Panggilan Hidup Dalam Dunia Kerja
KECERDASAN KARAKTER MANUSIA (Bagian 2)
Panggilan Hidup Dalam Dunia Kerja
(Oleh: SR. Pakpahan, SST)
Pada awal mula kehidupan, Allah menempatkan Adam dan Hawa di sebelah timur taman Eden dengan maksud dan tujuan agar manusia itu bekerja di taman Eden.
Kejadian 2:15 (TB) TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.
Dimana Saudara bekerja, dan apa maksud dan tujuan Tuhan mengizinkan Saudara bekerja di tempat kerja Saudara sekarang ini ?.
Hidup ini menuntut pemenuhan kebutuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya, oleh karena itu manusia harus bekerja supaya dapat memenuhi kebutuhan pokoknya dan kebutuhan lainnya. Padahal sesungguhnya bekerja bukan hanya sekedar untuk pemenuhan pemenuhan kebutuhan, tapi lebih dari itu adalah bagian dari usaha untuk mengisi masa hidupnya agar hidupnya lebih bermakna. Setiap orang punya konsep dan metode, prinsip, strategi, dan tujuan hidupnya yang akan tercapai bila melakukan suatu pekerjaan.
Sudut Pandang Alkitab tentang Bekerja.
Manusia bekerja di bumi diijinkan Tuhan dalam 6 hari kerja saja dalam setiap minggunya, ini adalah suatu ketetapan, bukan pilihan. Jadi bekerja merupakan suatu ketetapan Allah, oleh sebab itu marilah kita melakukan pekerjaan kita dengan semangat seorang penakluk bumi, sebab Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik dalam hidup kita.
Kejadian 1:28 (TB) Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
Keluaran 34:21 (TB) Enam harilah lamanya engkau bekerja, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah engkau berhenti, dan dalam musim membajak dan musim menuai haruslah engkau memelihara hari perhentian juga.
Seiring waktu berjalan, kita dalam menghadapi perkembangan zaman dan teknologi seharusnya kita bertumbuh berakar kokoh, dan berbuah menjadi garam terang Ilahi di dunia ini selaras dengan gambaran Kristus Yesus, dan Tuhan memakai keadaan pekerjaan kita untuk tujuan pembentukan karakter kita. Jadi dengan bekerja hidup kita mengalami transformasi yang lebih bermakna.
Yohanes 5:17 (TB) Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga."
Bekerja bukan hanya sekedar cari nafkah pergi pagi pulang petang bergelut di bawah terik matahari, tetapi lebih dari tu bekerja adalah sarana untuk pembentukan karakter kita menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Kita ditetapkan sebagai garam dan terang Ilahi di dunia yang itu dapat berfungsi di dalam dunia kerja. Jadi bekerja adalah sebuah platform bagi berfungsinya peran kita sebagai garam dan terang dunia.
Matius 5:13-14 (TB) "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
Disaat kita sedang bekerja, perlu kita sadari adanya 2 hal dispersi atau penyimpangan yang mempengaruhi panggilan hidup kita dalam dunia kerja, yaitu:
1. Penyimpangan ke arah Rohani
Penyimpangan ini seperti seorang pertapa ulung, ia terlalu mengangkat hal hal Rohani dibanding dengan hal hal sekuler.
2. Penyimpangan ke arah sekuler.
Penyimpangan ini seperti seorang konglomerat, ia terlalu mengangkat hal hal duniawi dibanding dengan hal hal yang Rohani.
Jadi kita menjalani hidup di dunia kerja harus dalam keseimbangan antara hal Rohani dengan hal duniawi, kita bukan seperti seorang pertapa atau konglomerat, tetapi meneladani karakter dan karya Yesus Kristus, kita seorang mahluk Sorga yang segambar dan serupa dengan Kristus Yesus yang menjalankan Misi Sorga dalam pelayanan pekerjaan Tuhan d tempat kita bekerja, jadi sambil bekerja kita juga sebisa mungkin menjadi saksi Kristus di dunia kerja.
Aspek Panggilan Hidup dalam Dunia Kerja.
Kita bekerja bukan semata mata untuk mendapat upah atau gaji, tetapi lebih dari itu kita bekerja sebagai sarana pembentukan karakter dan karya kita yang lebih baik. Kita dipanggil untuk bekerja dalam pelayanan pekerjaan Tuhan dengan memelihara aspek keberadaan (karakter) kita dan aspek karya kita, kedua aspek tersebut keseriusannya adalah sama dan kita harus menjaganya dalam urutan yang benar, karaktet yang diutamakan, baru kemudian karya. Bila kita serius dan menjaga prioritasnya maka hal ini akan memberi martabat dan nilai yang sangat berarti kepada pekerjaan kita sehari hari.
Bagaimana bila terjadi ketidak seimbangan, seperti halnya pertapa atau konglomerat, atau aspek panggilan yang berat sebelah?. Ketidak-seumbangan akan mengakibatkan kita dikendalikan oleh sistem, yang seharusnya kitalah yang mengendalikan sistem. Akibat ketidak seimbangan itu memiliki gejala gejala sebagai berikut:
1. Kita 'terkubur' dalam kesibukan.
2. Menjadi budak prestasi.
3. Hidup stress (mengalami tekanan)
4. Menghambakan atau 'menikah' dengan uang.
5. Mengejar kekuasaan.
6. Terjebak dalam kompromi atau kesepakatan gelap.
7 Hidup selalu gelisah.
Ambisi dalam Bekerja.
