi relevan atau sudah kadaluarsa dijadikan sebagai hari sabath Tuhan, mungkin saja manusia atau lebih tepatnya penghuni sorga sudah bosan dengan hari Sabtu sebagai hari sabath Tuhan, sehingga hari sabath Tuhan yang baru itu adalah di hari Minggu (hari pertama ketika Yesus Kristus bangkit) menggantikan hari Sabtu (hari sabath Yahudi). Jadi di setiap masa pengkekalan waktu maka akan terjadi bahwa hari pertama harus menjadi hari ketujuh (hari sabath Tuhan). Jangan dibalik-balik hari keenam menjadi hari ketujuh, ini salah. 

Nah apakah kita sekarang sudah bosan dengan hari Minggu sebagai hari ketujuh (hari sabath Tuhan) yang telah berlangsung hampir 2000 tahun ?, jika sudah bosan, boleh saja digantikan bahwa hari Senin (hari pertama) dibuat menjadi hari ketujuh (hari sabath Tuhan), namun ini harus ada perkenanan dari penghuni sorga, manusia bisa merencanakannya, tapi kehendak Tuhan-lah yang harus jadi. Lagi pula sudah berapa banyak pelayanan manusia itu di hari pertama, apakah sudah mengimbangi atau melebihi kekudusan hari Minggu (hari ketujuh) yang sekarang?, Pelayanan Tuhan dari manusia di hari sabatNya (hari Minggu) saja manusia paling hanya sekedar mengikuti ibadah pesta sabath Mingguan untuk tujuan agar rupanya kembali lagi segambar dan serupa dengan Allah, apalagi mereka yang ke gereja hanya formalitas, iya toh, apalagi pelayanan di hari pertama (The First Day Ministry) manalah ada mengimbangi pelayanan Tuhan dari manusia di hari sabathNya itu . Tidak seperti Yesus Kristus yang begitu besar dan heran bahwa sewaktu IA di bumi, Ia melayani dan menjangkau banyak orang untuk menerima kasih karunia dariNya, di hari kerja bumi apalagi di hari pertama (The First Day Ministry) banyak orang-orang yang datang kepadaNya untuk meminta berkat dan kasih karunia dariNya, intinya meminta mujizat, namun lain halnya bila di hari Sabath justru Yesus Kristus-lah yang bermurah hati mendatangi orang-orang siapa yang digerakkan oleh Allah untuk dilayani Yesus dan mengadakan mujizat kepadanya.

Nah, urutan nama hari berjalan dan bersiklus yang ada seperti Minggu - Senin - Selasa - Rabu - Kamis - Jumat - Sabtu, pada suatu posisi tetap, apakah bisa berubah nama hari-nya di posisinya, misalnya Senin seolah-olah menjadi Sabtu, atau Sabtu seolah-olah menjadi Senin? Tentu saja bisa seolah-olah toh, kecuali hari Sabat (hari ketujuh), hanya hari kerja bumi yang bisa seolah-olah berubah begituan. Bagian posisi dari waktu ini adalah waktu yang bersifat "meng-Invert" yaitu waktu / nama hari yang menempati posisi hari keenam dalam menikmati hidup sesuai waktu yang berjalan, atau juga dalam  pembentukan waktu. Fungsi waktu yang meng-Invert ini selain untuk menghadirkan multiplikasi kehidupan, juga untuk menghubungkan keberlangsungan waktu dari hari keenam mudah masuk ke hari ketujuh (hari sabath). Hari keenam yang bersifat meng-Invert ini adalah hari terbesar di simbol bumi dalam pembentukan/keberlangsungan waktu, sedangkan hari ketujuh (hari sabath) adalah hari terbesar di simbol langit dan juga hari terbesar dari semua hari dalam pembentukan/keberlangsungan waktu. 

