PARADIGMA PERTOBATAN (Bagian 3)
PARADIGMA PERTOBATAN (Bagian 3)
(Oleh: SR. Pakpahan, SST)
2. Pertobatan Setelah dibaptis (Kembali kepada Kristus)
Seseorang yang telah bertobat dan mengikuti Kristus, lalu berbuat dosa lagi atau murtad maka ia telah membelakangi Tuhan, oleh karena adanya kecenderungan manusia berbuat dosa, maka ia harus berbalik dan kembali kepada Kristus.
Pertobatan dan kembali kepada Kristus, kelahiran kembali dalam pembaptisan... membuat kita kudus dan tak bercacat di hadapan Allah.
Efesus 1 : 4 Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.
Pertobatan pertama kita kembali kepada Kristus dan pertobatan yang terus menerus membuat diri kita semakin suci dan tak bernoda hingga hari datangnya kembali Tuhan Yesus Kristus yang ke-2 kali di bumi.
Namun kehidupan baru yang diterima dalam konteks Kekristenan tidak bisa menghilangkan kerapuhan dan kelemahan kodrat manusiawi, dan juga tidak bisa menghilangkan kecendedungan berdosa manusia yang dinamakan concupiscentia, oleh karena itu kita perlu berjuang terus menerus kembali kepada kekudusan dan kehidupan abadi kemana Tuhan membawa kita dengan cara pertobatan kedua (kembali kepada Kristus).
Pertobatan dan kembali kepada Kristus adalah tugas kita yang harus terus menerus kita lakukan dengan menjalankan pertobatan dan pembaharuan hidup dengan berlandaskan Firman Tuhan yang tertulis di kitab 2 Korintus 5 : 20 Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.
Langkah-langkah Pertobatan.
Dari sejak dahulu hingga kini seruan Yesus mengarahkan manusia kepada pertobatan dan penyesalan, bukan tampak pertama tama dari karya yang kelihatan, melainkan adalah dari pertobatan hati atau pertobatan batin. Tetapi pertobatan batin mendesak agar ada pernyataan sikap ini dalam tanda tanda lahiriah yang kelihatan dalam aktivitas/kegiatan dan karya pertobatan. Sebagai contohnya: pernyataan pertobatan terhadap diri sendiri, terhadap Allah, dan terhadap sesama (mengaku dosa kepada saudara seiman dalam Yesus Kristus) adalah dengan melakukan puasa, berdoa, dan memberi sedekah.
Dalam kehidupan sehari hari, pertobatan dilakukan melalui perbuatan nyata berupa betdamai, memberi bantuan, berbagi dengan orang miskin, melaksanakan dan membela keadilan, dan mengakui kesalahan diri sendiri, teguran persaudaraan, pemeriksaan cara hidup sendiri, pemeriksaan batin, bimbingan rohani, penerimaan sengsara, dan ketabahan dalam hambatan/rintangan demi keadilan. Setiap hari memikul salibnya sendiri, dan mengikuti Kristus adalah jalan yang paling aman untuk pertobatan.
3 (Tiga) Langkah Pertobatan
1. Mengaku salah, ini untuk mendeteksi di dalam hati ada penyesalan.
2. Memohon ampun, ini untuk mendeteksi di mulut ada pengakuan.
3. Memperbaiki diri, ini untuk mendeteksi di dalam tindakan ada kerendahan hati yang sangat mendalam.
Kunci pertobatan adalah mengaku salah, berani mengaku salah ini harus dilatih pada diri yang mau mengaku salah baik kepada sesama maupun kepada Tuhan bila mungkin sengaja atau tidak sengaja telah berbuat salah dan dosa.
Penyesalan adalah ungkapan kesedihan jiwa dan kejijikan terhadap dosa atas apa yang telah dilakukan, dan niat untuk tidak berbuat dosa lagi.
Jenis penyesalan itu ada yang penyesalan sempurna, dan ada yang penyesalan tidak sempurna. Penyesalan sempurna adalah sesal karena cinta, yaitu penyesalan yang berasal dari adanya cinta/kasih kepada Allah melebihi segala sesuatu (contritio), penyesalan sempurna ini langsung mendapatkan pengampunan dosa bila pelakunya sudah berniat mengakui dosanya, dan Allah cepat sekali memberi pengampunan.
Penyesalan tidak sempurna adalah penyesalan karena rasa takut, yaitu renungan mengenai kejijikan dosa, atau rasa takut akan menerima hukuman akibat dosa seperti masuk neraka. Penyesalan tidak sempurna ini belum mendapatkan pengampunan dosa, tetapi ia menciptakan kondisi ke arah itu.
Silih
Silih artinya bersedia mengganti rugi kepada orang lain yang telah merugi akibat dari dosa yang dilakukan oleh pelaku silih tersebut. Misalnya mengembalikan barang yang dicuri, memperbaiki nama baik orang yang difitnah, memberi silih atas penghinaan.
Absolusi menghapus dosa, namun tidak mengatasi semua ketidak-adilan yang disebabkan oleh dosa, tetapi ketidak adilan tersebut harus dipulihkan yaitu setelah pendosa mengangkat dirinya dari dosa, ia masih harus mendapat pengobatan rohani yang intens, ia harus "membuat silih" karena dosa dosanya, memperbaiki kesalahannya atas suatu cara yang cocok.
Allah mengetahui segala sesuatu tentang diri kita, meski kita orang berdosa namun Tuhan tetap menunjukkan KasihNya seperti seorang bapa yang berbelas kasih kepada anak bungsunya yang terhilang dan telah kembali, terlebih dari itu Bapa Sorgawi memberi kasihNya yang besar kepada kita agar kita beroleh selamat bila kita kembali ke jalan yang benar dan lurus di jalan terang Sorga.
Lukas 15 : 20 Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
Bersambung... Ke Bagian 4
Comments
Post a Comment