MENCINTAI DIRI SENDIRI UNTUK MEMPEROLEH BERKAT BERKAT TUHAN
MENCINTAI DIRI SENDIRI UNTUK MEMPEROLEH BERKAT BERKAT TUHAN
(Oleh: SR. Pakpahan, SST)
Ada janji janji Tuhan yang luar biasa yang akan diberikanNya kepada kita, baik itu berkat yang rohani maupun jasmani. Ada kuasa Tuhan yang bekerja di dalam kita yang Allah akan memenuhi segala kebutuhan kita.
Efesus 3:20 (TB) Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,
Filipi 4:19 (TB) Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.
Allah memenuhi kebutuhan kita menurut kekayaanNya dalam kemuliaanNya.
Jadi, berkat berkat Tuhan itu luar biasa. Allah yang maha besar menilik hati manusia, mengapa ada orang yang beriman tapi ia miskin, mengapa ada orang tak beriman tapi ia kaya raya?.
Jangan takut atau iri, Tuhan memelihara hidup kita, jangan kuatir akan hidupmu. Setiap hari ada kekuatirannya tersendiri. Oleh karena kekuatiran hidup, tercapai tidaknya harapan, bagaimana hari esok dan masa depan, adanya masalah atau pergumulan hidup, akan membuat setiap orang butuh introspeksi diri sebagai orientasi dari mencintai diri sendiri.
Introspeksi diri dilakukan dalam hal mencintai diri sendiri agar kita tidak kuatir akan hidup ini. Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu akan apa yang hendak kamu pakai. Hidup itu lebih penting dari pada makanan, dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian. Pandanglah burung-burung di langit yang dapat makan di alam bebas, Bukankah Anda jauh melebihi burung-burung itu?. Mengapa Anda kuatir akan pakaian?. Perhatikanlah bunga bakung di ladang yang tumbuh bunganya terdandan indah, atau rumput di ladang yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Allah akan terlebih lagi mendandani Anda. Sebab itu janganlah kita kuatir akan hal makan dan minum, dan pakaian, semua itu dicari orang-orang yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Tuhan Allah tahu bahwa kita memerlukan semuanya itu, dan Ia akan menyediakan semuanya apa yang kita perlukan dan memelihara hidup kita jika saja kita terlebih dahulu mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya. Sebab itu janganlah kita kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.
Kita harus tetap bisa hidup dalam kesucian di tengah-tengah dunia yang kotor berlumpur dosa, kejahatan di mana mana, dan tipuan dunia yang menyesatkan.
Lalu dimana berkat berkat Tuhan itu?, kenapa kita sulit untuk mendapatkan berkat berkat Tuhan?. Itu semua disebabkan oleh karena kurangnya pengetahuan kita tentang kebenaran Firman Tuhan yang menyelamatkan, dan kita hidup bersungut sungut tandanya kurang percaya/tidak beriman dan hidup semau guenya saja, tidak tinggal di dalam Tuhan karena Tuhan sudah ditinggalkan. Kalau kita peduli, cinta kepada Tuhan, dan hati hati dalam menjalani hidup maka kita akan mudah mendapatkan berkat nerkat Tuhan, tapi bila kita tidak peduli maka kita akan sulit memperolehnya.
Ada 10 (sepuluh) prinsip Firman Tuhan tentang cara mudah memperoleh berkat berkat Tuhan, termasuk hal keuangan.
1. Mampu membedakan Hal hal yang kekal dan yang fana (hal tujuan dan fasilitas)
Kita harus bisa membeda-bedakan mana hal/barang yang kekal dengan yang fana, atau mana yang tujuan dengan yang fasilitas (perlengkapan).
Tapi sering kali dalam fakta kita tidak dapat melihatnya bahwa hal/barang yang fana itu adalah fasilitas/perlengkapan, sedangkan yang kekal itu adalah tujuan kita hidup.
