KEADAAN AWAL DAN AKHIR PENCIPTAAN ALAM SEMESTA DAN MANUSIA

KEADAAN AWAL DAN AKHIR PENCIPTAAN ALAM SEMESTA DAN MANUSIA (Bagian 1}

(Oleh: SR. Pakpahan, SST) 


Adam manusia daging pertama

Nama Adam (Ibrani: אָדָם - 'ADAM), berdasarkan dari hasil Sidang Ilahi pada Kejadian 1:26, di mana Allah Raja sorga sebagai pemimpin sidang itu bersabda di hadapan bala tentara Sorga, yaitu para malaikat sebagai Anggota Sidang Ilahi itu: 

TUHAN Allah tidak sendirian di surga, di sekitar-Nya ada para malaikat yang jumlahnya banyak sekali. Allah sering terlebih dahulu menyatakan keputusan-keputusan yang akan dilaksanakan-Nya di hadapan para Malaikat. Sidang tsb diberi istilah "Dewan Musyawarah TUHAN" (the counsel of the LORD, Yeremia 23:18); Kegiatan ini juga disebut dalam bahasa teologis "Sidang Ilahi".

* Yeremia 23:18
LAI TB, Sebab siapakah yang hadir dalam dewan musyawarah TUHAN (SOD 'ADONAY), sehingga ia memperhatikan dan mendengar firman-Nya? Siapakah yang memperhatikan firman-Nya dan mendengarnya?
MILT (2008), Sebab, siapakah yang telah berdiri di dewan TUHAN (SOD 'ADONAY) , dan memerhatikan serta mendengar firman-Nya? Siapakah yang telah memerhatikan firman-Nya dan mendengarkan-Nya?

Allah menyatakan rencananya untuk menciptakan makhluk yang akan menguasai bumi dan isinya, yaitu manusia:

    * Kejadian 1:26-27
    1:26 LAI TB, Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia ('ADAM) menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
    * 1:27
    LAI TB, Maka Allah menciptakan (BARA) manusia itu menurut gambar (TSELEM)-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.

Sehingga lengkap sempurnalah tingkatan Kerajaan sorga itu dari Sorga tertinggi hingga ujung bumi. 


Di awal penciptaan, semua mahluk ciptaan Allah hidup dalam kesempurnaan sebagai malak-malak sorgawi, awal alam semesta berada dalam fenomena Roh dan nuansa Mayor (suka cita abadi), manusia di bumi tidak mengalami kematian, baik kematian fisik (tubuh) maupun kematian rohani. 

Para malaikat di Sorga taat kepada Perintah Tuhan Allah, dan manusia di bumi diberi wewenang untuk mengelola bumi dengan baik. 






Manusia daging pertama yang diciptakan Allah itu ialah ADAM diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.  ADAM (Manusia) dan HAWA (Hidup) diciptakan pada hari ke enam sebagai ciptaan yang paling terakhir dan paling agung diantara semua ciptaan lainnya, diciptakanNya mereka dalam fenomena Mayor atau dalam  roh suka cita abadi. 
    * Kejadian 2:7
    LAI TB, ketika itulah TUHAN Allah membentuk (YATSAR) manusia itu (HA'ADAM) dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup
Manusia pertama, diciptakan ( בָּרָא - BARA, Kejadian 1:27) oleh Allah menurut gambar Allah ( צֶלֶם - TSELEM), pada hari keenam. Allah membentuk manusia itu (seperti tukang periuk membentuk belanga, יָצַר - YATSAR, Kejadian 2:7) dari debu tanah ( אֲדָמָה - 'ADAMAH), dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya ( נִשְׁמַת חַיִּים - NISY'MAT KHAYIM). Hasilnya ialah bahwa 'manusia itu', menjadi makhluk hidup ( נֶפֶשׁ חַיָּֽה - NEFESY KHAYAH).

Pada hari terakhir dari penciptaan (hari ke-enam), Allah berkata, "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita" (Kejadian 1:26). Dengan demikian Tuhan mengakhiri pekerjaanNya dengan suatu "sentuhan pribadi." Tuhan membentuk manusia dari debu tanah dan memberinya hidup dengan menghembuskan nafasNya sendiri (Kejadian 2:7). Dengan demikian manusia memiliki keunikan dibanding dengan ciptaan-ciptaan lainnya, manusia memiliki AKAL BUDI yaitu memiliki bagian materi (tubuh, Ibrani: בָּשָׂר - BASAR) dan non-materi (jiwa/roh, Ibrani: NEFESH dan RUAKH).


ADAM, di samping sebagai nama diri, juga mengandung arti manusia, suatu pengertian yang muncul dalam Perjanjian Lama kira-kira 500 kali, justru bila kata benda ini muncul dengan kata sandang positif ( הָֽאָדָם - HA'ADAM) baiklah diterjemahkan sebagai nama benda biasa ketimbang sebuah nama. Kata 'ADAM juga dikenal dalam bahasa Ugarit dengan arti 'manusia'.