Kita boleh boleh saja berambisi dalam bekerja tapi jangan ambisius, sebab itu adalah sifat alami manusia di dunia kerja. Ambisi dalam bekerja harus dapat kita kendalikan agar hidup tidak rusak, seperti mengendalikan nafsu makan ketika kita lapar. Ambisi yang terkendali dengan maksud ada suatu sasaran yang benar yang hendak kita capai, dan memiliki alasan yang murni.
Berambisi kita dalam bekerja adalah tidak salah, tapi masalahnya adalah:
- Apakah ambisi kita itu egosentris (berpusat pada diri sendiri) ataukah berpusat pada Tuhan (Theosentris)
- Apakah ambisi kita itu bermotif ingin hidup saleh ataukah untuk meraup untung sebanyak banyaknya untuk pribadi.
- Apakah ambisi kita itu selaras dengan tujuan Tuhan?
- Apakah kita sampai menjadi workaholic? (orang yang 'gila' kerja menomor satukan bekerja daripada hal hal lainnya).
Cara Mencintai dan Menikmati Pekerjaan Kita
Ketika kita sedang bekerja, kita bekerja untuk melayani Tuhan, dan bukan manusia, bekerja adalah suatu ibadah, bekerjalaj untuk mendapatkan terutama upah kekal dari Sorga, disamping mendapatkan upah atau gaji dari majikan.
Kolose 3:23 (TB) Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.
Jadi kita harus mengubah perspektif kita bekerja, fokus kita pada sikap dan melakukan apa yang benar, tentang apa dan mengapa kita bekerja. Ketika kita bekerja, kita juga perlu belajar tentang hal hal yang belum kita ketahui, pahami, dan kuasai agar kita lebih mudah mencapai kenikmatan dalam bekerja mapun melalui prestasi kerja yang telah kita capai.
Selanjutnya dalam bekerja kita harus berfokus kepada orang orang yang ada di sekitar kita yang Tuhan ijinkan mereka ada di situ.
1 Tesalonika 2:19-20 (TB) Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita kami atau mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatangan-Nya, kalau bukan kamu?
Sungguh, kamulah kemuliaan kami dan sukacita kami.
Di tempat kerja dimana ada rekan sekerja yang tidak punya ATK atau kekurangan fasilitas, apa salahnya mengorbankan milik kita untuk mereka pakai, kita berkorban waktu dan sumber daya untuk kemajuan bersama, jika kita mengasihi rekan sekerja, masakan kita semakin kurang dikasihi mereka. Jadi ketika kita sedang berorientasi kepada orang lain disekitar kita, maka suatu makna baru akan masuk ke dalam pekerjaan kita.
Selanjutnya kita harus memperjelas tujuan kita bekerja, kita bekerja untuk suatu pelayanan pendamaian sebagai bukti nyata kita adalah anak Tuhan. Maka ketika kita bekerja, kita harus menemukan peluang untuk menjadi saksi Kristus. Menjadi saksi Kristus tidak mesti berkoar koar, khotbah sana khotbah sini, tapi melalui sikap hati dan perbuatan yang baik kita dapat dilihat orang bahwa kita meneladani karakter dan karya Kristus Yesus.
2 Korintus 5:18-20 (TB) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.
Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.
Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.
Secara pasif kita bersaksi, maka orang orang di sekitar kita akan melihat terang Kristus dan merasakan 'keasinan garam' kita. Dan atau secara pro aktif kita bersaksi, menjangkau dan bersekutu dengan mereka, menemukan kebutuhan yang mereka perlukan dan dengan kasih berbagi berita Injil dengan mereka.
Prinsip prinsip dalam Dunia Kerja Tentang Berkat Materi
Bagaimana pandangan orang terhadap kekayaan?, kata theolog kemiskinan kekayaan itu adalah dosa, kata theolog kemakmuran kekayaan itu adalah kebenaran, tapi kata theolog penatalayanan kekayaan itu adalah tanggung jawab.
Apa tujuan bekerja?, jawab theolog kemiskinan adalah untuk sekedar memenuhi kebutuhan, jawab theolog kemakmuran adalah agar menjadi kaya, tapi kata theolog penatalayanan itu adalah untuk melayani Tuhan.
Siapa orang benar?, kata theolog kemiskinan itu adalah orang miskin, kata theolog kemakmuran itu adalah orang miskin, tapi kata theolog penatalayanan itu adalah orang yang miskin di hadapan Allah.
Siapakah orang yang berdosa? Jawab theolog kemiskinan itu adalah orang kaya, kata theolog kemakmuran itu adalah orang kaya, tapi kata theolog penatalayanan itu adalah orang yang berdosa.
Apa alasannya kita memberi?, kata theolog kemiskinan itu karena keharusan, kata theolog kemakmuran itu karena untuk mendapatkan sesuatu nantinya, tapi kata theolog penatalayanan itu karena mengasihi Tuhan.
Bagaimana cara memakai uang?, kata theolog kemiskinan adalah dengan tanpa rasa syukur kepada Tuhan, kata theolog kemakmuran adalah dengan menghambur hamburkan dan komsumtif, tapi kata theolog penatalayanan adalah berdoa dulu dan bertanggung jawab dalam pembelanjaan uang.
Bersambung... Ke Miracle Formula 4 Characters
Comments
Post a Comment