Bila seseorang berangkat sekolah atau bekerja, maka ia perlu sebuah alat transportasi, nah kendaraan sebagai alat transportasi itu adalah fasilitas yang bisa dengan memakai mobil, sepeda motor, sepeda angin, atau jalan kaki, fasilitas itu bisa seadanya saja. Tapi dengan fasilitas yang minim bisa hasilnya berkualitas tinggi, hasilnya adalah sampai di tujuan. Jadi tujuan itu adalah hal yang kekal, sedangkan fasilitas itu adalah fana. Tujuan itu yang lebih penting, bukan fasilitas.
Dengan seadanya fasilitas, ada yang berkendaraan mobil, motor, sepeda, dan jalan kaki, tapi semua mereka sampai di tujuan meskipun ada yang cepat, lambat, bahkan terlambat sampai ditujuan. Tapi bagi sorga tidak ada yang terlambat, semuanya indah tepat pada waktunya.
Untuk apa Anda memperoleh seisi dunia ini, kalau jiwamu binasa, maka kejarlah kekekalan hidup itu. Untuk siapa Anda mengumpulkan uang dan harta di dunia ini, apa gunanya bila Anda kaya raya di dunia, tapi tidak punya apa apa di sorga.
Dalam membedabedakan mana mana hal fasilitas dan yang kekal, bila kekurangan fasilitas itu tidak masalah besar, meski majal peralatan tapi tehnik itulah yang terpenting. Tujuan kita adalah memperoleh keselamatan hidup kekal. Meski dalam faktanya memang di dunia ada fasilitas, ada cukup uang, ada terpenuhi segala keperluan hidup, itu kata dunia adalah ekstrim, itu untuk orang normal yang tidak bisa melihat yang kekal, orang yang tidak berTuhan, Tapi bagi orang beriman adalah mengutamakan mencari kerajaan Allah dan kebenarannya terlebih dahulu, hidup benar dihadapan Allah. Mereka tidak kuatir akan hidup.
Matius 6:33 (TB) Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan Kepadamu.
Di dunia, kebanyakan orang ada dalam keadaan mabuk dunia, mabuk kerja, mabuk rekreasi, cinta perkara perkara dunia, membuat diri mereka telah berzinah secara rohani karena mereka telah mencintai hal perkara perkara dunia di hadapan Tuhan.
Yakobus 4:4 (TB) Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.
Alkitab dalam versi King James, berbunyi:
Yakobus 4:4 (FAYH) Saudara seperti seorang istri yang tidak setia, yang mengasihi musuh-musuh suaminya. Tidakkah Saudara insaf bahwa mengikat persahabatan dengan musuh-musuh Allah, yaitu kesenangan-kesenangan jahat dari dunia ini, menjadikan Saudara musuh Allah? Sekali lagi saya katakan, bahwa jika Saudara berhasrat menikmati kesenangan seperti yang dinikmati oleh orang-orang yang belum diselamatkan, Saudara tidak dapat menjadi sahabat Allah.
Orang yang mencintai Tuhan, tapi hatinya melekat pada perkara dunia, maka ia telah berzinah secara rohani karena ia meletakkan hatinya dan cinta pada perkara perkara dunia.
Dimana hartamu berada di situlah hatimu berada.
Matius 6:19-24 (TB) "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.
Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.
Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu;
jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.
Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."
Kita jangan cinta akan uang dan harta, sebab cinta uang adalah akar dari segala kejahatan, tapi simpanlah harta itu di sorga dimana tidak ada ngengat dan karat menghabiskannya, jangan hati melekat pada uang dan harta, kita bisa kaya tapi hati mesti melekat pada Tuhan. Seorang kaya yang tak beriman bila ia mati lalu masuk neraka, sedangkan orang miskin yang beriman, meski ia miskin di dunia tapi ia kaya di sorga, ketika ia mati ditempatkan Allah di FirdausNya di sorga.
Dalam hal memilih jodoh bahwa jodoh ada ditangan Tuhan, pemuda/pemudi harus tahu mana pasanganmu yang tepat yang dikenan Tuhan meskipun tiap orang itu punya hak memilih, tapi Tuhan mau supaya orang itu punya pasangan/jodoh dan menikah baik baik dengan diberkati Tuhan di gereja Jangan pandang hartanya, atau paras wajahnya, harus hati hati menurut pandangan dunia, tapi menurut pandangan Roh Tuhanlah yang tepat.
