DOKTRIN GEREJA

 DOKTRIN GEREJA 




Doktrin bukan sekadar kumpulan gagasan, pemikiran, dan impian gereja tentang Tuhan, namun merupakan pernyataan tentang apa yang telah disampaikan dan diberitahukan oleh Tuhan sendiri kepada kita.

Sebuah Persekutuan terbentuk oleh kesamaan doktrin.

Doktrin yang benar pada dasar hakikinya, segala sesuatu harus kembali pada Firman Tuhan.

2 Tesalonika 2:15 (TB) Oleh karena itu, berdirilah teguh dan berpegang pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari Kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis.

Ketika kita memiliki dasar yang kuat, berpegang pada ajaran yang benar, maka kita tidak mudah digoyahkan.

Salah satu panggilan hamba Tuhan adalah meletakkan prinsip-prinsip dasar tentang kebenaran Firman Tuhan di dalam hati jemaat. Hal ini diperlukan sebagai dasar bagi jemaat dalam pengambilan keputusan-keputusan yang berkenaan dengan masalah kehidupan dan keimanan. Tugas tersebut merupakan panggilan mulia seorang pengajar. Panggilan Tuhan itu membutuhkan pengurapan, keterampilan dan kesetiaan.

TIGA BENTUK SERANGAN IBLIS

1. Penganiayaan

Penganiayaan dan kerelaan menjadi martir adalah salah satu ciri utama dari gereja mula-mula. Kebanyakan orang Kristen rela menyerahkan nyawanya untuk satu tujuan yang mulia, namun sayangnya mereka sering terjebak dalam sikap berkorban yang melibatkan kekuatan diri sendiri.

2. Kedagingan dan Keduniawian

Kadang-kadang pelaksanaan tugas pelayanan dilandasi oleh motif yang tidak kudus. Hal ini dapat menjadi sumber munculnya penekanan-penekanan yang tidak sehat dalam doktrin yang kemudian dapat menjadi cikal bakal ajaran sesat. Ketika seorang pengajar firman Tuhan mulai mengarahkan pengajarannya sesuai dengan apa yang diinginkan oleh khalayak ramai, maka ia sudah membuka dirinya terhadap kemungkinan penyusupan ajaran sesat.

3. Pengajaran Sesat

Ada orang yang mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan. Suatu ketika ringkasan kita bisa ditunggangi oleh roh-roh jahat sampai fantasi itu bahkan bisa seperti diurapi.

DOKTRIN PANDANGAN UMUM ORANG AWAM TERHADAP   

1. Tuhan Yesus dan Rasul-Rasul Tidak pernah Menyusun Sebuah Doktrin.

Alasan: Yesus dan ke 12 murid-Nya hampir secara eksklusif berbicara kepada orang Yahudi. Mereka telah memiliki sebuah doktrin standar yaitu Hukum Musa. Paulus dilain pihak bekerja keras untuk meletakkan doktrin yang benar bagi jemaat orang-orang non Yahudi.

2. Kehadiran Doktrin Sebagai Potensi Perpecahan Tubuh Kristus.

Akibat dosa dalam diri manusia, manusia akan menekankan satu aspek lebih dari yang lain. Jika tidak hati-hati hal ini bisa ditunggangi iblis.

3. Yang Penting Kita Mempercayai Sesuatu.

Ketulusan tidak pernah menggantikan kebenaran (ketulusan adalah perkara yang relatif).

4. Sikap Kita terhadap Tuhan Lebih Penting dari Doktrin

Jika kita setuju mempertahankan kebenaran kita sendiri dan menolak konteks (kesepakatan) kolektif yang telah diwariskan kepada kita dari para pendahulu kita di masa lalu (kumpulan doktrin yang sehat) dan nasihat saudara-saudara seiman pada zaman ini, hal itu menunjukkan adanya suatu masalah besar di dalam sikap hati kita.

5. Doktrin Itu Membosankan bagi Manusia Modern.

Agar tidak membosankan, kuncinya adalah bagaimana menyampaikan kebenaran yang solid dengan cara yang menarik dan aplikatif. 

