PARADIGMA PERTOBATAN (Bagian 2)

 PARADIGMA PERTOBATAN (Bagian 2

(Oleh: SR. Pakpahan, SST) 


Mana yang lebih duluan: percaya dulu baru dibaptis, atau dibaptis dulu baru percaya?. Percaya dan dibaptis harus bersama samaan seperti keping emas 2 sisi, di satu sisi percaya dan di sisi lainnya dibaptis berjalan bersama samaan pada satu arah menuju keselamatan hidup. 

Orang yang jatuh dalam dosa, maka ia harus cepat cepat bertobat dari kejahatannya dan menyesali perbuatannya itu dalam duka oleh karena pertobatan. Bertobat dan penyesalan harus bersama samaan seperti keping besi 2 sisi, di satu sisi bertobat dan di sisi lainnya penyesalan dilakukan bersamaan/serempak.

Orang yang bertobat sebelum dibaptis berbeda dengan orang yang bertobat sesudah dibaptis dalam hal tingkat kepercayaannya. Orang yang bertobat sebelum dibaptis, ia belum atau tidak percaya pada Yesus Kristus dan pada berita tentang Injil keselamatan. Sedangkan orang yang bertobat setelah dibaptis, ia sudah punya kepercayaan percaya pada Yesus Kristus dan pada InjilNya, tapi karena suatu godaan ia melakukan dosa atau berbuat kejahatan sehingga ia mengalami hal hal buruk dalam hidupnya, oleh karena itu ia menyesali perbuatannya itu dan mengambil jalan pertobatan agar ia kembali ke jalan yang benar dan memperoleh suatu arti atau nilai kebahagiaan hidupnya. 

Bertobat harus dilakukan siapa pun tanpa pandang status, dilakukan di mana pun dan kapan pun. Bertobat harus dilakukan setiap hari, setiap jam, setiap menit, bahkan disetiap kita menghirup nafas kehidupan. Bertobat bukan hanya bagi orang orang yang berbuat jahat, tapi juga bertobat harus dilakukan orang orang baik yang melakukan hal hal baik yang berguna juga perlu bertobat setiap hari, setiap jam, bahkan setiap saat harus merubah pola pikirnya bagaimana agar supaya apa yang dilakukannya itu dan hasilnya itu dapat menjadi suatu perbuatan dan hasil yang lebih baik dan lebih berkualitas dari sebelumnya dan yang lebih dikenan Sorga Allah. Sehingga buah pertobatan itu disamping turut mengikuti jalan keselamatan, juga akan menghasilkan hidup dan kehidupan yang lebih berkualitas. 

Alangkah ironisnya hidup jika pertobatan sering dilakukan hanya oleh orang orang baik saja, sedangkan orang jahat tidak mau bertobat, maka akan semakin kontras dan jelas terlihat perbedaan pribadi/karakter orang baik dan orang jahat, dan tepatlah seperti dikatakan firman Tuhan yaitu di akhir zaman biarlah orang jahat akan semakin jahat dan orang baik akan semakin baik. 
 

Pada waktu  Yohanes Pembaptis tampil di padang gurun Yudea dan memberitakan: 
"Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!" Maka datanglah kepadanya penduduk dari Yerusalem, dari seluruh Yudea dan dari seluruh daerah sekitar Yordan, mereka mengaku dosa dan dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan. Kemudian datanglah Yesus Kristus untuk dibaptis oleh Yohanes juga untuk menggenapi kehendak Allah. 
Yesus Kristus saja yang adalah Anak Allah Maha Tinggi yang tidak berdosa Ia mau bertobat dan dibaptis, masak orang orang jahat kebanyakan dari mereka tidak mau bertobat? 
Dengan pertobatan dan dibaptis Yohanes, Yesus menghasilkan buah-buah sesuai dengan pertobatanNya, terlihat dari buah pelayananNya yang lebih baik dan lebih berkualitas dari pelayananNya sebelumnya, sehingga lebih banyak jiwa jiwa yang memperoleh keselamatan, kembali mereka lebih mengenal Allah dan kebenaran FirmanNya.  Kehidupan pribadi Yesus selanjutnya seiring waktu berjalan Ia kualitas diriNya dan pelayananNya semakin berkualitas dan terkendali oleh Roh Kudus Allah. Ia jelas jelas dikendalikan dan dipimpin oleh Roh Kudus ke padang gurun untuk dicobai iblis namun Ia menang atas godaan si jahat, Ia berpuasa selama 40 hari ia menang menahan lapar dan haus, sehingga Ia banyak menyelesaikan segala pergumulan hidup orang banyak, banyak jiwa jiwa diselamatkanNya. Terlebih lebih lagi setelah porsi Roh Tuhan Allah ada padaNya lebih maksimal Ia lebih berkuasa atas kuasa kuasa alam, bahkan sampai Ia dapat membangkitkan orang orang mati menjadi hidup lagi. Bahkan terlebih lagi setelah Ia bangkit dari kematian, Ia dapat terangkat terbang ke Sorga Tahta Allah di tempat maha tinggi. Yesus Kristus semasa hidupnya di bumi bahkan sekali pun Ia telah berada di Sorga selalu menyerukan pertobatan bagi semua orang, seruanNya ini sesuai dengan visi-misiNya Allah tentang keselamatan umat manusia dan dunia yang akan segera berakhir zaman Akhir ini. 