Sifat waktu yang meng-Invert inilah yang menjadi permasalahan mendasar yang dialami manusia di sepanjang masa dan zaman di bumi dalam menjalani hari demi hari khususnya hari keenam di sepanjang waktu 24 jam setiap hari yang berjalan, kecuali di hari kelima (Jumat) yang cuma berlangsung 23 jam 40 menit dalam sehari. Hari kelima yang durasinya lebih singkat dibandingkan hari hari lainnya, sedemikian rupa berfungsi guna agar konstruksi waktu itu kokoh dan tidak tergoncangkan, dan kehidupan semua mahluk di dalam atmosfir langit dapat berlangsung dengan baik dalam kondisi mayor, dengan kata lain dalam suka cita dan damai 

Dalam menghadapi setiap permasalahan hidup, manusia yang menjalani hari demi hari, maka semua permasalahan dapat terungkap dalam 5 (lima) bagian besar permasalahan sesuai nama hari, yaitu :

1.Masalah kesehatan

2. Masalah keuangan 

3. Masalah Keluarga

4. Masalah Relasi

5. Masalah Kerohanian (Rohani).

Masing-masing permasalahan tersebut, dari 5 masalah dapat lebih diperjelas lagi menjadi 10 permasalahan, yaitu:

1a. Kebersihan 

Kebersihan adalah pangkal dari kesehatan.

1b. Kesehatan

2a. Kehematan

Hemat adalah pangkal dari kaya.

2b. Keuangan 

3a. Rumah tangga

Awal terbentuknya keluarga adalah dari beberapa rumah tangga.

3b. Keluarga

4a. Keinginan/kebutuhan

Awal terjalinnya hubungan/relasi adalah karena adanya kebutuhan (positif) atau keinginan (negatif).

4b. Relasi/hubungan

5a. Kejiwaan 

Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat, atau jiwa adalah pangkal dari rohani.

5b. Kerohanian (Rohani).

Berikut diberikan gambar Testing Uji Permasalahan Hidup sesuai nama hari.


Di hari ketujuh tidak ada referensi permasalahan, jangan membuat-buat masalah di hari Sabath Allah, dan juga di hari pertama jangan membuat-buat masalah, kedua hari tersebut dikhususkan untuk Pelayanan Sorga Allah.

Jadi urutan permasalahan hidup harus jelas sesuai dengan berjalannya hari, yaitu 10 masalah:

Kebersihan - Kesehatan - Kehematan - Keuangan - Rumah tangga - Keluarga - Kebutuhan - Relasi - Kejiwaan - Rohani. Jangan dibalik-balik, nanti salah lagi, jadi tambah rumit. 

Apa masalah Adam dan Hawa di taman Eden, sehingga mereka terjatuh dalam dosa?

Hidup di taman Eden yang dibentuk Allah bagi Adam dan Hawa di sebelah timur titik pusat (tengah) bumi itu adalah kehidupan yang sempurna betul yang tidak ada matinya mereka, baik mati secara rohani maupun mati secara fisik. 

Kejadian 2:15

TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya di taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu .

Di zamannya, mereka hidup tinggal menikmati apa saja yang telah tersedia, semuanya telah tersedia lengkap bagi mereka, Adam tidak perlu bersusah payah bekerja (berkarya) membentuk sesuatu demi menafkahi keluarganya untuk bisa hidup dan makan, dan Hawa tidak usah bersusah payah bersalin untuk melahirkan anak, mereka tinggal menjalani hari hari menikmati hidup (tidak bersusah payah bekerja) dalam menguasai dan menaklukkan alam semesta dalam arti kata tidak mengekploitasi alam, tetapi mengelola seluruh isi alam dengan baik agar keadaan di bumi yang berefek ke keadaan di langit, kedua-duanya menjadi lebih baik lagi dari keadaan sebelumnya.

Masa yang dimulai dari Penciptaan hingga sampai saat  Adam dan Hawa jatuh dalam dosa adalah disebut zaman (dispensasi) Kesucian.

