MENDEWASAKAN JEMAAT

  MENDEWASAKAN JEMAAT


Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti k anak-anak, aku merasa seperti kanak-kanak, a aku berpikir seperti kanak-kanak. ekarang setelah aku menjadi dewasa, ku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.” - 1 Korintus 13:11 -


Pendewasaan rohani adalah suatu proses dalam batin manusia yang harus terjadi secara progresif. 

Tuhan menghendaki kita sebagai anak-anak-Nya menjadi dewasa secara rohani. Seseorang yang baru beradaptasi disebut mengalami 'lahir baru' dalam Keluarga Tuhan. Alkitab menggunakan istilah “anak” untuk menggambarkan kehidupan rohani orang percaya. sama seperti seorang anak yang diharapkan bertumbuh menjadi besar dan dewasa, maka setiap orang percaya diharapkan bertumbuh, menjadi dewasa secara karakter; dengan semakin memiliki karakter Kristus.

Pendewasaan meliputi proses yang panjang. Beberapa hal yang dilakukan untuk membantu proses pendewasaan rohani adalah: Pastoring, Discipling, Equipping, dan Mentoring.


PENGGEMBALAAN (PASTORING)

1. Pelayanan Ibadah

Ibadah Raya, Ibadah Tengah Minggu, dan ibadah-ibadah kategorial adalah event-event yang didesain sebagai sarana pemeliharaan rohani jemaat yang optimal.

2. Pelayanan Jemaat

Gereja wajib menyediakan pelayanan konseling, diakonia, dan kunjungan; sebagai pendampingan bagi keluarga-keluarga jemaat dalam berbagai keadaan.

3. Pelayanan Sakramen

Gembala adalah imam dalam acara-acara sakramental, seperti pelayanan Baptisan Air dan Perjamuan Kudus.

4. Penyelesaian Konflik

Konflik horizontal adalah sesuatu yang normal dan bisa terjadi di tengah dinamika kehidupan jemaat. Gereja perlu menyediakan wadah untuk membantu jemaat mengatasi konflik yang terjadi.


PEMBENTUKAN KARAKTER (DISCIPLING)

Tiga media dalam Pembentukan Karakter

1. Firman Tuhan

Berkenaan dengan didikan dan tutunan Tuhan mengenai arah menuju kedewasaan rohani.

2.Roh Kudus

Berkenaan dengan pembentukan buah Roh dan karakter Kristiani secara umum.

3. Model

Berkenaan dengan hadirnya seorang figur sebagai contoh dalam aplikasi pembentukan gaya hidup. 


PENGENALAN FIRMAN TUHAN (EQUIPPING)

Gereja tidak boleh puas hanya karena setiap ibadah dihadiri oleh banyak pengunjung. Jemaat harus diperlengkapi dengan Firman Allah.

Ciri-ciri dan Standar pengajaran yang membangun kehidupan rohani jemaat:

1. Materi yang Terstruktur

Ibrani 6:1-2 (TB) Sebab itu marilah kita meninggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih ke perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar-dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah,  yaitu ajaran tentang pelbagai pembaptisan, penumpangan tangan, kebangkitan orang-orang mati dan hukuman kekal.

Mengingat pendewasaan jemaat adalah sebuah proses dari 'bayi rohani' sampai dengan 'dewasa rohani,' diperlukan kurikulum yang terstruktur, yang akan membuat setiap jemaat bisa mengukur pencapaian dan luar biasa mereka dalam proses menjadi rohani dewasa. 

2 . Pengajar yang Terdidik dan Terlatih

1 Timotius 4:6 (TB) Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kau ikuti selama ini. 

2 Timotius 2:2, 24 (TB) Apa yang telah Anda dengar dari saya di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.

sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh berdiskusi, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar.

Jemaat yang berkomitmen untuk menjadi murid memiliki kebutuhan dan ekspektasi yang lebih tinggi tentang bobot pengajaran dibandingkan yang diperolehnya dalam ibadah-ibadah. Pelatihan pengajar menjadi tulang punggung program ini; untuk mencetak pengajar-pengajar yang berkualitas.

3. Sistem yang Komprehensif

Kurikulum pengajaran yang baik ditopang oleh sistem penyelenggaraan yang teratur rapi sehingga jemaat merasa nyaman dan jelas dalam menjalani proses pembekalan.

