Paradigma Pertobatan
PARADIGMA PERTOBATAN (Bagian 1)
(Oleh: SR. Pakpahan, SST)
Hukum-hukum Sorga adalah tentu termasuk sebagai Firman Tuhan, tapi Firman Tuhan belum tentu sebagai hukum Sorga. Seperti Nats Firman Tuhan berikut ini:
Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah, dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia, dan tanpa DIa tidak ada satupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. (Yoh 1: 1-5) .
Hal apa pun yang telah ada diperbuat oleh Allah, kita manusia sudah sepatutnya meniru perbuatannya, sebab kita manusia adalah sama (segambar dan serupa) dengan Allah baik dalam isi karakterNya maupun karya-karya ciptaNya Allah.
Maka Nats Firman Tuhan (Yoh 1: 1-5) di atas dapat ditiru dibuatkan analoginya untuk menjelaskan adanya hukum-hukum Alam dan juga hukum-hukum Moral yang mengikuti beriringan sejalan dan saling mendukung kebenatan adanya hukum-hukum Sorga Allah di atas. Ketiga hukum-hukum tersebut yakni hukum Sorga, hukum alam, dan hukum moral lah yang mengatur kehidupan semua mahluk di semua tempat/wilayah di muka bumi, sebagai berikut :
Sebagai hukum-hukum alam seperti:
Pada mulanya adalah 'Ritme", Ritme itu bersama sama dengan alam, dan 'Ritme itu adalah alam, ia ('Ritme') pada mulanya bersama-sama dengan alam.
Inilah 'Ritme' alam semesta yang menghasilkan/mengeluarkan hasil segala sesuatu di alam habitat mahluk bumi, tanpa 'Ritme' alam tidak akan ada suatu pun yang telah memberi hasil sesuai karakter masing-masing (tumbuh-tumbuhan tidak akan berbunga dan berbuah, hewan-hewan tidak akan berkembang biak, dan manusia tidak akan punya akal budi, sebab 'Ritme' alam itu adalah 'Otak' nya alam semesta. Tambahan lagi seperti di bumi sesuatu yang tidak mengeluarkan hasilnya seperti air tidak akan mengalir dari pegunungan turun ke bukit, lembah, daratan tinggi ke daratan rendah hingga sampai ke delta dan berakhir di lautan. Tidak sampai di situ saja, bahkan air laut tidak akan dapat menguap kembali naik ke langit.
Semua fenomena alam yang telah ada dapat kita lihat dan alami oleh karena semua itu digerakkan oleh 'otak' nya alam semesta yang memberi komando/perintah bagi elemen penggerak alam di semestanya.
Hukum berikutnya sebagai hukum Moral seperti:
Pada mulanya adalah Paradigma, Paradigma itu bersama-sama dengan pikiran, dan paradigma itu adalah pikiran. ia (paradigma) pada mulanya bersama-sama dengan pikiran.
Jadi ada tiga hal hukum yang terpenting dan terutama bagi kehidupan semua mahluk di bumi tanpa kecuali, yaitu hukum Sorga Allah, hukum Alam, dan hukum Moral. Apapun bunyi/dalil/hypotesa suatu hukum Sorga, atau hukum alam, atau hukum moral, ketiganya harus saling mendukung, Ketiga hukum-hukum ini saling mendukung satu sama lainnya, yang satu tidak dapat dikecualikan dari hukum lainnya, ketiganya harus berjalan berbarengan saling beriringan dalam hubungan positp (searah) dengan maksud bila satu hukum mengikat/menaik maka hukum yang lainnya juga harus mengikat/menaik, demikian sebaliknya. Ketiganya hukum tersebut harus saling berbanding lurus (positip).
Awal dari segala sesuatu yang baik itu dimulai dari Sorga, dimulai dari yang paling atas. Kehidupan di bumi di awal penciptaan dimulai dengan Sorga ada di bumi, dasar/awal kita untuk dapat menikmati apa yang telah kita bentuk atau kreasikan sesuatu pun harus dimulai dari bagian paling atas, contohnya seperti menciptakan lagu yang komposisi nada nada vokalnya terbentuk dari kreasi NPL dimana gugusan nada pertamanya yang paling berkenan dimulai pada bagian nada ungu bass ( gugusan nada paling teratas). Mudah untuk cara menciptakan lagu, kunjungi dan lihat di website pmd tao spirit di link ini https://pmdsesawiak.com/single%20pos%20lagu%20pmd.html
Secara individu, setiap manusia punya hubungan vertikal dengan Tuhan di Sorga dan juga hubungan horizontal dengan sesama di bumi. Bagi ndividual manusia diberi Allah satu kebebasan 'free will' di dalam Kerajaan Sorga, bila 'free will' ini tidak dijaga atau disalah gunakan karena suatu alasan atau adanya godaan sehingga manusia itu jatuh dalam dosa, maka manusia itu dikatakan berdosa.
Berdosa berarti telah melakukan suatu kejahatan sehingga merugikan orang lain dan membuat sakit hati Tuhan. Dampak dosa akan membuat pelakunya tercampakkan keluar dari Kerajaan Sorga, jauh dari hubungan Allah, dan lambat laun akan membuat hidupnya tidak bahagia dan membuat bumi menjadi gelap dan rusak benar.
Oleh karena itu orang yang berdosa harus bertobat, istilah bertobat dapat kita baca dalam kitab Markus 1:4 dan atau Markus 1:14, demikian:
Markus 1 : 4
demikianlah Yohanes Pembaptis tampil di padang gurun dan menyerukan: "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu."