1 Timotius 6:9-10 (TB) Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.
Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
Jangan kita bodoh, tapi harus bijak, kita bisa membeda bedakan antara yang mana fasilitas dengan yang mana tujuan. Untuk apa memperoleh seluruh isi dunia ini kalau jiwa binasa, tidak memperoleh keselamatan hidup kekal. Biarlah kita menggunakan fasilitas yang ada tapi seolah olah tidak mempergunakannya.
1 Korintus 7:31 (TB) pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu.
Matius 16:26 (TB) Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
Tidak masalah jika kita hidup di dunia ini miskin, tapi kaya di sorga, biarlah kita di dunia ini hina, tapi mulia di dalam sorga.
Lukas 16:19-31 (TB) "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan.
Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu,
dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.
Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.
Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.
Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.
Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.
Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang.
Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku,
sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini.
Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.
Jawab orang itu: Tidak, Bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat.
Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati."
2. Berpuas dengan apa yang ada (berpada).
Kalau kita punya apa pun itu maka bisa kita hidup seperti orang kaya, tapi bila kita tak punya apa apa maka bisa hidup kita seperti pengemis. Kita hidup bisa melarat bisa juga berada, ini dikatakan berpada, pakailah isi dunia ini seperti orang yang tidak memakainya.
Dalam hal pemakaian uang, maka uang pengeluaran (belanja) harus lebih kecil daripada uang pemasukan (pendapatan). Apa yang ada, yang kita punya boleh kita nikmati dan dipakai, tapi jangan sampai berdosa. Menikmati makanan itu sangat mengenakkan hati, makanlah yang sederhana, tidak boleh makan seperti "pesta". Kalau kita bisa berpada (berpuas dengan apa yang ada) maka hati kita bisa bersuka cita, tapi orang orang dunia makannya makan pesta besar yang lezat barulah hatinya bersuka cita.
Dalam hal pergi berangkat ke sekolah atau bekerja, bisa naik bis, mobil, sepeda motor, sepeda angin, bahkan bisa juga jalan kaki, yang penting sampai ditujuan dengan tidak terlambat.
Secara rohani, kemajuan hidup harus meningkat, tidak seperti secara jasmani yang bisa berubah ubah ia bisa menanjak naik bisa juga menurun.
Kita perlu berpada dalam hal tentang perkara jasmani, dan jangan berpada tentang hal perkara rohani. Kalau ada kesukaran atau masalah yang datang, maka harus dihadapi dengan memeriksa diri (introspeksi) terlebih dahulu. Kesukaran atau masalah yang timbul oleh karena dosa, itu namanya hajaran. Tetapi masalah datang oleh karena penyebab bukan dosa, itu namanya cobaan, bila sudah lulus dan tahan uji, maka akan kelihatan adanya harapan dan naik level.
Roma 5:2-4 (TB) Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.
Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,
dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
Teladanilah hidup Yesus, di padang gurun Ia dicobai iblis, namun Yesus lulus dari pencobaan ini,
Matius 4:2-4 (TB) Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.
Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."
Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
Tingkat pengertian kita tentang berpada harus kita tingkatkan.
Filipi 3:16 (TB) Tetapi baiklah tingkat pengertian yang telah kita capai kita lanjutkan menurut jalan yang telah kita tempuh.
Mencari rejeki, uang, dan makan harus dilakukan dengan halal, tetap tidak berdosa.
Teladanilah hidup Yesus, meski Ia merasa lapar, Ia dengan mujizatNya tidak menyuruh pohon ara itu untuk segera berbuah, tapi mengutuk pohon ara tersebut.
Markus 11:12-14 (TB) Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas murid-Nya meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar.
Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara.
Maka kata-Nya kepada pohon itu: "Jangan lagi seorang pun makan buahmu selama-lamanya!" Dan murid-murid-Nya pun mendengarnya.
