KARAKTER PELAYAN TUHAN(
KARAKTER PELAYAN TUHAN YANG BERBAHAGIA
(Oleh: SR. Pakpahan, SST)
Dari 2 orang yang lahir di tahun yang sama, Sama-sama mengalami era di zaman teknologi yang sama, di kondisi perekonomian yang sama, akan tetapi keduanya menjalani hidup yang sangat berbeda. Apakah kedua orang tersebut memiliki harta yang sama? Tentu tidak, bukan. Apakah kedua orang tersebut memiliki kenangan/pengalaman hidup yang sama? Tentu tidak, bukan. Apakah kedua orang tersebut memiliki kasih yang berlimpah dari orang-orang sekelilingnya dan Kasih yang dari Tuhan? Tentu tidak, bukan. Apakah kedua orang tersebut memiliki kebahagiaan hidup yang sama? Tentu tidak, bukan.
Seseorang dimata dunia, mungkin saja ia nampak hidup lebih bahagia, tetapi sesungguhnya ia hidup di dalam sebuah ilusi karena ia menetapkan konsep dan prinsip yang salah tentang hidup yang berbahagia. Konsep dan prinsip yang salah itulah pada akhirnya akan membawa orang tersebut kepada penyesalan karena ia membangun hidupnya di atas dasar pasir.
Lain halnya dengan orang yang benar dan baik, sebagai anak Tuhan ia membangun hidupnya di atas dasar ajaran Yesus Kristus yaitu ia menerapkan sebuah konsep yang sejatinya mengenai apa itu hidup yang berbahagia. Ia membangun hidupnya di atas dasar batu karang yang teguh yaitu Yesus Kristus.
Lalu bagaimana dengan kita?, Kisah hidup seperti apa yang hendak kita rajut? Hidup yang nampaknya bahagia menurut dunia ini, ternyata hanyalah sebuah ilusi yang berakhir ujungnya pada penyesalan. Ataukah kita ingin hidup bahagia yang Alkitabiah yang menurut ajaran Yesus Kristus? Keputusannya ada pada diri kita sendiri.
Tak cukup dan tak puas-puasnya bahagia untuk dunia ini, tapi ujungnya berakhit pada sebuah kepuasan yang semu. Bila ingin memperoleh kepuasan yang sejati maka hiduplah berbahagia yang dari Tuhan.
Hidup ini adalah kesempatan, hidup ini adalah pilihan, pilihlah yang tepat, jangan salah pilih, pilihlah hidup yang sejatinya hidup berbahagia yang dari Tuhan.
Jika Saudara dan saya berkata: aku, kita ingin mengalami hidup yang berbahagia dan bermakna yang dari Tuhan, maka mari kita lakukan dan membuat keputusan besar sekarang ini, saat ini juga. Untuk itu mari kita mulai dengan datang mendekat pada Tuhan dan mendengar SabdaNya Yesus Kristus. Kita dengar suara Tuhan melalui FirmanNya di kitab Matius 5:3-10 tentang 8 ucapan bahagia di bukit.
Matius 5: 3-10 (TB)
(3) "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
(4) Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
(5) Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
(6) Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
(7) Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
(8) Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
(9) Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
(10). Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Semua orang menginginkan dan mencari kebahagiaan. Mereka rela melakukan apa pun untuk mengejar kebahagiaan dalam hidupnya. Kata "bahagia" bisa diartikan sebagai ungkapan rasa atau ekspresi berupa senyuman atau tawa riang tanpa beban, tak kekurangan suatu apa pun.
Seseorang bisa saja bermimpi untuk mendapatkan hidup yang bahagia dan mengejarnya dengan kerja keras, ia mendapatkan apa yang ia mau, namun ternyata akhirnya hidupnya tidak berbahagia, seperti yang dikatakan Eric Hoffer seorang filsuf Amerika: "The search for happiness is one of the chief sources of unhappiness" yang arti terjemahannya pencarian kebahagiaan adalah salah satu sumber utama dari ketidak-bahagiaan.