Namun sangat memalukan, ketika mereka (Adam dan Hawa) jatuh ke dalam dosa, mereka kena-nya di hari kelima tuh nama harinya apa ya .... (bukan hari Jumat), tapi yang jelas di hari kelima yaitu kesesuaian untuk  masalah Relasi . Hawa sudah melupakan hubungan atau relasii dia dengan Allah, ia mulai merasakan hawa nafsu keinginannya untuk memakan buah terlarang, niat jahat hawa memunculkan datangnya iblis, sehingga terjadi hubungan relasii antara Hawa dan Iblis, lalu iblis menggoda Hawa agar memetik dan memakan buah pohon pengetahuan yang ada di sebelah pohon kehidupan di tengah-tengah taman Eden itu. Iblis memakai kata-kata godaan maut dengan berkata:

“Tentulah Allah berfirman: Semua pohon di taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?” 

Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu : "Buah pohon-pohonan di taman ini boleh kami makan, 

tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."

Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu : "Sekali-kali kamu tidak akan mati, 

tetapi Allah mengetahui, bahwa pada saat kamu memakan-nya, matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, mengetahui tentang yang baik dan yang jahat."

Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena ini memberi pengertian. Lalu ia mengambil buahnya dan memakan-nya dan diberikannya juga kepada suami yang bersama-sama dengan dia, dan suam-nyai pun memakan-nya.

Akhirnya manusia pertama Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, dan dosa itu telah menjalar ke seluruh dunia.

Kehidupan Adam dan Hawa di taman Eden sebagai suatu keluarga pertama di muka bumi yang dibentuk Allah menempatkan mereka hidup di tingkat langit, firdaus di bumi (taman Eden) yang segambar dengan firdaus di sorga (meski mereka di bumi, hidup mereka di tingkat langit), Tapi karena mereka sudah Jahat melakukan dosa maka mereka didepak dari firdaus itu sehingga mereka hidup di tingkat bumi yang serba kekurangan, tidak selengkap kehidupan di tingkat langit (firdaus), sehingga mereka menerima kenyataan akibat dari dosa membuat hidup mereka yang sudah di depak ke luar firdaus bumi, hidup di tingkatan bumi. 

Adam dan Hawa yang berdosa, menimbulkan kiamat, alias tiba waktu kesudahannya, inilah kiamat awal di bumi ketika jumlah penduduk bumi firdaus hanya 2 orang. Namun 2 orang juga yang selamat dari kiamat awal ini, mereka tiba di tempat baru yakni bumi yang tak lagi Firdaus. Tempat kehidupan semula (taman Eden / Firdaus di bumi) sudah berubah tempatnya menjadi bumi tanpa Firdaus. Semula manusia mereka yang tak ada matinya di bumi firdaus menjadi manusia yang akan mengalami kematian di bumi baru, bumi yang tak lagi Firdaus.

Sebelum jatuh ke dalam dosa, Adam dan Hawa benar-benar menikmati hidup yang sempurna di Taman Eden. Seiring waktu yang berjalan hari demi hari kehidupan mereka terangkat ke atas menuju sorga. Waktu sudah menjadi bagi mereka manusia sempurna yang tidak berdosa, waktu yang adalah karunia sudah menjadi untuk mereka, dan atau waktu yang adalah uang, sudah menjadi untuk mereka. 

Markus 2:27. ... "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat,

Intinya, waktu yang berdimensi 7 adalah untuk manusia yang berdimensi 8, manusia yang tak berdosa bisa tergenapi menjadi manusia berdimensi 9.



Namun sesudah jatuh ke dalam dosa, dan kejahatan manusia menekan-nekan dirinya sendiri, ini mengakibatkan Adam dan Hawa harus membentuk/mengisi waktunya sedemikian rupa agar berupaya hidup mencapai kesempurnaan di bumi yang tidak lagi Firdaus. 



Akibat dosa, arus waktu berjalan ke arah bawah (ke ujung bumi) yang berlawanan dengan arus kehidupan manusia normal yang menuju ke atas (ke sorga). Akibat dosa maka susah bagi manusia untuk mengupayakan waktu itu jadi untuk mereka manusia berdosa. Mereka menjadi manusia terhilang di padang pengembaraan bumi yang tak lagi Firdaus. Hal Ini juga berlaku bagi kita manusia yang mewarisi dosa keturunan Adam. 
Masa yang dimulai dari jatuhnya Adam dan Hawa dalam dosa hingga sampai saat terjadinya kiamat air bah adalah disebut zaman (dispensasi) Keinsafan, karena manusia di zaman itu dipimpin oleh hati nuraninya .