Catatan tentang penciptaan pada Kejadian 1 dan Kejadian 2 menggunakan kata sandang: הָֽאָדָם HA'ADAM pada segala peristiwa, kecuali dalam tiga hal:
    1. Kejadian 1:26 dimana jelas 'manusia' pada umumnyalah yg dimaksud;
      * Kejadian 1:26
      LAI TB, Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia ('ADAM) menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
    2. Kejadian 2:5, dimana 'seorang' (atau 'bukan orang') jelas pengertian yg paling alamiah; 
      * Kejadian 2:5
      LAI TB, belum ada semak apapun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apapun di padang, sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang ('ADAM) untuk mengusahakan tanah itu (HA'ADAMAH);
    3. Kejadian 2:20, penggunaan istilah sebagai nama orang yg pertama kali diizinkan oleh naskah.
    * Kejadian 2:20
    LAI TB, Manusia itu (HA'ADAM) memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.


Meskipun binatang/hewan dan manusia diciptakan dihari yang sama, namun Adam dibedakan dari binatang-binatang karena manusia diciptakan menurut gambar rupa Allah, diberi kuasa atas segala binatang, dan mungkin juga karena Allah sendiri menghembuskan nafas hidup ( נְשָׁמָה - NESYAMAH) ke dalam hidungnya. Allah membuat taman untuk Adam di Taman Eden dan menempatkannya di taman itu untuk mengusahakan taman itu dan memeliharanya.

    * Kejadian 2:8
    LAI TB, Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu.
Kejadian 2 : 9
Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.

Kejadian 2 : 15
TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.

Kata mengusahakan ( עָבַד - 'AVAD) ialah yang biasa dipakai untuk bekerja, jadi Adam bukan menganggur. Besar kemungkinan makanannya adalah buah-buahan dari berbagai pohon, sayur-sayuran dari berbagai pohon, buah-buahan dan biji-bijian dari jenis semak-semak ( שִׂיחַ - SI'AKH) dan gandum dari jenis jarum-jaruman ( עֵשֶׂב - 'ESEV). Lalu Allah membawa segala binatang dan burung kepada Adam agar ia memberi nama kepada mereka, dan agaknya ia berusaha mengenali sifat-sifat dan kemampuan-kemampuan semua binatang itu.

Semua fakta yang hakiki telah dicatat dengan teliti. Bahkan lokasi umum Taman Eden dapat dipastikan dari fakta-fakta yang diberikan. Alkitab mencatat bahwa dua dari empat sungai yang berhubungan dengan Taman Eden adalah Sungai Efrat dan Sungai Tigris. Hal ini ditunjukkan oleh lempeng-lempeng tanah liat Babilonia yang menggunakan nama Idiglat untuk Tigris.

Jadi terlihat bahwa Taman Eden berada di daerah Tigris dan Efrat, daerah yang dikenal secara geografis sebagai Mesopotamia (bahasa Yunani berarti di antara sungai-sungai), yang dewasa ini adalah negara yang secara politis dikenal sebagai Irak.

Identifikasi sungai Pison dan Gihon belum dapat ditetapkan dengan pasti. Mengatakan bahwa kedua sungai ini adalah saluran irigasi kuno tampaknya belum menyelesaikan persoalannya. Kebudayaan irigasi Mesopotamia kuno baru berkembang pada milenium keempat dan khususnya milenium ketiga sebelum Masehi, lama setelah Air Bah. Saluran-saluran irigasi tak mungkin ada pada zaman sekuno Taman Eden. Lokasi tepat Taman Eden di Mesopotamia juga diterka-terka saja. Mungkin kita tidak akan pernah tahu dengan pasti tempat taman itu berada. Dampak air bah pada zaman Nuh terhadap topografi di Timur Dekat boleh jadi menimbulkan kerusakan hebat, sehingga tidak mungkin untuk menentukan lokasi geografis pada zaman purba berdasarkan keadaan yang sekarang. Jalur-jalur sungai tentu telah banyak berubah, dan beberapa sungai barangkali telah hilang sama sekali.

Adanya tempat yang sedemikian sempurna seperti Taman Eden tampaknya merupakan dicerminkan dalam kisah bangsa Sumeria  tentang tanah Dilmun, yang tidak tercemar, bersih, dan tenang. Di tanah itu "singa tidak membunuh, serigala tidak memangsa domba, tidak ada penyakit atau kesakitan, penipuan, atau kelicikan."