Jadi, apa yang salah?, mari kita simak:
Mungkin kita harus jujur mengakui bahwa kita sebenarnya tidak banyak tahu apa itu kebahagiaan. Kita menyamakan kebahagiaan itu dengan memiliki uang yang banyak, harta yang banyak, rumah yang mewah, melakukan hobi yang mendatangkan uang, bisa jalan-jalan traveling dengan mobil mewah, kuliner di restoran mewah, menjadi terkenal dan pujaan di sosial media, juga punya istri simpanan yang aduhai rupanya.
Tanpa sadar dan memang salah bila kita mendefenisikan hidup yang berbahagia, tetapi apakah benar semuanya itu menjadikan kita bahagia dengan semuanya itu?
Mari kita bandingkan dengan Sabda Yesus Kristus yang tertulis di kitab Matius 5:3-10, dan kita akan terkejut ketika Firman Tuhan justru mengatakan hal sebaliknya
Kita harus menyimak dengan benar, Yesus menyebut orang yang hidupnya berbahagia adalah orang-orang yang tidak memiliki apa yang biasanya terpikirkan kita sebagai kebahagiaan, malah bila kita daftarkan satu per satu apa yang Yesus sebutkan sebagai kebahagiaan itu adalah sesuatu yang ingin dihindari oleh dunia ini yaitu: Miskin, Duka-cita, Lemah lembut, Lapar, Murah hati, Suci hati, Membawa damai, dan Dianiaya.
Mungkin di hati kita bertanya, bagaimana mungkin di dunia ini yang hukum rimba berlaku: siapa yang kuat dialah yang dapat berkuasa untuk hidup-bagaimana kita dapat hidup bahagia jika kita miskin, berduka cita, lapar, dan dianiaya. Bagaimana mungkin kita bisa bertahan hidup jika kita lemah lembut, murah hati, suci hati, bahkan membawa damai di tengah tengah dunia yang jahat dan manipulatif ini.
Jika kita berpikir realistis dan bersikap tidak munafik, bagaimana mungkin segala perkataan Yesus tentang hidup berbahagia itu adalah relevan dan konsisten dengan situasi dunia sekarang ini dimana habitat tempat kita hidup di bumi ini, bukan?
Yesus mengajarkan sesuatu yang bukan omong kosong, justru Yesus mengajarkan sebuah kebenaran hakiki, kita sudah masuk di dalam Perjanjian Baru dan zamannya Roh Kudus dimana Tuhan Yesus memperkenalkan "satu lompatan paradigma" atau membuat suatu revolusi pemikiran ke-Tuhan-an yaitu hukum-hukum Kerajaan Allah yang diperbaharui. Sehingga 8 (delapan) ucapan bahagia itu dapat dianggap sebagai Konstitusi baru di Kerajaan Allah menggantikan hukum-hukum sorga yang dikeluarkan di gunung Sinai.
Khotbah di bukit (8 ucapan bahagia) itu adalah manifesto dari Kerajaan Allah bagi setiap orang yang dipenuhi oleh Roh-Nya. Dimana dalam Perjanjian Baru, Yesus mengajarkan suatu hukum yang mengatur hidup orang orang percaya agar bersikap hati yang baik, cerdas karakter untuk menjadi orang orang yang berbahagia, terberkati dalam arti yang sesungguhnya. Kata terberkati disini meliputi sesuatu yang lebih berharga/luhur bila dibanding dengan kata 'bahagia'. Pembentukan karakter seorang Kristen dimulai dari sini dan ini adalah kunci kepada kebahagiaan sejati yang Yesus ajarkan.
Kata 'bahagia' ucapan Yesus yang lebih tepat dimaksudkan ialah kata 'diberkati' karena ini tentang orang orang yang menerima perkenanan Tuhan pada sisi lahiriah dan keselarasan jiwa di dalam hati, ketika mereka menyadari arti kebahagiaan yang sebenarnya. Jadi ini bukanlah tentang miskin atau kaya materi.