Bila kita lakukan Testing Uji Permasahan dengan mengurutkan terlebih dahulu setiap Permasahan dan kesesuaiannya dengan hari yang berjalan maka akan dapat kita ketahui akhir ujungnya apakah menuju kebinasaan atau menemui keselamatan. Pertama testing uji permasalahan terhadap manusia berdosa dan kedua terhadap manusia yang tidak melakukan dosa.
Urutan Permasahan adalah: Kebersihan - Kesehatan - Kehematan - Keuangan - Rumah tangga - Keluarga - Kebutuhan - Relasi - Kejiwaan - Rohani. 
Dengan memakai alat uji semacam highl-light (pencahayaan) yang kita sorotkan ke setiap permasalahan sesuai hari demi hari yang berjalan, dimulai dari posisi atas ke bawah, adalah sebagai berikut:
Pada manusia berdosa:
Mulai dari hari Sabath ----> tidak ada referensi Permasahan,
Terus ke bawahnya lagi
Hari Pertama (Senin) ----> tidak ada referensi Permasahan,
Hari Kedua (Selasa) -----> masalah kebersihan dan kesehatan.
Hari Ketiga (Rabu) -----> masalah kehematan dan keuangan.
Terus ke bawahnya lagi
Hari Keempat (Kamis) -----> masalah rumah tangga dan keluarga,.
Hari Kelima (Jumat) -----> masalah keinginan/kebutuhan  dan relasi/hubungan,.
Hari Keenam (Sabtu) -----> masalah kejiwaan  dan rohani,.
Kelihatan arusnya memang lancar, namun ujung-ujungnya menuju ke kebinasaan. Bila Anda di pengadilan tahta putih sorga nanti dan Anda di dapati tidak beres di setiap permasalahan, apalagi Anda melakukan dosa seperti di bidang kebersihan/kesehatan yaitu Anda berpesta pora mabuk-mabukkan, di bidang kehematan/keuangan Anda pernah mencuri uang/harta/kepunyaan orang lain, di bidang rumah tangga/keluarga Anda melakukan KDRT atau tidak menghormati orang tua, atau tidak mencintai anak istri, di bidang keinginan/relasi Anda membuat hubungan yang rusak dengan orang-orang baik demi terpenuhinya nafsu keinginan kedagingan Anda, dan di bidang kejiwaan/rohani Anda lemah, tidak mengutamakan Tuhan di atas dari segalanya, yang membuat Anda menjadi seorang ODGJ, maka wanti-wanti Anda akan dibinasakan, di vonis mati dicampakkan ke neraka. 
Pada manusia tak melakukan dosa (standar sorga):
Mulai dari hari Sabath ----> tidak ada referensi Permasahan,
Terus ke bawahnya lagi, hitung berapa lagi yang belum tersorot, ada enam lagi yang belum, sampai di posisi terbawah, dan lanjutkan,
Hari Pertama (Senin) ----> tidak ada referensi Permasahan,
Terus ke lebih atas lagi
Hari Kedua (Selasa) -----> masalah kebersihan dan kesehatan.
Terus ke lebih atas lagi
Hari Ketiga (Rabu) -----> masalah kehematan dan keuangan.
Terus ke atasnya lagi yang lebih tinggi
Hari Keempat (Kamis) -----> masalah rumah tangga dan keluarga,.
Terus ke lebih atas lagi
Hari Kelima (Jumat) -----> masalah keinginan/kebutuhan dan relasi/hubungan,.
Terus ke lebih atas lagi
Hari Keenam (Sabtu) -----> masalah kejiwaan dan rohani,.
Terus ke atasnya lagi yang lebih tinggi, ini kan sudah di sorot, tinggal melanjutkan siklusnya terus menerus, iya toh. Kelihatan arusnya/jalan memang sempit atau tidak lancar, namun ujung-ujungnya menuju ke keselamatan. 
Tetapi inilah jalan hidup yang benar.