Tanah Dilmun merupakan firdaus dan sekaligus negeri yang nyata. Dalam pikiran banyak orang, pulau Bahrain di Teluk Persia telah dihubungkan dengan tanah Dilmun sejak Henry Rawlinson mengindentifikasinya pada tahun 1861. Suatu ekspedisi Denmark di bawah pimpinan Geoffres Bibby bekerja di pulau itu selama lebih dari lima belas tahun (mulai tahun 1953). Mereka yakin bahwa pulau itu merupakan pusat kekuasaan dalam sebuah kerajaan yang cukup luas. Dilmun mencapai puncaknya sebagai sebuah kekuatan perdagangan laut sekitar tahun 2000 sebelum masehi.

fakta bahwa bahasa asli manusia pertama bukanlah bahasa Ibrani atau bahasa pemograman komputer tetapi melainkan adalah bahasa greek sebagai bahasa tertinggi di jagad raya hingga sekarang ini, membuat teori-teori itu bersifat akademis, seperti penggunaan kata 'ADAMAHtanah, sengaja ditempatkan sejajar dengan nama 'ADAM dalam Kejadian 2:7, suatu kesimpulan yang diperkuat oleh Kejadian 3:19.

    * Kejadian 2:20
    LAI TB, Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.
Kejadian 2 : 21
Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.

Kejadian 2 : 22
Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.

Ketika membaca kitab Kejadian maka kita akan mendapati cara Allah menciptakan manusia dan makhluk lainnya sangatlah berbeda. Manusia pertama (Adam) selain diberikan Nafas Kehidupan (Kejadian 2:7) maka juga diperlengkapi dengan akal budi (Kejadian 2:20), karena selain Adam  memberikan nama kepada segala ternak, maka Adam juga dipercayakan untuk mengelola bumi, menjaga serta mengerjakan apapun yang ada dalam taman yang di Eden.

Memiliki "gambar atau rupa Allah", dalam pengertian yang paling sederhana, berarti kita dibuat menyerupai Allah. Adam tidak menyerupai Allah dalam arti Allah memiliki darah dan daging. Alkitab berkata bahwa "Allah itu Roh" (Yohanes 4:24) dan karena itu memiliki keberadaan tanpa tubuh. Namun tubuh Adam mencerminkan hidup Tuhan karena diciptakan dengan kesehatan yang sempurna dan tidak tunduk pada kematian.

Gambar rupa Allah menunjuk pada bagian non-material dari manusia. Hal ini membedakan manusia dari binatang dan memampukan manusia menjalankan "kekuasaan" sebagaimana direncanakan Allah (Kejadian 1:28), dan memampukan manusia berkomunikasi dengan PenciptaNya. Keserupaan ini adalah dalam hal mental, moral dan sosial.

Secara mental, manusia diciptakan sebagai makhluk yang rasional dan berkehendak – dengan kata lain, manusia dapat menggunakan pikirannya dan dapat memilih hal-hal yang baik. Ini adalah refleksi dari akal budi dan kebebasan Tuhan. Setiap kali seseorang menciptakan mesin, menulis sebuah buku, melukis pemandangan, menikmati simponi, menjumlahkan hitungan, menamai binatang peliharaan, atau mengerjakan suatu pekerjaan, dia memproklamirkan fakta bahwa kita diciptakan menurut gambar Allah.

Secara moral, manusia diciptakan dalam kebenaran dan kepolosan yang sempurna, suatu refleksi dari kesucian Tuhan. Tuhan melihat semua yang diciptakanNya (termasuk manusia) dan mengatakan, "sangat baik" (Kejadian 1:31). Suara hati nurani kita atau "kompas moral" adalah sisa dari keadaan yang asli itu. Ketika seseorang menulis hukum, mundur dari kejahatan, memuji kelakuan baik, atau merasa bersalah, orang itu meneguhkan fakta bahwa kita diciptakan menurut gambar Allah.

Secara sosial, manusia diciptakan untuk bersekutu. Hal ini mencerminkan ketritunggalan Allah dan kasihNya. Di Taman Eden, relasi manusia yang terutama adalah dengan Tuhan (Kejadian 3:8 menyiratkan persekutuan dengan Tuhan), dan cerminan lainnya adalah bahwa di bumi memiliki pola kehidupan yang berpasang-pasangan sehingga Tuhan menciptakan perempuan pertama (Hawa) untuk Adam karena "tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja" (Kejadian 2:18). Setiap kali seseorang menikah, berteman, memeluk anak kecil, bersekutu mengikuti kebaktian, dia menyatakan bahwa kita diciptakan menurut gambar Allah.

Hal lain yang kita dapatkan dari kitab Kejadian 1 dan Kejadian 2 ini adalah pola makan manusia akan makanan yang sehat, bersih, dan bergizi yang di dalam makanan terkandung nutrisi zat-zat makanan berupa karbohidrat.  lemak, vitamin, dan protein, dan di dalam minuman yang mengandung mineral. 