BERBAGAI TINGKAT  PENGAJARAN 

1.Pewahyuan

Sesuatu yang tidak dapat kita ketahui dengan cara fisik kecuali ada suatu sumber supranatural yang dibukakan bagi kita.

2. Firman Tuhan

Kumpulan kitab-kitab yang telah diterima dan diakui keabsahan pengakuannya dan dapat dibuktikan otentisitasnya.

3. Doktrin

Kebenaran sentral yang membentuk dasar pengajaran iman Kristen yang benar.

4. Pengajaran 

Doktrin yang diterapkan.

5. Implementasi

Praktik-praktik pelaksanaan doktrin.


BERBAGAI ASPEK KEBERADAAN DOKTRIN

1. Doktrin Harus Ditaati
Materi pengajaran sebuah gereja pada hakikatnya merupakan penjabaran dari doktrin dasar. Itu sebabnya doktrin merupakan kumpulan nilai-nilai yang tidak dapat diperdebatkan kembali.

2. Doktrin Bersifat Membangun
   A. Defensif
    B. Ofensif
    C.Konstruktif

3. Doktrin Mempengaruhi Persekutuan Tubuh Kristus

A. Pengaruhnya terhadap kesatuan terhadap filosofi

Berbagai denominasi dapat saling menerima dan bersekutu pada tingkat tertentu karena persamaan dasar doktrin.

B. Pengaruhnya terhadap operasional kawasan

Terbukanya peluang-peluang kerjasama dalam proyek-proyek gereja tertentu yang merupakan ekspresi dari doktrin dasar yang sama.

4. Doktrin Mempengaruhi Karakteristik Masyarakatnya

Ketaatan kolektif suatu komunitas terhadap filosofi yang membentuk pemikiran dan perilaku mereka selama bertahun-tahun akan meninggalkan bekas yang nyata dalam karakteristik masyarakat tersebut.

DOKTRIN DAN TANTANGANNYA

1. Doktrin Mengenai Allah dan Trinitas

Tantangannya adalah:

A.Gnostisisme

Adalah suatu bentuk humanisme rohani yang menjadikan kemajuan manusia sebagai tujuan utama di atas segalanya. Dalam hal ini 'kemajuan' dapat berarti pencerahan rohani, peningkatan kualitas roh, pengetahuan yang mendalam, dan lain-lainnya.

Mereka memisahkan segala sesuatu – termasuk manusia – dalam dua golongan unsur; material dan spiritual. Segala sesuatu yang bersifat material tidak dapat mencapai standar tertinggi, seperti yang spiritual. Itu wajar jika manusia hidup dalam dosa.

B.Arianisme

Pencetusnya adalah uskup Arianus dari Alexandria, yang mempertahankan keesaan Allah sehingga memisahkan Kristus dari Bapa .

C. Makedonianisme

Pencetusnya adalah Uskup Makedonius, yang mengatakan bahwa Roh Kudus adalah makhluk ciptaan Yesus yang pertama.

2. Doktrin Mengenai Keselamatan dan Penebusan

Pada dasarnya pada dasarnya dalam bidang ini terbagi dalam 2 kubu, yaitu:

A. Pelagianisme

Aliran yang berpendirian bahwa manusia masih memiliki sifat-sifat yang baik yang cukup untuk menangkap nilai-nilai yang ilahi.

B. Agustinianisme

Aliran yang berpendirian bahwa akibat dosa manusia sepenuhnya tidak berdaya untuk berusaha menjangkau nilai-nilai yang ilahi, sehingga sepenuhnya bergantung kepada uluran tangan Tuhan.

Dari kedua kubu ekstrem ini kemudian lahirlah pandangan-pandangan baru yang lebih moderat, yaitu: Semi Pelagianisme dan Semi A gustinianisme, yang merupakan pandangan-pandangan yang kompromistik dari kedua kubu ekstrem tersebut.

3. Doktrin Mengenai Kewenangan

Yakni menyatakan tentang institusi yang memiliki kedaulatan tertinggi dalam masalah iman percaya.