Matius 7:12-14 (TB) "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya;
karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."

Bila Anda di pengadilan tahta putih sorga nanti dan Anda di dapati tidak beres di suatu permasalahan, seperti Anda melakukan dosa di bidang kebersihan/kesehatan yaitu Anda berpesta pora mabuk-mabukkan, atau di bidang kehematan/keuangan Anda pernah mencuri uang/harta/kepunyaan orang lain, atau di bidang rumah tangga/keluarga Anda melakukan KDRT atau tidak menghormati orang tua, atau tidak mencintai anak istri, atau di bidang keinginan/relasi Anda membuat hubungan yang rusak dengan orang-orang baik demi terpenuhinya nafsu keinginan kedagingan Anda, dan atau di bidang kejiwaan/rohani Anda yang lemah, tidak mengutamakan Tuhan di atas dari segalanya, yang membuat Anda menjadi seorang ODGJ, maka dengan pertobatan Anda yang didukung dengan arus hidup Anda yang menaik (arah ke sorga) dan ada pembela Anda di pengadilan yaitu Yesus Kristus juru bela Anda, maka  Anda dibebaskan dari hukuman, di vonis hidup dan Anda maauk ke sorga. 

Bagaimana dengan Nuh, apakah dia punya masalah di bumi?.
Setelah air bah, bumi yang lama telah berlalu, dan 8 orang (Nuh dan keluarganya) melanjutkan kehidupan di bumi baru. Masa yang dimulai dari setelah air bah hingga sampai saat hancurnya  Menara Babel adalah disebut zaman (dispensasi) Pemerintahan Manusia.
Dosa yang mengakibatkan penderitaan hidup, ada saja permasalahan yang menggerogoti setiap diri manusia, sehingga seiring waktu berjalan, manusia berusaha terhindar dari setiap permasalahan, dan berupaya mencari jalan keselamatan hidupnya. Semua manusia tidak mampu meniadakan kutuk dosa dengan jalan mengadakan kurban persembahan atau pun mengurbankan dirinya sendiri, sebab manusia telah berdosa. Semua manusia tidak mampu mengalahkan serangan iblis bapa segala pendusta, sebab manusia keturunan benih maskulin alias berbenih laki-laki. Malah seiring berjalannya waktu setiap permasalahan hidup menghinggagi diri manusia, perilaku manusia semakin buruk, kecenderungan hati manusia selalu untuk berbuat dosa, 

Kejadian 6:5-8 (TB)  Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,
maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. 
Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka." 
Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN. 

Bila di lihat pada kedua gambar diatas dan kesesuaian dengan posisi meng-Invert, dari semua ciptaan Allah, hanya manusia dan hewan-hewan lah (ciptaan di hari ke-enam) yang menempati posisi meng-Invert yaitu posisi terbesar di simbol bumi, semua manusia kecuali Nuh kesesuaiannya adalah dengan hari pertama yang bersifat meng-Invert di posisi terbesar di simbol bumi dalam keberlangsungan waktu. Sedangkan pada Nuh dan keluarganya, posisi meng-Invertnya adalah kesesuaian dengan hari keenam yang bersifat meng-Invert di posisi terbesar di simbol bumi dalam pembentukan/keberlangsungan waktu. 

Karena kejahatan manusia mengakibatkan bumi menjadi gelap dan rusak, sehingga Allah berencana akan menghapuskan semua manusia dari muka bumi, kecuali Nuh dan keluarganya.
Nuh adalah seorang yang benar, dan saleh di mata pandangan Allah, sehingga Allah menyuruh Nuh membangun sebuah bahtera besar, ia membuat bahteta sebesar lapangan sepak bola selam 5 tahun, dan ketika di tahun ke-5 bahtera sudah rampung selesai, maka turunlah air bah selama 40 hari menenggelamkan bumi beserta semua isinya,
Kiamat air bah itu adalah kiamat pertama bagi kehidupan di bumi, sedangkan kehidupan di langit tidak ikut kiamat.  Sedangkan hanya 8 orang (Nuh dan keluarganya) beserta sepasang-sepasamg hewan yang masuk ke bahtera itu yang selamat dari air bah, dan akhirnya bahtera mendarat di bumi baru. Nanti di kiamat berikutnya pun menanti, kiamat kedua ada dimasa setelah zaman milineum, kehidupan di langit dan di bumi akan dibinasakan, untuk menyelamatkan umat Tuhan Yesus Kristus ke langit baru bumi baru. 