Protein berfungsi untuk menangkal virus virus penyakit agar tubuh tidak diserang penyakit. Fungsi lainnya dari protein adalah untuk menghasilkan enzim dan hormon, memperbaiki sel-sel, meningkatkan kekebalan tubuh, dan lain sebagainya seperti menjaga keseimbangan asam basa dan keseimbangan cairan tubuh. Sebagai senyawa penahan atau buffer, protein berperan besar dalam menjaga pH tubuh. Sebagai zat larut dalam cairan tubuh, protein membantu dalam pemeliharaan tekanan osmotik di dalam sekat-sekat rongga tubuh. 
Vitamin memiliki berbagai fungsi yang mengatur metabolisme, mencegah penyakit kronis, dan untuk memelihara nafsu makan, kesehatan mental dan kekebalan tubuh. 
Lemak berfungsi untuk sebagai bahan energi dan menyimpan energi terbanyak dalam tubuh agar kesehatan tubuh terjaga dengan baik. 
Karbohidrat berfungsi untuk sebagai sumber energi, membantu pencernaan, mencegah kerusakan otot, menyusun sel-sel, dan menjaga fungsi otak agar tubuh tetap prima berenergi untuk hidup. Asupan gizi bagi tubuh manusia yang berasal tumbuh tumbuhan mengandung persentase energi yang lebih besar bila dibanding makanan yang berasal dari hewan/ternak karena proses transformasi energi dalam hukum kekekalan energi, bahwa energi dari matahari yang di transfer ke bumi pertama kali dipakai oleh tumbuh tumbuhan sebesar 80-90 persen, lalu hewan/ternak memakan tumbuh tumbuhan itu  sehingga energi yang didapat hewan/ternak tersebut tinggal hanya 60-70 persen saja. 
Dengan mengelola bumi dengan baik, di samping karbohidrat dan vitamin, manusia dapat mengusahakan suatu temuan makanan bergizi yang berasal dari tumbuh tumbuhan (lemak nabati,  protein nabati) agar energi makanan yang diperoleh lebih besar dari makanan yg bersifat hewani, bahkan lebih dari itu dapat menemukan suatu rahasia merubah karbohidrat makanan menjadi protein sebab karbohidrat bersifat menginvert terhadap protein atau sebaliknya protein bersifat menginvert terhadap karbohidrat. Karbohidrat bila diberi garam sedikit saja maka ia akan mengarah ke protein, atau protein bila dibubuhi asam sedikit saja maka ia akan mengarah ke karbohidrat. 
Manusia disarankan mengasup nutrisi makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, tidaklah bagus bila dari hewan/ternak (selain ikan-ikan dan hewan /ternak air) , sebab manusia diizinkan  memakan hewan/ternak sejak setelah air bah karena di bumi tidak ada lagi buah dari tumbuh-tumbuhan untuk dimakan. Dalam sehari manusia butuh gizi makanan sebanyak 2100-2300 kkal yaitu berasal dari karbohidrat sebanyak 400 kkal, dari lemak 500 kkal, dari vitamin 600 kkal, dan dari protein sebanyak 600 kkal ditambah minuman air bermineral. Pola makan yang sehat bukanlah memasukkan makanan serempak ke dalam mulut seperti kebiasaan selama ini nasi + daging ayam + sayur + ikan dimasukkan sekaligus ke dalam mulut, tetapi pola makan yang sehat dan mantap adalah memasukkan nasi (karbohidrat) ke dalam mulut terlebih dahulu lalu di kunyah dan ditelan, kemudian memasukkan daging (lemak) lalu kunyah dan telan, kemudian memasukkan sayur (vitamin) kunyah dan ditelan, kemudian ikan (protein) dimasukkan ke dalam mulut lalu kunyah dan telan, kemudian meminum air putih bermineral, secara bergantian dengan urutan yang jelas tersebut dilakukan saat makan hingga makanan habis termakan karena lapar, makanlah bila sudah lapar, dan berhentilah makan sebelum merasa kenyang benaran. 
Ketika seseorang menerapkan pola makan yang benar dan kuantitas asupan gizi makanan yang secukupnya untuk tubuh, lalu mengkonsumsi Firman, maka dia menyatakan bahwa dia mengutamakan pertumbuhan rohaninya tetapi pertumbuhan dagingnya dicukupi secukupnya saja. 

Manusia hidup bukan dari roti saja tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah (Matius 4:4).




Demikian, semoga bermanfaat.

Bersambung... Ke

Comments

Popular posts from this blog

Visualisasi Bait Suci (Bait Allah) Ke-3 Dan Mesianik Di Jerusalem

MEMBANGUN RUMAH BERSIFAT ROHANI DI LAHAN SEMPIT

Semangat Roh Kenabian Elia Mengkristalisasi Pada Dua Saksi Terakhir