Markus 1:14-15 (TB) Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah,
kata-Nya: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"
Secara harfiah, kata bertobat (metanoia) berarti berbalik arah dengan seutuhnya.
Ada 2 (dua) macam jenis pertobatan, yaitu:
1. Pertobatan pertama, pertobatan yang dilakukan/terjadi sebelum pembaptisan.
2. Pertobatan kedua, pertobatan yang dilakukan/terjadi setelah pembaptisan.
sebagaimana di dunia ini ada 2 macam air yaitu air dan air mata, begitu juga bagi pertobatan ada 2 jenis air yaitu air pembaptisan dan air mata pertobatan. Kebahagiaan hidup dapat diperoleh oleh orang orang yang berduka karena pertobatan, berduka karena pertobatan inilah kunci kunci pembuka datangnya kebahagiaan, bahkan pondasi atau dasar kebahagiaan hidup itu adalah yang merasa miskin dihadapan Allah, Matius 5 : 3
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Kita harus rela berduka karena pertobatan, sebab itulah kunci kunci pembuka datangnya kebahagiaan hidup, baik karena pertobatan sebelum menerima Kristus maupun setelah menerima Kristus atau kembali lagi menerima Kristus setelah sebelumnya murtad.
Pertobatan pertama (menerima Kristus) :
Pertobatan pertama adalah dibaptis lalu menerima Kristus, atau pun menerima Kristus lalu dibaptis, berbalik arah dari keadaan arah hidup sebelumnya untuk menuju ke pada Kristus sehingga menerima Kristus sebagai juru selamat pribadinya.
Pertobatan pertama (berbalik arah) ini sesungguhnya adalah berbalik arah dengan seutuhnya yang menyangkut dimensi batiniah (rohani) dan lahiriah (daging) sehingga muncullah perubahan sikap hati dan pikiran (paradigma) pelakunya, lalu disertai perubahan perilaku (perubahan attitude/karakter dan spiritual) nya.
Pada hari Pentakosta sejak turunnya Roh Kudus pertama kali di Yerusalem, para murid/rasul terutama Petrus telah mewartakan pertobatan setelah sebelumnya dari sejak zaman Yohannes pembaptis dan Yesus Kristus telah diwartakan tentang pertobatan.
Warta mengenai pertobatan mendapat tempat prioritas sebagai yang utama dan yang sering pertama kali diucapkan. Maka kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang mendahului Yohannes pembaptis, datang untuk menyampaikan berita mengenai pertobatan, maka para rasul juga menyampaikan berita mengenai pertobatan, Kisah Para Rasul 2 : 38
Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.
Dan giliran berikutnya maka kita (Kristen) sebagai menggenapi Amanah Agung Yesus Kristus juga harus menyampaikan berita tentang pertobatan mulai dari 'Yerusalem' hingga ke 'ujung bumi' Matius 28:19-20 (TB) Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Yesus Kristus sudah dan akan lagi mencari orang orang pendosa dan menebus dosa dosa mereka, maka mari kita berseru: "Bertobatlah supaya dosa-dosamu diampuni".
Dengan memberi diri dibaptis mau sukarela dibaptis tujuannya supaya kita mendapat pengampunan dosa dari Tuhan, inilah pertobatan.
Dengan demikian jelaslah adanya hubungan antara pembaptisan dan pertobatan, siapa pun yang berdosa lalu dibaptis maka orang itu akan mendapat pengampunan dosa.
Menerima Kristus itu artinya pertobatan yang pertama, pertobatan ini punya landasan yang kuat dalam Firman Tuhan yang tertulis dalam kitab Kisah Para Rasul 2 : 38
Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.
Setelah dosa kita diampuni melalui pembaptisan, maka kita akan mendapat hidup baru karena dosa dosa kita telah diampuni oleh Tuhan. Roma 6:3-4 (TB) Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
Maka ada kait mengait antara: baptisan - pertobatan - dosa diampuni ---- hidup baru.
Berdasarkan Firman Tuhan dan doktrin Gereja, Yesus Kristus menyerukan supaya bertobat... , seruan ini ditujukan pertama tama kepada mereka yang belum mengenal Kristus dan InjilNya supaya mereka dapat mengenal Sang Kristus, menerima Sang Kristus melalui baptisan dan pertobatan, sehingga mereka mendapat hidup yang baru karena semua dosa dosa mereka sudah diampuni.
Jadi sebenarnya pertobatan pertama itu adalah pembaptisan, orang orang yang belum mengenal Sang Kristus lalu dibaptis, maka semua dosanya akan diampuni, bahkan 'dosa asal' pun akan dihapuskan.
Pertobatan adalah satu hal yang sangat penting untuk dilakukan, bahkan pertobatan untuk bayi sekali pun penting dilakukan dengan pertolongan orang tuanya membawa bayi tersebut kepada Kristus. Bayi yang terkena dosa asal (jauh dari Tuhan), akan dihapuskan dosa asal tersebut dengan cara melalui baptisan (bayi dibawa oleh orang tuanya untuk diberi dibaptis) dan dibawa kepada Tuhan Yesus Kristus, sebab hal ini diberlakukan dengan landasan Firman Tuhan yang kuat tertulis di kitab Lukas 18 : 16
Tetapi Yesus memanggil mereka dan berkata: "Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.
Bersambung... Ke Bagian 2
...
Comments
Post a Comment