Kita harus menerima kebenaran yang dari Firman Tuhan, bukan dari dunia ini yang telah memanipulasi kebenaran.
Kebenaran yang kita gali dan harus kita dapatkan pertama kali adalah mengerti dan memahami apa itu kebahagiaan, apakah bahagia hanyalah sebuah ekspresi ? atau hanyalah sebuah perasaan?
Yesus menyebut bahagia, namun maknanya jauh lebih dalam. Kata bahagia berasal dari bahasa Yunani: Makarios yang artinya keadaan seseorang yang diberkati Tuhan yakni keadaan dimana orang tersebut mengalami sebuah kepuasan ketika ia mampu menikmati segala kepenuhan berkat yang berasal dari Tuhan. Makarios = Bahagia yang sejati datangnya dari Tuhan.
Masalahnya sekarang adalah dunia yang jahat sedang mengalihkan kita dari Makarios itu, dunia sedang mengelabui kebenaran yang sesungguhnya, roh jahat dan roh dunia berusaha mengalihkan kita dari kepenuhan berkat yang dari Tuhan kepada sebuah kebahagiaan yang tidak lengkap dan tidak sempurna, yang kita pikir bisa itu kita dapatkan dari hal-hal dunia ini. Ketika kita mencari kebahagiaan duniawi malah itulah penyebab utama kita menjadi tidak bahagia.
Maka benarlah apa yang dimaksudkan oleh Yesus Kristus yaitu kejarlah Makarios, carilah Makarios, kejarlah kebahagiaan yang sejati yang dari Tuhan karena Yesus mengajarkan istilah-istilah yang kontras dan berlawanan dengan apa yang dunia ajarkan sehingga Yesus menolong kita untuk menemukan hidup yang berbahagia yang mengalami kepenuhan berkat yang dari Tuhan dalam hidup kita.
Jika kita sudah mendapatkan hidup yang berbahagia yang dari Tuhan, maka gaya hidup kita adalah sepenuhnya menyerahkan hidup kita kepada Tuhan, selalu bersyukur kepada Tuhan dalam kondisi apapun, dan menjalani hidup dengan kerendahan hati di dalam Kristus Yesus. Selanjutnya kita akan mengalami dimana orang lain akan tetap menjalin hubungan yang baik dengan kita dan diantara mereka tidak mustahil akan ada yang mengucapkan terima kasih atas kebaikan yang telah kita beri kepada mereka, maupun atas pengajaran-pengajaran hidup yang telah kita ajarkan kepada mereka . Dengan melihat gaya hidup kita yang berbeda yang bergaya DPP (Doa, Pujian, dan Penyembahan), orang lain akan tertarik dan mau menyerahkan hidupnya kepada Yesus Kristus, hidupnya menghidupi ajaran Yesus. Bila datang pergumulan maka kita berusaha dapat menemukan cara terbaik untuk hidup dalam kondisi itu, kita hidup untuk menghidupi ajaran Kristus setiap hari. Tetap mencintai keluarga inti, mencintai istri/suami, dan menyanyangi anak. Hidup displin dan saling menghargai antar sesama, memperlakukan orang lain seperti diri sendiri. Semua hal hal dalam hidup kita pelajari dan menyelaraskannya sesuai dengan Firman Tuhan. Dengan demikian, semua orang di sekeliling kita akan tetap mengasihi dan menghormati kita dengan tulus sampai kapan pun, dan kita akan memperoleh pengakuan dari Tuhan di Sorga bahwa kita adalah orang orang yang benar benar berbahagia yang dari Tuhan, bahkan akan diberi lebih lagi kebahagian lebih dari apa yang berhak kita dapatkan.
Makarios....
Selamat menjalani hidup berbahagia.
Comments
Post a Comment