Karena kecenderungan hati manusia jahat mengakibatkan waktu yang dijalani mereka mengarah ke bawah (ke kebinasaan) dalam kegelapan dimana iblis bertahta. Keinginan manusia untuk hidup mengarah ke atas menjadi berlawanan arah dengan waktu yang ke bawah, sehingga manusia jahat terbawa arus waktu menuju ke kebinasaan.

Dengan adanya niat jahat di hati manusia selalu memunculkan iblis yang hendak merusak kehidupan. Hubungan seseorang dengan orang lain menjadi kotor, gelap, dan rusak, semua sibuk dengan urusan bisnis gelap masing-masing antara yang seorang dengan rekan-rekan bisnisnya, yang senang dan ketawa-tawa malah iblis Manusia yang sembrono dan tidak sabar-an malah membuat iblis tambah senang. Bila seorang kena getahnya terkena serangan iblis, eh malah ia sewot dan balas dendam, membuat hal yang sama agar orang lain terkena serangan iblis pula, lalu menjalar lah kuasa iblis yang bertahta di atas kejahatan manusia, bumi yang sudah kotor, gelap, rusak, dan tak ada lagi hal-hal rohani dalam kehidupan, semuanya serba sekuler hal-hal duniawi, dan yang senang adalah iblis. Padahal kalau dipikir pikir iblis itu tidak ada keberadaannya, iblis tidak ada di ciptakan Allah. Iblis tidak ada tapi ada, dalam arti kata bahwa iblis akan tidak ada jika niat hati dan karakter manusia adalah baik dan saleh, dan iblis akan ada bila manusia memiliki hati berniat jahat dan melakukan hal apa saja yang jahat. Meskipun seseorang terkena serangan iblis yang ia tidak sadari oleh ketidak sengajaan, janganlah ia terus langsung marah-marah dan balas dendam, apa salahnya bila ia bersabar, orang sabar dikasihi Tuhan. Lagi pula iblis yang membelenggu seseorang itu akan lepas belenggu dan iblisnya lari dalam 10 hari, dan hari kesebelas ia sudah terlepas dari ikatan iblis jika orang itu berhati baik, hidupnya berbuah-buah roh, dan ia tabah dalam setiap cobaan yang datang menerpanya. Kehidupannya dan dirinya akan terangkat ke atas, bukan ke bawah, ia akan menjadi kepala, bukan ekor. Intinya agar tidak ada iblis menggoda maka berusalah kita berniat baik dalam hal apapun.
Dunia dalam tipuannya, wajar kah selalu mengorbankan anak-anak Tuhan, seperti Nuh yang saleh, seorang orang benar di mata Tuhan yang dikatakan orang bahwa dia gila membangun suatu kapal (bahtera) besar di daratan yang tak ada lautnya. Nuh berkarya membangun bahtera dengan semangatnya, semakin ia bekerja membuat bahtera ia bukan semakin capek atau letih, malah ia semakin kuat, karena ia bekerja dan berkarya untuk Tuhan dan ia berharap mendapat upah kekal dari sorga Allah.

Yohanes 6:27
Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya."