A. Humanisme Modern

Menekankan bahwa otoritas di atas hal itu harus dikembalikan kepada hati nurani setiap pribadi .

B. Reformis Luther

Menekankan bahwa otoritas tertinggi tentang hal itu berakhir pada Firman Allah.


DISKUSI

1. Jika kita seorang pemimpin gereja, seorang gembala, langkah-langkah apa yang perlu diambil untuk dapat meletakkan doktrin yang benar bagi jemaat kita?

- Ajaran yang benar harus diajarkan berulang-ulang, tidak cukup bila hanya sekali saja .Beda dengan ajaran palsu atau ajaran tidak benar yang diajarkan hanya sekali saja.

- Doktrin/ajaran yang diberikan akan berdampak pada masa yang akan datang.

- Jemaat dengan begitu banyak latar belakang, pemahaman, karakter, budaya, dan lainnya, mereka dibuat menjadi satu kesatuan yang kuat dalam satu dasar kebenaran yang kuat hingga akhir, setiap indjvidu tetap setia kepada Tuhan.

- Gereja melakukan "Pemuridan" di dalam kebenaran yang sesungguhnya 

- Pemimpin/pelayanan mengajarkan doktrin yang benar, dan ia memiliki pengetahuan yang luas 

- Gereja memfasilitasi jemaat, dan pemimpin/pelayan berperan aktif membawa jemaat ke "Padang rumput luas yang hijau" agar semua individu mencari apa kehendakNya Tuhan 


2. Bagaimana sikap kita dalam menghadapi pemahaman-pemahaman yang menyimpang di dalam gereja maupun masyarakat?

- Kita harus memiliki pemahaman yang benar agar dapat bertumbuh di dalam Tuhan.

- Tetap memiliki dan menjaga hubungan intim dengan Tuhan 

- Punya komitmen menyiarkan DPP (Doa, Pujian, dan Penyembahan) dalam Roh dan kebenaran 

- Meletakkan pemahaman dasar yang kuat tentang kebenaran yang sesungguhnya kepada jemaat.

- Membentengi jemaat dengan satu kebenaran Firman Tuhan yang kuat.

- Jika ada orang yang tidak setuju terhadap suatu hal, ia lebih baik diam saja, dan lalu menyampaikan hal itu kepada Tuhan. 

- Segala sesuatunya harus kembali kepada kebenaran Alkitab (Tafsirannya yang benar).

- Menerima kebenaran Firman dengan kerelaan hati yang baik.  Kisah Para Rasul 17:11 (TB) Orang-orang Yahudi di kota itu ( Berea ) lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya benar demikian. 

- Mempelajari terlebih dahulu Firman Tuhan dan kebenaranNya untuk dapat membandingkan mana jawaban/sumber yang benar dan yang salah.

- Meminta peranan Roh Kudus untuk berfungsi mengajar kita.

- Dasar kebenaran yang kuat seperti "Batu karang yang teguh".


3. Langkah-langkah apa yang perlu dilakukan untuk mendukung kemajuan generasi muda gereja?

- Pengaruh dari luar harus di backup.

- Pertama bagi anak anak diajarkan/dididik di dalam keluarga terlebih dahulu.

- Pendekatan lebih kepada anak, bagaimana mereka agar memiliki satu dasar yang kuat.

1 Korintus 3:11-15 (TB) Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.

Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami,

Sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan terlihat. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu.

Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. 

Jika kerjanya terbakar, ia akan mengalami kerugian, tetapi ia sendiri akan terselamatkan, tetapi misalnya dari dalam api.

- Dengan kekuatan Doa dan Peranan Roh Kudus bagi jiwa jiwa muda agar tetap teguh, hingga garis akhir sampai mendapat upah, dan menjadi berkat juga bagi orang lain 









Comments

Popular posts from this blog

Visualisasi Bait Suci (Bait Allah) Ke-3 Dan Mesianik Di Jerusalem

MEMBANGUN RUMAH BERSIFAT ROHANI DI LAHAN SEMPIT

Semangat Roh Kenabian Elia Mengkristalisasi Pada Dua Saksi Terakhir