Pertobatan itu seperti seseorang yang telah selesai makan beberapa ekor ikan bakar, sehingga nampaklah tulang belulang ikan tersebut. Ikan menyimbolkan ketidak taatan seperti Nabi Yunus yang tidak taat pada Firman Tuhan sehingga ia dimasukkan ke dalam perut ikan paus. Perkumpulan Eklesia Yesus dan murid muridnya membayar pajak dengan uang 2 dinar dari mulut ikan Seseorang yang tidak taat kelak ia akan terkutuk menjadi seperti ikan, bila secara rohani dirinya atau tubuhnya akan menjadi uang sebagai mamon alat pertukaran di muka bumi, nah mari bertobatlah, zaman ajhir sedang dan akan berakhir, kerajaan Allah sudah dekat, persiapkan diri dengan perlengkapan Rohani Sorgawi, ambil langkah dan sikap seturut visi dan misi penyelamatan Allah. Jika telah bertobat lalu upayakan diri seiring waktu berjalan akan semakin berkualitas dan semakin berkenan Sorga Allah, semakin sempurna menyerupai gambar dan rupa Kristus Yesus baik dalam karakterNya maupun dalam karya karya pelayananNya. Bila perlu kita dapat lebih hebat dari apa yang telah dilakukan Yesus Kristus oleh karena penyertaan Roh Kudus Allah dalam diri kita agar tergenapilah bahwa karya karya Roh Kudus lebih hebat dari karya karya Yesus Kristus. 
Pengendalian kualitas hidup Kekristenan kita dapat memakai diagram pola tulang ikan, pelajarilah diagaram tulang ikan pada Quality Control of Life bagaimana agar supaya kualitas diri dapat lebih meningkat.  QC of Life Inilah ukuran bagi kita secara cermat, rapi dan terstruktur rohani untuk menciptakan hidup dan kehidupan yang lebih berkualitas, dapat meminimalisir kesalahan yang telah kita perbuat, mau rela berduka oleh karena pertobatan, menguji diri secara teratur dan akurat apakah diri sudah hidup menurut Roh,  tidak menjauhkan diri dari ibadah, hjdup tidak bercacat dan bercela sebab tolok ukur masa depan adalah hidup yang sempurna. 
Pengendalian yang kita lakukan sangat berguna untuk memberikan standar hasil pelayanan kita adalah kualitas, bukan kuantitas. Sehingga kriteria 144000 orang orang Kudus para mempelai wanita Anak Domba Allah layak didaulat kita salah satu orang yang memenuhinya sebagai umat pilihan Allah tingkat akhir. Tapi itu semua tergantung pada bobot urapan Roh Kudus yang kita terima dari Tuhan Allah sebagai fasilitas pelayanan yang kita pakai meski kita merasa tidak atau dalam penyertaan Yesus Kristus Tuhan sekali pun,  Namun Tuhan Yesus Kristus sendiri akan tetap menyertai kita sampai kesudahan akhir zaman bila kita turut menyerukan pertobatan dan mengambil bagian dalam melaksanakan Amanah AgungNya itu yang tertulis di kitab Matius 28: 19-20.


Bersambung... Ke Bagian 3
  





Comments

Popular posts from this blog

LAPORAN MISSIONTRIP (PERJALANAN MISI)

LAPORAN MISSION TRIPGEREJA BICC PEKANBARU, KOM-300 KELOMPOK-4

MASA (WAKTU) BAGI BANGSA SRAEL YANG DIBERIKAN OLEH TUHAN