PEMBIMBINGAN (MENTORING)

Pelayan-pelayan jemaat yang telah mengalami dan berhasil melewati dengan baik setiap tantangan dalam hidupnya, terus bertumbuh dalam kapasitas dan kedewasaan rohani. Mereka dapat dipercaya untuk naik ke tingkat pelayanan yang signifikan; menjadi mentor bagi yang lebih junior (menti).

1. Komitmen Kepada Satu Pribadi

Hubungan mentoring haruslah terjalin secara alamiah. Mentor dan menti harus memiliki keputusan dan komitmen yang didasarkan pada kerelaan dan kepercayaan, untuk membangun hubungan mentoring.

2 . Komitmen Kepada Satu Tujuan

Mentor dan menti haruslah berkomitmen dan bersepakat untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu bagi sang menti.

3. Komitmen Terhadap Proses ke Arah Tujuan

Mentor dan Menti haruslah menyadari bahwa perjalanan ke arah tujuan hidup sang menti akan diliputi banyak tantangan rohani, karena itu maka diperlukan komitmen.


 CIRI-CIRI KEDEWASAAN ROHANI

1. Rela menerima peranan pelayanan 5 jawatan

2. Bersedia diperlengkapi dengan perlengkapan rohani 

3. Bertumbuh dalam ketaatan kepada Firman

4. Berpusat kepada Tuhan Yesus

5. Berpegang teguh pada kebenaran.

Efesus 4:11-16 (TB) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,

untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, 

sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,

sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,

tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.

Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, — yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota — menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.  


AKIBAT BILA GEREJA TANPA PROSES PENDEWASAAN ROHANI

1. Jemaat Tidak Mengalami Perjalanan Rohani.

Kehidupan ibadah menjadi rutinitas yang membosankan.

2. Tanggung Jawab Pelayanan Bertumpu kepada Gembala.

Gembala menjadi satu-satunya orang yang mampu dan wajib menyelesaikan setiap masalah yang terjadi di seluruh jemaat.

3. Didominasi oleh Masalah-Masalah

Pertengkaran dan perbedaan pendapat seringkali menyulut emosi orang-orang yang belum dewasa secara rohani.

4. Rutinitas dan Stagnasi

Gereja terjebak dalam kesibukan harian; tidak mampu dan tidak sempat berpikir – apalagi melakukan pengembangan dan perluasan pelayanan.


RESPON TERHADAP JEMAAT YANG BERTUMBUH

Kepemimpinan Geraja perlu peka dan tanggap terhadap fenomena yang timbul sebagai dampak dari proses dan sistem pendewasaan jemaat yang berhasil. Anak-anak rohani yang lahir di rumah rohani akan bertumbuh semakin besar dan akhirnya menjadi dewasa. Dan kepemimpinan dengan bijaksana memberikan ruang gerak, pengaruh, dan amanat yang disejajarkan dengan tingkat kedewasaan rohani mereka.

1. Mereka yang Berkeputusan – Sambutlah

Meresponi orang-orang yang memilih untuk bergabung sebagai jemaat tetap

2.  Mereka yang Berinisiatif – Akomodirlah

Meresponi jemaat tetap memberikan masukan-masukannnya.

3. Mereka yang Berkomitmen – Libatkanlah

Meresponi orang-orang yang bersemangat untuk mendukung pelayanan.

4. Mereka yang Berpotensi – Delegasikanlah

Meresponi orang-orang yang memiliki keterampilan pelayanan tertentu.

5. Mereka yang Berkapasitas – Mandatkanlah

Meresponi pelayan-pelayan Tuhan yang memiliki kapasitas kepemimpinan tertentu

6. Mereka yang Berbuah - Utuslah

Meresponi orang-orang yang kepemimpinannya dalam pelayanan menghasilkan multiplikasi (pelipat-gandaan).



DISKUSI

1. Apa yang menjadi kendala dalam pendewasaan rohani jemaat ?

2. Bagaimana hidup kita dapat mempengaruhi keadaan rohani orang lain ?


APLIKASI

1. Berkomitmen untuk menjalani proses pendewasaan rohani.

2. Meminta kepada Tuhan Yesus, hati yang penuh belas kasihan terhadap jiwa-jiwa, sehingga mau masuk dalam proses menggembalakan jiwa-jiwa tersebut. 











Comments

Popular posts from this blog

Visualisasi Bait Suci (Bait Allah) Ke-3 Dan Mesianik Di Jerusalem

MEMBANGUN RUMAH BERSIFAT ROHANI DI LAHAN SEMPIT

Semangat Roh Kenabian Elia Mengkristalisasi Pada Dua Saksi Terakhir