7. Bertanggung jawab dalam Perbendaharaan
Hal-hal yang menyangkut sekuler tetap dilerhatikan, sebab itu juga yang dari Tuhan harus dj pertanggung jawabkan. Seorang bendahara yang berkenan kepada Tuhan adalah bendahara yang berbuat dalam mendukung pekerjaan Tuhan.
1 Korintus 4:7 (TB) Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?
Jangan sedikitpun melakukan penggunaan uang untuk dosa, ttapi harus melakukan penggunaan uang untuk pelayanan pekerjaan Tuhan.
Tuhan bisa pakai siapa sana untuk menjadi bendahara Sorgawj yang berkenan kepada Tuhan akan diberkatiNya.
Membayar perpuluhan adalah mengembalikan persepuluh dari pendapatan bulanan kepada Tuhan untuk lebih diberkatiNya kembali. Meningkatkan kemampuan kita, penggunaan uang itu bukan milik kita, tetapi adalah pengelolaan uang tersebut.
Uang itu seperti beban, ada orang yang akan menurunkan bila ja sudah dibataa ke. Ampuannya, tapi kita seharusnya semakin meningkat meskipun telah lewat batas kemampuan, terus meningkat tanpa batas oleh karena kerohanian yang dewasa.
Amsal 30:8 (TB) Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku.
Orang yang mengerti meskipun meningkat tambah kaya, makmur, sukses, ia makin ke level lebih tinggi, tapi tidak bereaksk akan dosa. Contohnya Yusuf di rumah potifar, ia tetap setia, tidak cemar, Tuhan beri berkat sesuai kemampuannya menurut kuasa Allah yang bekerja di dalam diriNya. Tuhan beri kuasa, uang, pangkat, kemewahan, dan lain lain tapi ia tetap rendah hati, mwraih sukses, takut akan Tuhan, tetap belajar, menabur dalam kasih, tetap dipimpin Roh.
Setiap orang punya kadar problem dan keenakan hidup yang masing masing berbeda. Bila kita meski dihina orang lain, pimpinan yang ngawur, tapi kita tidak bwreaksi akan dosa, maka mulut kita bisa berkata baik, pikiran baik, mengambil keputusan yang tepat.
9. Belajar menabur dengan kasih.
2 Korintus 9:6 (TB) Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.
10. Belajar berjalan bersama dengan Tuhan
Galatia 5:16 (TB) Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.
Hidup berjalan dalam roh, dan masuk dalam rencana Allah yang indah.
Orang yang memulai belajar berjalan dalam Roh, ia ibaratnya ada di atas sayap burung rajawali, belajar dan belajar dalam Roh, kehendak segala kedagingan tidak akan dike makan.
- Ada Roh Allah
- Menururi Firman Tuhan: aktif, taat dengan Tuhan
Melakukan 7 KPR (Kebutuhan Pokok Rohani) yaitu:
1. Pukul salib
2. Menyangkal diri: tetap di jalan sempit
3. Kesucian
4. Bersekutu dengan kasih
5. Cinta Tuhan
6. Beribadah
7. Melayani.
Orang yang berjalan bersama Tuhan, ia akan bisa dalam hal apa pun, segala kebutuhan dicukupkan terpenuhi, Roh Kudus yang memimpin kita, Tuhan akan memenuhi kebutuhan kita dengan cara yang luar biasa.
Bila 10 hal ini dilakukan, maka berkat Tuhan tidak akan jauh, perkara rohani tetap prioritas nomor satu, tujuan yang pasti, fasilitas lah yang mendukung tercapainya tujuan.
Segala fasilitas jasmani justru jadi semacam latihan bagi kita untuk mencapai tujuan. Dengan beserta Allah, kita hadapi semua, dan Allah akan memberi perkara yang lebih besar lagi, meskipun ada keaukaran keaukaran, fasilitas tidaklah penting, tapi tujuan hidup kekal mesti tercapai, mencari perkara perkara yang kekal.
Comments
Post a Comment