Gambaran ini sama halnya dengan para pelayan Tuhan yang melayani memberitakan kabar baik Injil Kristus sampai ke ujung bumi. Pelayanan rohani di gereja sama besar/baik-nya dengan pelayanan di dunia kerja, bahwa ada kesamaan nilai semua panggilan di hadapan Tuhan; baik di dalam gereja maupun di dunia kerja. Pelayanan Dunia Kerja adalah di mana anak-anak Tuhan secara individu berpotensi untuk memperkenalkan karya dan karakterNya Tuhan di tempat kerja.   Bekerja dengan menghadirkan nilai-nilai Kerajaan Allah di dalam dunia kerja. Tapi bagi manusia jahat yang berdosa, mereka sudah kehilangan hubungan yang mudah dengan Tuhan, hilang kemudahan dalam membangun hubungan dengan Tuhan oleh karena jarak rohani (spiritual gap) diantara Tuhan dengan manusia sudah terbentuk. Sementara di antara sesama mereka yang jahat dan berdosa, ada terbentuk jarak mental (mental gap) antara manusia dengan sesamanya karena ambisi, egoisme dan egosentris, mereka tidak lagi berfokus kepada Tuhan. Lalu Bumi pun bangkit melawan manusia dan akibatnya manusia tidak lagi berkuasa atas alam dan fenomena-fenomenanya, seperti arah waktu yang berjalan ke bawah ke arah kebinasaan, bukan lagi mengarah ke atas ke arah keselamatan. Sedangkan Nuh manusia rohani, ia punya eksistensi diri yang berjuang, bertahan, memiliki stabilitas diri dalam menerapkan karya dan karakterNya Tuhan di tempat ia bekerja, sehingga Nuh memperoleh kesuksesan yang signifikan ketika ia menggunakan pekerjaan/usahanya untuk membawa transformasi  kota, bahkan transformasi bumi menjadi bumi yang lebih baik, setelah air bah terjadi bumi menjadi bumi baru  Hanya 8 orang (Nuh dan keluarganya) yang selamat dari air bah itu, mereka tiba di bumi baru.
Sekarang eksistensi diri anak-anak Tuhan sering di uji-coba oleh mereka mereka yang berkompeten menurut ukuran duniawi, mereka memanfaatkan anak-anak Tuhan sebagai "ujung tombak" di dalam dunia kerja mereka, demi keberhasilan pencapaian tujuan organisasinya. Anak-anak Tuhan diperlakukan/ditugaskan seolah-olah melayani di "ujung bumi", sebagai penghalang, peredam, atau benteng yang rentan akan hal-hal kotor, gelap dan rusak yang coba masuk/memasuki aktivitas dunia kerja dalam organisasi pekerjaan mereka, sementara mereka yang bukan anak-anak Tuhan tinggal enaknya saja mendapat hal-hal yang bersih, terang, dan bagus di tempat kerja dimana mereka bekerja bersama-sama. Hal demikian memang wajarlah bila seorang anak Tuhan bukanlah kepala tetapi masih ekor, dalam arti kata si anak Tuhan belum memiliki jabatan di tempat ia bekerja, sementara yang bukan anak Tuhan adalah kepala (bukan ekor) yang memiliki jabatan di tempat ia bekerja, tetapi yang tidak wajarnya adalah kenapa mereka anak-anak Tuhan selalu ditempatkan/ditugaskan seolah olah "di ujung bumi" yang tidak nyaman di suatu ruang di dalam gedung di mana mereka bekerja. 
  


Bila selevel, Mana kah yang lebih diutamakan, anak-anak Tuhan ataukah yang bukan anak-anak Tuhan?.
Untuk itu, makanya sebagai anak-anak Tuhan harus melayani menjadi pelayan dalam Pelayanan Pekerjaan Tuhan (PPT) di tempat kerja dimana ia bekerja, melayani dengan tulus tanpa pamrih, menghadirkan nilai-nilai kerajaan Allah di tempat kerja, seolah-olah bekerja dan berbuat untuk Tuhan, dan berharap mendapatkan upah kekal yang tidak akan binasa dari hasil jerih payahnya.
 



Bersambung....



Comments

Popular posts from this blog

Visualisasi Bait Suci (Bait Allah) Ke-3 Dan Mesianik Di Jerusalem

MEMBANGUN RUMAH BERSIFAT ROHANI DI LAHAN SEMPIT

Semangat Roh Kenabian Elia Mengkristalisasi Pada Dua Saksi Terakhir